9. saingan yesi yang lain

60 10 2
                                    

Pengunjung Kedai Kopi Janji Joni sore itu lebih ramai dari biasanya karena malam minggu. Malam dimana muda-mudi berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama pacar, teman, atau keluarga. Selain karena malam minggu, malam ini pemilik Kedai Kopi Janji Joni juga akan tampil mengisi live music untuk menghibur pengunjung. Kedai kopi ini cukup luas, terdiri dari bagian outdoor, semi outdoor dan indoor. Di bagian semi outdoor terdapat stage yang biasa diginakan untuk live music.

"Silahkan.."

Januar sebagai salah satu barista di Janji Joni telah siap melayani pengunjung.

"Strawberry Frappe sama Kiwi Juice satu."

"Ada tambahan?" Januar menuliskan pesanan tersebut di gelas plastik bening menggunakan spidol berwarna hitam.

"Gak."

"Atas nama?"

"Tulis aja J❤️Y."

Januar mengernyitkan dahi. Batinnya, aneh banget ini cewek. Mana pake kacamata item sama masker segala.

"Totalnya empat puluh lima ribu Kak."

Pelanggan itu kemudian memberikan uang pas. Januar kemudian memproses pembayarannya.

"Ditunggu ya, Kak."

Gadis itu hanya mengangguk. Setelah mendapatkan pesanannya, ia pun pergi mencari tempat duduk. Namun dia meninggalkan salah satu minuman yang ia pesan tadi.

"Kak? Minumnya ketinggalan!" seru Januar.

"Buat masnya.."

Januar hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Ini mungkin sudah ke.. sepuluh.. sebelas.. (Januar menghitung dengan jarinya), sudah ke lima belas kalinya ia mendapatkan modus yang serupa dari pelanggan.

"Eh Jan, liat tuh, mbak e cantik banget mirip Twice. Jalan kesini lagi."

Shy shy shy~

"Kamu tu tiap ada yang bening dikit langsung heboh." Januar yang baru saja curi-curi kesempatan untuk minum menoleh ke arah yang ditunjuk temannya. Shara?

"Green tea latte dua, Mas." kata gadis itu sembari melihat menu.

"Atas nama?"

"Sha---" Pandangan gadis itu beralih dari menu ke arah barista yang bertanya. "Janu?!"

Januar menarik senyumnya, "Apa kabar?"

*****

Januar membuka pintu dan memasukkan motornya ke dalam rumah karena tidak ada garasi (sebenarnya ada garasi di kos milik mamanya yang terletak di sebelah rumah, tapi rawan maling, Januar tidak mau ambil resiko). Jadi di rumah Januar ada dua pintu, pertama pintu yang masuk ke ruang tamu, dan kedua, pintu yang masuk ke dapur. Januar memasukkan motornya lewat pintu yang kedua.

Biasanya jam 11 mamanya sudah tidur, makanya Januar berusaha agar tidak menimbulkan suara.

Setelah memarkirkan motor, Januar segera mandi dan rebahan di kamar.

Januar menghela napas dan menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang jauh ke masa dua tahun lalu, tepatnya saat ia kelas 10, masa di mana nama kontaknya diberi emoticon hati oleh mahasiswi yang saat itu menginjak tahun kedua tersebut.

Ia kemudian meraih ponselnya dan mengetikkan nama Shara di pencarian kontak.

JogjalovartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang