10. pakde suryo puber kedua

60 12 2
                                    

Saat itu Yesi sedang menyapu halaman ketika Pakde Suryo tiba-tiba datang ke rumahnya sambil mengendarai mobil.

Tin Tin..

"Ayo Yes!"

Yesi tidak mengerti maksud Pakde Suryo mengatakan ayo.

Di dalam mobil, ada Winan dan Liana. Wajah Liana tampak cemberut.

"Gek ndang adus tak tunggu!"
(Buruan mandi, tak tunggu!)

Yesi masih bingung, "Lha emang mau kemana to Pakde?"

"Ck. Piye toh. Neng Deresan!"

"Lah? Sakniki Pakde?"

"Tahun ngarep! Gek ndang! Mengko tak jajakke neng Amplaz."

Yesi langsung bergegas masuk rumah. Tadi dia sudah mandi. Sekarang tinggal dandan dan ganti baju.

"Harus dandan cantik soalnya mau ketemu Januar~" gumam Yesi sambil bernyanyi.

Tak lupa ia membawa dompet dan ponsel. Dua barang berharganya itu ia masukkan ke dalam sling bag kulit yang kemarin ia beli di Malioboro bersama teman-teman sekelasnya.

"Buk e, pamit! Aku mau nganterin Pakde Suryo apel!" pamit Yesi sambil salim ke Ibunya.

Ibu Yesi terkekeh, "Sangune iseh kan?" (Duitnya masih kan?)

"Tesih Buk." (Masih, Bu)

Yesi langsung melompat ke luar rumah dan masuk ke dalam mobil Pakde Suryo. Ia duduk di belakang bersama Liana, sedangkan Pakde Suryo dan Winan duduk di depan.

"Buset, lambene klomoh, bar mangan gorengan o?" sindir Liana pada Yesi yang menggunakan lip gloss transparan di bibirnya. (Buset, bibirnya berminyak banget, habis makan gorengan?)

"Sabar.. sabar.." kata Yesi sambil mengelus dada. Hari ini dia sedang malas berdebat. "Mengko lampu merah selokan mataran kae belok kiri Mas Win!" ujar Yesi ke Winan yang berada di kursi kemudi.

"Siap!" kata Winan.

Mereka kemudian meluncur lurus ke bawah dari Jalan Kaliurang km 20 sampai km 0. Kemudian belok kiri.

"Terus ini kemana Yes?"

"Nanti sebelum GOR Klebengan belok kiri Mas."

Akhirnya mereka tiba di depan rumah bercat orange yang di sebelahnya ada kos-kosan. Yesi langsung turun dari mobil dengan semangat dan mengetuk pintu. "Assalamualaikum?! Budeee?! Januaaar?!"

Ceklek!

"Janu--"

Pria berambut gondrong ala sasuke muncul dari balik pintu. "Eh? Mbaknya.."

"Bude Sari ada, Mas?"

"Ada, itu di dapur, lagi bikin pesenan."

Yesi langsung nyelonong masuk ke dapur. Di dapur, Bude Sari sedang membuat bakwan banyak sekali dibantu Januar. "Bude! Dicari Pakde Suryo!"

"Suryo?" Bude Sari tampak terkejut.

"Huum, mau apel katanya." kekeh Yesi.

Bude Sari jadi sedikit tidak fokus menggoreng bakwannya. Januar peka dengan apa yang terjadi, kemudian ia meminta mamanya untuk tenang dan bersiap-siap, sementara ia menawarkan diri untuk melanjutkan membuat pesanan bakwan.

"Ben aku wae, Ma." kata Januar. (Biar aku aja, Ma).

"Tulung yo, Le." (Tolong ya, Nak).

"Biar aku bantuin, Jan!" seru Yesi.

"Ojo Yes, wes ayu ngono kui kok malah arep goreng bakwan." kata Bude Sari. (Jangan, Yes. Udah cantik kayak gitu kok mau goreng bakwan).

"Mboten nopo-nopo Bude!"
(Gak papa, Bude!)

Bude Sari kemudian meninggalkan dapur untuk bersiap-siap. Sementara Yesi melanjutkan menggoreng bersama Januar.

"Jan, kok diem aja e?"

"Lha terus kon piye?"

"Ngobrol, hehe."

Yesi memasukkan gorengan bakwan dari serok ke dalam wadah yang sudah diberi alas kertas minyak. Minyak yang masih menempel di gorengan meresap ke kertas tersebut dan membuat warnanya menjadi lebih gelap.

"Januaar...!" Liana tiba-tiba sudah muncul di dapur, kemudian meletakkan kresek berisi dua box brownies Amanda. Winan mengekori di belakangnnya.

"Oi Mas Win!"

Cowok kurus tinggi itu menyunggingkan senyumnya. Sudah lama mereka tidak bertemu semenjak Januar pindah ke Deresan.

"Iseh akeh? Aku ngewangi opo kih?" tanya Winan sambil melihat ke arah baskom berisi sisa-sisa adonan bakwan. (Masih banyak? Aku bantuin apa nih?)

Januar terkekeh, "Wes arep rampung kok. Kui nek arep jikuk wae sing wes mateng." (Udah kelar kok. Itu kalo mau ambil bakwan yang udah mateng)

"Siaap!" seru Winan.

Yudha si rambut sasuke masuk ke dapur dan mengambil gorengan yang sudah dimasukkan ke dalam wadah kotak. Dia terlihat canggung karena di dapur ada Yesi, Liana, dan Winan.

"Angkringannya dah buka po Mas Yudh?" tanya Yesi basa-basi.

"Loh, inget namaku? Hehe."

JogjalovartaWhere stories live. Discover now