8. gadis genit saingan yesi

74 8 2
                                    

Tok tok tok!

"YEES!!!"

Terdengar suara tetangga sebelah menggedor pintu rumah Yesi. Hari ini malam minggu. Waktunya karang taruna RT 17 rapat dan arisan. Sebenarnya tidak setiap malam minggu. Tapi hanya malam minggu di minggu kedua setiap bulan.

"YEEES!!!!"

Ceklek!

"Iyo iyo sabar."

Setelah Yesi mengunci pintu rumahnya, mereka berdua kemudian pergi dari rumah Yesi dan berjalan kaki menuju ke Balai RT.

Di Balai RT sudah ada Liana si gadis genit saingan Yesi, dan beberapa anggota lain.

"Heleh males aku ono cah kui." gumam Yesi, tapi Liana dengar.
(Heleh, males aku ada anak itu).

Yesi dan Liana itu seperti Tom & Jerry dari jaman SD. Yesi tidak suka dengan Liana karena suka genit ke Januar. Padahal sendirinya juga.

"Rambut ijuk mending diem."

"Cangkeman." Yesi tidak terima di-hair-shamming oleh Liana.
(Bacot).

"Hush! Cah wedok kok omongane koyo ngono lho." Winan memperingati.
(Hush! Cewek kok omongannya kayak gitu).

"Dekne sik og Mas."
(Dia dulu kok Mas)

"Mbok yo sik akur to, akdewe kan tonggo." Winan si ketua karang taruna menengahi. "Eh Yes, jare dirimu bar neng omahe Januar po?"
(Mbok ya yang akur gitu loh, kita ini kan tetangga)
(Eh Yes, katanya kamu habis ketemu Januar?)

"Weh koe neng omahe Januar to Yes?" Pakde Suryo yang entah darimana tiba-tiba muncul. (Kamu ke rumahnya Januar, Yes?)

"Lha pripun to, Pakde? (Emang kenapa, Pakde?)"

"Jare omahe pindah kota, sisih endi to? (Katanya rumahnya pindah kota, sebelah mana sih?)"

"Deresan. Ler e UGM niku lho. Sing katah koskosane (Deresan. Utaranya UGM itu loh, yang banyak kos-kosannya)."

Deresan belum masuk kota sih, tapi anggap saja kota karena ramai dan dekat perbatasan.

"Mbok kapan-kapan terke aku mbrono Yes. Sari ki ameh tak pek bojo e malah pindah. Gek nek di WA ratau diwoco (Kapan-kapan anterin ke sana dong, Yes. Sari tuh mau aku jadiin istri malah pindah. Mana kalau di WA gak pernah dibaca)."

"Pak! Aku kan udah ngomong. Aku gak setuju kalo Bapak sama Bude Sari!" protes Liana.

"Lha opo salahe to, Nduk? Opo koe ora kepengen ndue ibuk? (Emang apa salahnya, Nak? Apa kamu gak pengen punya ibu?)"

"Yo tapi jangan ibunya Januar."

Karena kalau bapaknya nikah dengan Bude Sari, berarti Liana tidak bisa bersama Januar.

Yesi dan anak karang taruna lain hanya diam menyaksikan perdebatan bapak dan anak itu.

"Sampun nggeh, dilanjut teng griyo mawon. Niki ajeng rapat rumiyin Pakde." ujar Winan ke Pakde Suryo dengan nada sopan.
(Udah, dilanjut di rumah aja. Ini mau rapat dulu Pakde).

"Iya, mending dimulai aja yok rapatnya, ndak kemaleman, aku mau vc an sama pacarku e." tukas yang lain.

Setelah perdebatan antara bapak dan anak itu mereda, mereka memulai rapat dan arisan.

Winan sebagai ketua karang taruna memulai rapat.

"Jadi kan 17-an besok, kita suruh nge-handle acaranya. Dari segi konsep, susunan acara, konsumsi, pokoknya semua. Nah ini nanti mau aku bikin seksi-seksi acaranya. Kalian bisa pilih mau masuk seksi apa. Atau mau tak pilih acak aja?"

"Aku seksi body, Mas Win."

"Pilih acak aja, Mas. Yang penting aku gak mau sama dese," Yesi menunjuk Liana dengan tatapan sinis.

"Idih, aku juga ogah sama kamu."

"Yaudah kalo gitu Yesi sama Liana satu seksi. Kalian seksi acara ya."

"Heh? Sing tenan wae? Emoh!" Yesi protes.

"Mas Win! Aku gak mau." Liana ikut protes.

"Udah, manut aja apa kata Mas Ketua."

"Mas Win! Really?" Liana tidak terima.

"Rila rili."

"Huum. Kamu sama Yesi ya, Li." tegas Winan.

"NO!"

JogjalovartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang