|| 31 || Seth

16.5K 2.2K 107
                                    


Happy Reading, oit!
Tandai kalo ada typo ygy

Masih ada adegan kekerasan!

•••

"Eum, halo adik-adikku."

Seth Zy Ganendra.
Pria tampan berperawakan tinggi semampai, berahang tegas, dan bermata tajam. Wajahnya adalah jiplakan sang daddy, Adagio. Atau bahkan itu adalah versi mudanya?

Orang-orang menjulukinya 'iblis bermulut manis'. Itu karena tutur kata Seth selalu menggoda, manis, penuh rayuan, dan begitu memelas. Namun kata iblis tak lupa tersemat karena pria itu tak lebih dari seorang psikopat haus darah, yang akan membantai habis mangsanya tanpa belas kasih.

Siapapun yang sudah terperangkap oleh rayuan katanya, maka akan terjebak dan tidak akan tahu apa yang selanjutnya terjadi.

"Amarahmu benar-benar meledak, Re? Bentakan mu bahkan terdengar hingga luar ruangan." Seth menatap Glenn dengan senyuman.

Glenn menelan ludahnya kelu. "Kapan kakak pulang?"

"Eum? Baru saja sampai, kok." Seth memutar kapak di genggamannya itu seperti mainan. "Untuk menghabisi mangsa yang lezat." lidahnya menjilat bibir dengan sensual.

Theo memutar bola matanya. "Kamu seperti pria yang terangsang sekarang," cibirnya. "Lagi pula, Lio meminta agar dia yang membunuh mangsa itu. Jadi jangan macam-macam," peringat nya.

Seth memasang ekspresi cemberut. "Ayah? Hum, tidak menyenangkan," rengutnya. "Ah!" Tiba-tiba wajahnya kembali berseri.

Putra sulung Adagio itu segera mengambil ponselnya. Mengutak-atik nya sebentar sebelum menempelkan nya ke telinga.

Tut

"Ya? Ada apa, Seth? Tidak biasanya kamu menghubungi Ayah."

Seth tersenyum lebar.

"Ayah~ boleh aku yang menghabisi mereka?"

"Hum? Siapa?"

"Tiga tikus yang sudah berani melukai little Na kita, Ayaah."

Sementara tiga tikus yang dimaksud sudah sekarat di belakang Glenn, Asher, dan Xavier.

"Kamu sudah pulang? Baiklah, tidak masalah."

Senyum Seth semakin lebar.

"Terima kasih~ setidaknya tidak sia-sia aku membawa kapak kesayangan milikku ke sini."

"Kamu gila seperti biasa."

"Terima kasih pujiannya, Ayah! Bye bye~"

"Ya."

Tut

Seth menoleh menatap Theo dengan mata berbinar. "Kata ayah, boleh!" lapor nya.

Theo memijit pelipis. "Astaga. Ya, terserah mu saja," ucapnya seraya mengibaskan tangan.

Seth tertawa kecil. Ia beralih menatap ketiga adik sepupunya. "Nah, boleh serahkan mereka padaku, hum?"

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraOù les histoires vivent. Découvrez maintenant