21. januar dimarahi bude sari

61 13 3
                                    

"Koe mau bengi bar kelayapan ngendi?"
(Kamu tadi malem habis keluyuran kemana?)

Baru saja memasukkan motor ke garasi, Januar langsung ditodong pertanyaan oleh ibunya.

"Biasa cah enom." cengir anak itu.
(Biasa anak muda)

"Ditakoni tenan."
(Ditanya beneran)

"Nonton pacarku joget."

"Pacarmu ki penyanyi dangdut po pie?"

Januar terkekeh, "Udu yo."
(Bukan ya)

Kakinya melangkah ke dalam ruang makan yang memang terhubung langsung dengan pintu garasi. Di situ ada Pakde Suryo alias bapak barunya sedang menyeruput teh ditemani bakwan dan tempe goreng.

"Kok nggih dahare goreng-gorengan terus to, Pak?"
(Kok ya makannya gorengan terus sih, Pak?)

"Lha enak kok."

Ibu Januar masuk ke ruang makan dan masih lanjut menginterogasinya, "Sopo yangmu? Kok ra tau mbok kenalke aku?"
(Siapa pacarmu? Kok gak pernah kamu kenalin ke aku?)

"Wes kenal og."
(Udah kenal kok)

"Sopo?"
(Siapa?)

"Hmmm..kasih tau gak yaa.."

"Heleh."

"Sing sok neng kos marani Mbak Monique kae lho. Mbak Shara."
(Yang suka main ke kos nyamperin Mbak Monique itu lho. Mbak Shara)

"HEEE??? Cah UNY kae???"

"Hem."

"Tenane???"
(Yang bener???)

"Tenan."
(Bener)

Ibunya itu memang tidak begitu ngeh tentang hubungan dirinya dengan Mbak Shara. Tahunya, Januar dan gadis itu hanya berinteraksi sebatas anak dari ibu kos dan teman penghuni kos.

"Welah, kok yo dekne gelem karo cah imbas-imbis ngeneki?"
(Welah, kok dia mau sama anak kaya gini?)
(Imbas-imbis: semacam ngah-ngoh, penakut, mudah terbawa arus)

"Ra imbas-imbis yo." Januar tidak terima.
(Gak imbas-imbis ya)

"Lha wong Janu ki buagus koyo ngene kok, Buk. Koyo nom-nomanku mbiyen. Yo mesti cewek-cewek do kepincut to." timpal Pakde Suryo sambil tertawa.
(Janu aja ganteng kayak gini kok, Bu. Kaya jaman mudaku dulu. Ya pasti cewek-cewek pada naksir)

"Koe ki mbok yo ra kakean kelayapan. Wong yo wes kelas 3 ki kudune wektune nggo sinau. Lak yo wes arep ujian to."
(Kamu tu jangan kebanyakan keluyuran. Udah kelas 3 tu harusnya waktunya buat belajar. Kan udah mau ujian)

"Hm." balas Januar. "Eh, tapi, Ma, aku sesuk arep nonton bal-balan neng Maguwo e?"
(Eh tapi, Ma. Aku besok mau nonton bola di Maguwo)

"Durung nganti lambeku mingkem le ngandani kok yo andang muni arep kelayapan meneh..!"
(Belom nyampe mulutku selesai ngomong kok ya udah bilang mau keluyuran lagi...!)

"Terakhir iki tok. Sesuk aku bimbel mbendino wes, ra bakal dolan-dolan meneh."
(Terakhir ini aja. Besok aku bimbel tiap hari kok, janji. Gak bakal keluyuran lagi)

"Halah."

"Tenanan, Ma. Wes kangsenan ro cah-cah je."
(Beneran, Ma. Udah janjian ama anak-anak eh)

"Cah-cah sopo?"
(Anak-anak siapa)

"Bangsane Panjul, Gandos, Bagong-"

"Bagong meneh."
(Bagong lagi)

Temannya yang bernama Bagong itu sudah lama mendapat blacklist dari ibunya. Karena dianggap punya pengaruh buruk. Di mata ibu Januar, semenjak berteman dengan Bagong, anaknya itu jadi suka kelayapan dan pulang malam.

"Mbok yo luwih mikirke sekolahmu to, Le. Dikurangi le kelayapan ki. Sinaune disregepke. Ben sesuk koyo Mas Winan kae lho, iso kuliah neng UGM."
(Mbok ya lebih mikirin sekolahmu to, Jan. Dikurangin main-mainnya. Belajarnya yang lebih rajin. Biar besok kayak Mas Winan tu lho, bisa kuliah di UGM)

Kepala Januar langsung pusing kalau sudah membahas-bahas UGM.

"Yo kan uwong butuh refreshing to, Ma. Mosok sinau terus." Januar menoleh ke bapak barunya, berniat mencari dukungan. "Nggih mboten, Pak?"
(Ya kan orang butuh refreshing, masa belajar terus, iya gak, Pak?)

"Refreshing yo sak cukupe to, ora kok njur kelayapan tekan bengi. Bengi ki wektune nggo sinau je. Makane ono istilah jam belajar masyarakat."
(Refreshing ya secukupnya, jangan kok keluyuran ampe malem. Malem tu waktunya belajar. Makanya ada istilah jam belajar masyarakat)

Januar memutuskan untuk mengiyakan dulu saja apa kata ibunya. Urusan nonton bola, nanti ia pikirkan caranya, "Ah mbok tak madang."
(Ah, makan)

"Yowes madang sik kono. Kae lho ibumu wes masak." timpal bapaknya.
(Yaudah, makan dulu sana. Tu lho, ibumu dah masak)

Anak itu lantas beranjak menuju ke dapur dan membuka penutup wajan. Begitu tahu apa isinya, ia sedikit kecewa.

"Ck. Jangan gori."
(Ck. Sayur nangka)

JogjalovartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang