Pillow talk

130 12 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡




Cklek

Haechan masuk, tanpa menyalakan lampu ruang tengah, dia lebih memilih langsung masuk kamar.

"Oh, sudah sampai?" Haechan hanya mengangguk. "Cape banget, sini !!" Orang diatas kasur itu menepuk sebelahnya yang masih kosong.

"Aku mau bersih-bersih dulu kak, gerah."

"Yaudah, aku siapin bajunya yah !!" Haechan ngangguk.

"Makasih."

"Sama-sama." Balas Mark dan membiarkan Haechan masuk kamar mandi di apartemen nya.

Iya, jadi malam ini Haechan pulang ke apartemen milik kekasihnya. Karena sudah beberapa hari mereka gak ketemu, jadinya waktu malam ini dimanfaatkan untuk waktu bersama.

Mark kembali berkutat dengan ponsel khusus kerjaannya, tanpa sadar Haechan sudah memakai baju yang Mark siapkan.

Baju Mark terlihat sedikit lebih longgar dan panjang ditubuh ramping Haechan, belum lagi sebuah celana kolor yang sangat pendek ikut jadi pelengkap tampilan sebelum tidur.

Srett

Mark natap kaget pas ponselnya diambil, terus Haechan natap pacarnya galak.

Bukannya takut, Mark malah terkekeh. "Iya iya, gak kerja lagi kan hapenya kamu bawa." Ujar Mark.

"Lepas dong kacamata nya !!"

"Oh iya." Lelaki itu menaruh kacamata kerjanya di nakas samping ranjang, terus dia lebih mendekat ke arah Haechan.

"Capek banget kayaknya hari ini." Mark memulai obrolan setelah menyelipkan satu tangan di bawah kepala Haechan.

"Hah~" Sebelum menjawab, Haechan berbalik agar bisa menatap wajah tegas Mark. "Gimana gak capek kalo yang ditemenin nya modelan si YangYang coba?" Mark terkekeh.

Dia gak tahu seaktif apa YangYang, orang mereka kan gak terlalu dekat juga. Tapi kalo tiap denger cerita Haechan tentang teman-temannya, YangYang memang selalu menempati posisi pertama dari setiap cerita kekesalan Haechan selain Jaemin.

"Memangnya kenapa?"

"Dari pada capek nemenin dia pilih baju sama barang seserahan, aku lebih capek dengerin omongan dia kak, sumpah." Mark terkekeh gemas, saat bercerita, kegemasan Haechan akan bertambah dan Mark suka.

"Dari mulai fitting baju buat resepsi, sampe pilih sepatu, ada aja yang dia riweuhin." Sungut Haechan menggebu.

Mark diam, dia ngusap lembut surai hitam Haechan, menatap manik bulat kesukaannya dengan lamat.

"Kondisi kakak gimana hari ini? Ada cerita gak?" Tanya Haechan antusias.

Ini yang membuat Mark semakin dalam mencintai Haechan, karena sosok manis didepannya selalu berprilaku adil. Tidak pernah menuntut untuk didengar kan, tapi selalu berusaha jadi pendengar yang baik.

RUMAHWhere stories live. Discover now