18. lovestagram kali code

70 12 1
                                    

Jam 11 malam, Yesi baru pulang dari kegiatan karang taruna. Itupun ia tidak langsung tidur, tapi buka-buka Instagram dulu.

Ternyata Januar memposting story, gambar pemandangan langit sore yang di bagian bawahnya ada objek jembatan, sungai, dan rel kereta.

Yesi tahu tempat itu. Itu sebelah timur Stasiun Yogyakarta, tepatnya di tepian Kali Code.

Di situ ada angkringan yang memang sering digunakan anak muda untuk menikmati senja di tengah kota. Jadi Janu tadi sore ke sini to..

Setelah membuka story Januar, story dari akun berikutnya membuat Yesi mengernyitkan dahi. Loh, sama?

Mbak Shara juga memposting pemandangan yang sama dengan milik Januar tadi, meskipun pengambilan gambarnya dari sudut yang berbeda.

Mbak Shara juga memposting pemandangan yang sama dengan milik Januar tadi, meskipun pengambilan gambarnya dari sudut yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Yesi makin nyesek saja.

Jadi, mereka tadi habis nge-date?

"Dari sekian orang, kenapa harus kamu to Mbak Shar." gumamnya.

Yesi tidak bisa tidur sampai jam 1 gara-gara kepikiran itu.

Sampai-sampai, paginya ia bangun kesiangan. Padahal dia mau ke kabupaten untuk mengurusi murid di sanggarnya yang akan tampil pentas.

"Asem, wes jam 6!"
(Sial, udah jam 6!)

Gadis itu begitu kacau.

Di jalan, Yesi ngebut. Dia menyalip motor demi motor, mobil demi mobil, hingga akhirnya sampai di kabupaten, tepatnya di Gedung Kesenian.

Yesi langsung menarik rem cakramnya sehingga ban motornya sampai bisa berbunyi kriett saat bergesekan dengan lantai parkiran.

Napasnya sedikit lega ketika di saat bersamaan, ia melihat rombongan anak-anak sanggar baru saja datang bersama Mbak Shara.

Huft.

Mereka buru-buru ke backstage dan menyiapkan semuanya. Dari mulai make up sampai kostum.

Mbak Shara yang nge-make up, sedangkan Yesi yang mengurusi kostum beserta aksesorisnya.

Krukkkk..

Perut Yesi berbunyi saat dia sedang memasang mahkota bunga ke salah satu anak.

"Rung sarapan po, Yes?"
(Belom sarapan, Yes?)

"Ra sempet, Mbak, tangi kawanan mau."
(Gak sempet, Mbak, bangun kesiangan tadi)

"Aku mau ketoke nggowo roti deh." Shara membuka ikatan salah satu kresek hitam dan menaruhnya di meja. "Ki lho, Yes."
(Aku tadi kayaknya bawa roti deh)
(Ni lho, Yes)

"Iyo, Mbak."

*****

Yesi dan Shara selesai melakukan make up dan kostum ke anak sanggar yang akan menari.

Anak-anak itu sekarang sedang duduk menunggu giliran dipanggil. Beberapa ada yang main hp, foto-foto, bengong, dan membeku karena nervous.

"Mbak Yes! Iseh suwe ra yo le maju? Aku kebelet pipis, pie kih."
(Mbak Yes! Masih lama enggak ya majunya? Aku kebelet pipis, gimana nih)

"Waduh! Yowes pipis sek."
(Waduh! Yaudah pipis dulu)

Memang huru-hara selalu terjadi kalau mau pentas begini. Ada yang kebelet lah, ada yang antingnya copot satu entah kemana, inilah, itulah.

Akhirnya tiba saatnya giliran anak-anak tadi pentas. Mereka masuk ke dalam panggung satu persatu. Musik gamelan pengiring tari diputar, dan pertunjukan pun dimulai.

Tinggal Yesi dan Shara yang ada di backstage, mereka sibuk dengan ponsel masing-masing.

Yesi pun teringat dengan Lovestagram Kali Code Mbak Shara dan Januar yang ia lihat tadi malam. Dia kemudian berniat ingin membahasnya bersama Mbak Shara.

"Mbak Shar.."

"Hmm?"

"Kamu kenal Janu toh? Januar Abiyoso."

Mbak Shara melirik ke arah Yesi, "Kenaal. Tonggomu yo dekne?"
(Tetanggamu ya dia?)

"Iyo, lha dirimu kok iso kenal e, Mbak?"
(Iya, kamu kok bisa kenal, Mbak?)

"Iyo, koncoku kuliah lak kos-kosane neng nggone ibune Janu. Dadine aku kenal."
(Iya, temenku kuliah kan kos-kosannya di tempat ibunya Janu. Jadi aku kenal)

"Oalah, dadi koe sering neng kosane koncomu kui?"
(Oalah, jadi kamu sering ke kosan temenmu itu?)

"Iyo, nek jeda kuliah aku nunggune neng kono. Lha timbang bolak balik Kalasan, repot to."
(Iya, kalo jeda kuliah aku nunggunya di sana. Lha daripada bolak balik Kalasan, repot kan)

Benar juga sih, kos-kosan Bude Sari yang di Deresan itu memang khusus putri. Yesi bahkan sempat kepikiran untuk ngekos di sana soalnya lebih dekat dengan sekolah (alasan sebenarnya tentu modus, biar bisa ketemu Janu).

Tapi bapaknya tidak mengijinkan karena Yesi masih SMA.

"Hooh, Mbak. Males nek ndadak bolak-balik UNY-Kalasan. Gek mesti nek lewat bandara ngetan saingane wes bis-bis karo truk to. Njuk do banter kae nek numpak." basa-basi Yesi.
(Iya, Mbak. Males kalo harus bolak-balik UNY-Kalasan. Mana kalo lewat bandara ke timur saingannya udah bis-bis sama truk kan. Terus pada ngebut gitu ngemudiinnya)

"Lhayo."
(Lha iya)

Yesi diam sesaat, menimbang apakah langsung to the point menanyakan ini atau tidak.

"Emm.. tak kiro ki.. Janu pacarmu e, Mbak?"
(Emm.. kirain tuh.. Janu pacar kamu, Mbak?)

Dada Yesi rasanya nyeri saat berkata demikian.

"Pacarku?"

"Iyoo, tak kiro.. pacarmu e. Lha hooh uduk to..? Pacarmu uduk to?" Yesi berusaha terlihat santai dengan menambahkan tawa kecil di akhir ucapannya.
(Iya, aku kira.. pacarmu eh. Lha iya gak sih? Pacaran gak sih?)

"Wingi lak nyore neng Pak Tomi ro Janu to dirimu?" kepo Yesi sambil menyebutkan angkringan yang terletak di pinggir Kali Code dekat Malioboro.
(Kemarin kamu nyore di Pak Tomi sama Janu kan?)

"Kok reti nek aku neng Pak Tomi?"
(Kok tau kalo aku ke Pak Tomi?)

"Lha story-mu ro Janu podo og."
(Lah story kamu sama Janu aja sama kok)

"Hehe."

"Berarti pacaran tenan ki?"
(Berarti pacaran beneran nih?)

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik..

Yesi sudah menunggu, tapi Mbak Shara hanya menjawab dengan tertawa kecil.

JogjalovartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang