20. yesi di mata januar

88 16 7
                                    

Shara:
Km dateng aja klo mau

Januar:
Ok

Januar mengambil jaket dari hanger dan membungkus tubuhnya.

Shara meminta Januar untuk datang ke Sendratari Ramayana yang digelar nanti malam. Katanya, pertunjukan tari itu adalah terakhir kalinya gadis itu memerankan Dewi Shinta.

"Mau kemana e, Jan, kok udah rapi?" tanya Liana yang sedang duduk-duduk di teras bersama Husein, pacar barunya.

"Biasa.." jawab Januar datar.

"Masih part time di Janji Joni po?" kepo adik perempuan barunya itu.

"Enggak."

"Wo berarti mau ngapel ni mesti."

Januar hanya senyum tipis, kemudian mengeluarkan motornya dari garasi.

"Bilangin mama nek aku keluar." ujar cowok berjaket bomber hitam itu, yang kemudian menggeber motornya dan meninggalkan rumah.

"Pacarnya Janu orang mana e, yang?" tanya Husein ke Liana.

Liana menggedikkan bahu, "Gak tau yang, aku sama Janu tu gak akrab yo. Jadi gak yang cerita-cerita."

Lagipula, Januar itu tidak tinggal satu rumah dengan Liana. Cowok itu kalau weekday sering tidur di rumah Deresan, karena lebih dekat dengan sekolahnya. Dan kalau pulang ke Kaliurang, dia memilih tidur di homestay milik bapak barunya yang letaknya masih satu RT, sekalian membantu bersih-bersih dan melayani tamu kalau butuh bantuan.

"Woalah, kirain cerita. Lha Yesi padahal tergila-gila sama Janu kan?" tanya Husein.

"Bwahaha. Kok kamu tau e?"

"Lha wong di sekolah nyebut-nyebut Janu terus dia, kayak orang gila. Terus kemarin kagol asmoro katanya, gara-gara Janu punya pacar."

Liana tergelak, "Iya, emang dia tu suka Janu dari SD, yang."

Padahal sendirinya juga.

Tapi sebenarnya, Liana tidak senaksir itu juga dengan Januar. Karena setelah lulus SD, ia sempat pacaran dengan beberapa cowok. Ditambah sekarang ada Husein. Namun meski ia sudah tidak senaksir itu dengan Januar, dirinya dan Yesi masih tetap seperti Tom dan Jerry sampai sekarang. Jadi mungkin penyebab Yesi dan Liana tidak terlalu akur bukan sepenuhnya karena Januar.

"Woalah dari SD to."

"Iya."

Liana mengambil helm dan memasang di kepalanya. "Yaudah yuk, cus sekarang."

*****

Januar menemui Shara di backstage sebelum pertunjukan dimulai.

"Thanks ya, Jan, udah dateng." ujar gadis itu.

Shara duduk menghadap kaca besar sambil merias diri. Sedangkan Januar bermain ponsel di pojokan.

"Mbak Shar, ada anting lagi gak yo? Ini tak pake kok kendor jepitannya." Gadis familier yang wajahnya sudah full make up tiba-tiba muncul.

"Masih ada kayaknya."

Shara menunjuk kotak aksesoris dan menyuruh Yesi mencari di situ.

Yesi membuka kotak tersebut dan akhirnya menemukan barang yang dicari. Matanya kemudian bergerak ke arah kaca besar, namun fokusnya teralihkan ke anak laki-laki familiar yang duduk di pojokan.

Rasanya seperti ada balon raksasa yang diledakkan tepat di atas kepala Yesi.

"Janu, di sini to."

Dada Yesi terasa sesak dan nyeri. Hatinya yang semula memang sudah terbelah menjadi 100 keping seketika hancur lebur menjadi milyaran keping.

JogjalovartaWhere stories live. Discover now