Bayiii~

205 8 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Hari ini Haechan lagi main di rumahnya YangYang, eh--rumah Kun deh, tapikan mereka udah nikah , jadi yagitu deh.

Karena Mark sama Kun lagi sibuk-sibuknya kerja, jadinya Haechan lebih sering berkunjung kerumah temen-temennya.

Haechan emang lebih sering tinggal di rumah mertuanya, sesekali pulang ke rumah orangtuanya juga kok.

Tapi mumpung hari ini YangYang bisa dikunjungin, jadinya Haechan maen dehh.

"Nak Echan emang belum kepikiran buat punya momongan juga?" Tanya mertuanya YangYang.

Pertanyaan yang udah basi banget dikuping Haechan, untungnya juga dia tipe orang yang bodo amat sih. Yah, walaupun pas awal-awal dia tetep kepikiran sampe stress.

"Belum rezekinya aja sih tante." Jawab Haechan, template banget di mulutnya.

Ibu paruh baya itu mengangguk. "Santai aja, jangan dijadiin beban pikiran !! Anak emang sumber kebahagiaan, tapi kebahagiaan bisa berasal dari banyak sumber kok."

Haechan senyum, dia juga ngangguk paham sama omongan ibu-ibu itu.

"Anak itu sebuah titipan, dibalik rasa bahagia atas kehadirannya, kita juga harus memenuhi kewajiban sebagai orangtua. Menjamin pendidikan nya, menjaga kesehatan nya, bahkan menerapkan cara didik sedari usia dini dan masih banyak hal lagi yang harus di berikan."

Haechan sama YangYang saling lirik, mereka gak mau motong omongan yang bakal bikin canggung nantinya.

"Tapi inget juga !! Jangan karena kita ngerasa memenuhi segala kebutuhan si anak sedari lahir, terus pas si anak dewasa, kalian malah mengatur hidup mereka. Jangan kayak gitu !! Kita sebagai orangtua yang menginginkan kehadiran mereka, bukan mereka yang minta dilahirkan. Jadi, kita gak berhak buat ngatur mereka."

"Iya maa." YangYang ngerespon, Haechan bagian ngangguk.

"Nak Echan tenang aja !! Kalo udah waktunya, Tuhan pasti ngasih yang terbaik kok."

"Iya tante, makasih do'a nya."

"Yasudah, mama kebelakang dulu yah Yang."

"Iya maa."

"Ditinggal dulu yah nak Echan."

Haechan senyum. "Iya tante."

YangYang ngelirik mertuanya, dirasa udah jauh dari jarak mereka duduk, dia balik natap Haechan.

"Dusta, bukti nya nih gue malah dikasih pas masih belum sanggup, bahkan kepikiran pun gue belum ada."

Lelaki itu ngomel sambil benerin sarung tangan anaknya, sedangkan si bayi yang baru satu bulan itu cuma merem.

Haechan terkekeh. "Tapikan laki lu udah sanggup Yang."

YangYang gak bisa menyangkal, jadinya dia ngangguk sambil manyun aja.

"Emangnya lo gak seneng liat dia?" Haechan noel-noel pipi si bayi.

RUMAHWhere stories live. Discover now