|| 35 || Hate Him

16.6K 2.1K 95
                                    


NAH!

Pacar aku jadi banyak :((
Double up buat cwk-cwk ku yang gemesin dan lucu.
Setia banget kalian nunggu aku sampe lumutan gitu.
Makasih ayang :3

HAPPY READING!

•••

"Makan yang banyak."

Adelio menyuapi putra bungsunya itu dengan telaten. Naresh juga bersikap manis dengan menurut ketika disuruh makan dan minum obat, tidak rewel dan tidak merengek.

Sebelumnya, pipi Naresh sudah mulai chubby, namun karena koma, pipinya kembali kurus. Adelio jadi sedih melihatnya.

"...udah, Ayah. Kenyang," ucap Naresh seraya mendorong sendok berisi bubur di hadapannya itu. Adelio mengangguk mengerti, tidak apa-apa makanannya masih tersisa, yang penting si bungsu sudah makan banyak.

"Minum dulu." Adelio menyodorkan segelas air, dan diterima baik oleh Naresh.

"Dadanya sakit tidak? Sesak?" tanya Adelio.

Naresh menggeleng pelan. "Nggak sakit. Kan, ada pake ini." Naresh menunjuk hidungnya yang terpasang nasal cannula. Adelio terkekeh.

Ngomong-ngomong, Naresh sudah dipindahkan ke kamar inap VVIP di Rumah Sakit Ganendra sehari yang lalu. Sang Dokter berkata jika kondisi Naresh sudah cukup stabil, dan luka tusukkannya juga mulai mengering. Hanya saja masih harus di rawat, karena Dokter masih memantau kondisi jantung Naresh. Naresh masih memakai nasal cannula karena anak itu masih kesulitan ketika bernapas.

"Tunggu sebentar untuk meminum obat, oke?"

Naresh mengangguk lucu. "Ayah," panggil Naresh.

"Hum?"

"Sini sini--" Naresh menggeser tubuhnya kemudian menepuk tempat kosong di sampingnya itu. "Tidur sama Naresh, di sini!"

Adelio terkekeh gemas. Pria itu menurut saja dan segera membaringkan tubuhnya di samping sang putra.

"Jangan terlalu banyak bergerak dulu, lukamu belum kering sepenuhnya," tegur Adelio kala melihat Naresh terus menggeliat mencari posisi nyaman.

Naresh cengengesan. "Udah nggak sakit kok, Ayaaah~"

"Kemari." Adelio membawa Naresh ke dalam pelukannya, mengusap sayang tengkuk dingin itu. "Hangat, kan?"

Naresh mengangguk senang, dan balas memeluk Adelio erat. "Pelukan Ayah selalu hangat, Naresh suka," gumamnya.

Adelio menepuk punggung Naresh teratur. "Dilarang tidur, 5 menit lagi minum obat."

Naresh merengek. "Ayaaah, berhenti puk puk kalo gitu, Naresh jadi ngantuk!"

"Bayi Ayah!"

"Naresh bukan bayi!"

"Buntalan imut bernyawa."

"Ayah!"

_____

Sementara itu juga, Glenn terus melarang Seth untuk menemui Naresh. Seth tentu marah dan tidak terima, ia hanya ingin melihat keadaan adiknya itu. Kenapa tidak boleh?

EXTRA REVENGE; Naresh Al.El GanendraWhere stories live. Discover now