Gempar

135 11 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Warning !! Ada tindakan yang tidak baik, dilarang meniru ataupun mencontoh !! Ini hanya cerita fiksi.












Sungchan jalan cepat di lorong rumah sakit, dibelakangnya Taeyong berusaha menyusul. Semalam, Sungchan ditelepon Shotaro yang nangis, segukannya terdengar parah.

Setiap kata yang keluar selalu menyalahkan kondisinya, Sungchan sampe mastiin kalo Shotaro tetep ngomong ditelepon.

Diam-diam Sungchan nelepon Yuta tapi gak diangkat, sampe akhirnya Sungchan nelepon Renjun. Awalnya dia gak di percaya, sampe Sungchan harus mohon-mohon lewat telepon.

Akhirnya Renjun percaya, kebetulan juga semalam dia nginep soalnya Shohei harus keluar kota. Sungchan juga minta buat Renjun tidak mematikan telepon dia, sampai akhirnya Sungchan ngedenger jeritan Renjun setelah suara dobrakan pintu yang kencang.

Dari kabar terbaru yang sempat Renjun kirim melalui pesan teks, ternyata Shotaro melakukan aksi percobaan bunuh diri. Lelaki itu meminum semua obat pereda nyeri untuk jantung nya, tapi dengan sangat beruntung Shotaro cepat di temukan.

Sedari tiga hari lalu, Sungchan belum sempat nemuin Shotaro lagi. Toh di telepon pun Shotaro bilang masih butuh waktu buat yakinin orangtuanya, Sungchan udah bilang bakal bantu tapi dia masih harus ngeberesin kerjaan nya diluar kota dulu.

Sampe akhirnya kejadian semalam terjadi, Sungchan baru bisa datang sekarang. Itupun dia baru pulang, dan belum istirahat sama sekali.

Sungchan sampai diruangan yang dimaksud, disana Winwin dan Yuta tengah berdiri didepan pintu UGD, sedangkan Renjun duduk dengan wajah sembabnya.

"Om." Sungchan nyapa Winwin dan Yuta dengan nafas memburu.

Winwin senyum sambil nepuk bahunya Sungchan, sedangkan Yuta tidak memalingkan wajah datarnya dari pintu ruangan.

"Maafyah bikin khawatir." Seru Winwin pelan.

Sungchan ngegeleng, dia numpu tangannya di lutut sambil mengatur nafas.

"Enggak kok om."

"Uchan." Panggilan itu membuat semua orang menoleh, termasuk Yuta.

Taeyong senyum ramah, walaupun raut kaget sedikit tercetak karena sikap Yuta yang dingin.

"Mam, maaf ninggalin."

"Gakpapa sayang."

Baru juga Sungchan mau ngomong, tapi pintu ruangan baru terbuka lagi setelah sempat terbuka tanpa kejelasan tadi.

"Ada yang namanya Sungchan?" Tanya seorang perawat yang membuka pintu.

Mendengar itu, Sungchan langsung berdiri tegap, walaupun tenggorokan tercekat dia tetap mengangkat tangannya.

RUMAHWhere stories live. Discover now