Kunjungan

139 14 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












"Tadi papa saya ngomong apa aja sama bapak?" Tanya YangYang, mereka lagi di supermarket dulu buat beli bahan makanan.

Kun kok yang masak, kalo YangYang agak kapok soalnya pernah bikin sandwich tapi dapur udah sape berasap parah. Sejak saat itu, YangYang dilarang masuk dapur.

"Ya bilang yang kayak tadi, nyuruh anterin kamu pulang tepat waktu." Jawab Kun sambil pilih-pilih wortel. "Oh iya, kita temen kan? Jangan panggil bapak kalo gitu !!" Lanjut Kun.

"Kalo saya izinnya pergi sama atasan, nanti omongan papa saya lebih panjang lagi pak." Kun ngelirik YangYang sebentar.

"Memangnya kenapa? Bukannya setiap orangtua mau sosok yang mapan biar anaknya terjamin?"

YangYang ngegeleng, dia mainin kentang didepannya. "Keluarga saya gak bakal ngomongin soal mapan pak, tanpa punya pasangan, saya tetep kaya kok." Jujur YangYang.

"Kalo gitu, apa yang orangtua kamu harapkan?"

"Emm.." YangYang ngedengung beberapa saat. "Mungkin kebahagiaan? Soalnya selama saya hidup, saya gak pernah dikasih tuntutan apapun sebagai seorang anak. Jadi yah, saya merasa bahagia."

Kun ngangguk. "Kalo gitu, saya mau bantu."

Ucapan Kun bikin YangYang ngerut. "Bantu apanih?" Tanyanya bingung.

"Bantu bahagiain kamu." Kun ngomong nya lancar banget, tapi YangYang gak goyah.

"Cih, buaya."

Kun cuma ketawa, terus dia ngedorong trolinya kedepan buat nyari bahan lain.

"Kenapa kamu gak mau kerja di perusahaan papa kamu?"

"Sebenernya itu perusahaan keluarga sih, tapi berhubung papa saya anak lelaki satu-satunya, jadiyah dia deh yang ambil alih." Jelas YangYang.

"Kamu kan anak tunggal, kenapa gak langsung ambil alih aja?"

"Saya gak suka main batu." Jawab YangYang.

Kun terkekeh. "Tapikan itu berlian."

"Masih masuk keluarga bebatuan kan? Saya gak suka."

"Aneh, biasanya orang bakal tergila-gila sama benda itu."

YangYang ngangguk, mengakui dirinya aneh. "Mungkin saya turunan dari mama saya, soalnya mama juga enggak tertarik sama batu itu."

Kun ngangguk, dia tadi juga ngeliat sosok mamanya YangYang. Kesan pertama sih emang sederhana, cuma masih ada beberapa hal bermerek di tubuhnya tapi kalo papa YangYang, wah udah kayak bukan orang kaya.

"Nah, makanya walaupun saya tidak merasa tertarik sama siapapun tapi saya tetep nyoba cari peluang buat dapat pasangan, soalnya biar ada yang mau bantuin perusahaan papa." Ujar YangYang setelah hening beberapa saat.

RUMAHWhere stories live. Discover now