3. januar alergi yesi

146 16 2
                                    

Yesi dan teman-teman kini telah selesai makan. Sambil menunggu makanan tercerna di usus, mereka ngobrol-ngobrol terlebih dahulu.

Reno tampak kembali dari kasir sambil membawa nota dan uang kembalian. Seperti biasa, jika makan bareng, pasti Reno yang bertugas di bagian hitung menghitung.

"Nih."

Reno menyodorkan uang kembalian diatas meja.

"Uangmu tadi dua puluh ribu ya, Sein? Berarti kamu kembali... lima ribu, nih."

Husein meraih uang bergambar Dr. K.H. Idham Chalid dari tangan Reno.

"Kamu ke sanggar gak mandi berarti, Yes?" basa-basi Husein.

"Enggak."

"Ngembon-mboni kancamu no? (Bikin bau temenmu dong?)" kekeh cowok bermata elang itu.

"Sori loh, keringetku wangi. Iya kan, Janu?"

Januar sedari tadi hanya sibuk dengan ponselnya. Entah sibuk atau pura-pura sibuk agar tidak canggung.

"Lah ngopo takon Janu?" kekeh Reno.

"Ket cilik kan bareng aku terus." Yesi beralih ke Januar. "Kamu tu kok ngilang kenapa e, Jan? Aku nyariin kamu kemana-mana lho."

Mendengar celetukan Yesi barusan, Reno dan yang lain tertawa ngakak.

"Emang aku ngilang?"

"Palingan Janu males ndelok rupamu Yes, makane pindah. Hahaha. (Palingan Janu males liat mukamu, Yes. Makanya pindah)."

"Nek gak Janu alergi cedak koe Yes. (Kalo enggak, Janu alergi deket kamu Yes)." timpal Reno.

"Wo pantesan mau Janu nggaruk tangane, mesti gatel-gatel tok ceraki. Hahahaha. (Oh pantesan tadi Janu garukin tangannya, pasti gatel-gatel kamu deketin)." Ceri ikut-ikutan.

"Lambene!"

*****

"Udah Yes, pake ini aja."

Husein memberikan uang Rp5.000 ke tukang parkir. Tukang parkir memberikan kembalian Rp1.000.

"Nuwun ya, Sein."

"Yaudah aku duluan."

"Iya, ati-ati."

Yesi menghampiri Januar yang bersiap memundurkan motor.

"Janu.. minta nomer WA mu dums."

Januar tampak malas meladeni gadis berkuncir kuda itu.

"Gak pake WA." jawabnya ketus.

"Yowes, Telegram?"

"Gak pake."

"Line?"

"Gak."

"SMS?"

"Hp ku gak ada nomernya."

"Kok iso?"

"Yo iso lah."

"Lha terus punya hp gunane nggo opo?"

"Nge-game."

Ceri yang mendengar percakapan mereka ingin tertawa sekaligus kasihan pada teman sebangkunya itu.

JogjalovartaWhere stories live. Discover now