Di kantor

124 14 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






"Chan, berkas yang semalem gue minta dibawa kan?"

"Bawa dong Jen." Jawab Haechan, tangannya mulai ngambil tas yang dia simpan di samping komputer.

Sedikit lama mengubek isi tas, tapi nihil karena map yang dicari tidak ada.

"Waduh."

Lelaki yang masih nunggu itu menatap temannya. "Jangan sampe lo bilang ketinggalan yah anj..."

"Tenang pak tenang !! Emang ketinggalan." Jeno udah memaksa matanya buat melotot. "Tapi di mobil, hehe."

Jeno ngedengus. "Buruan ambil ah !! Ngehambat kerjaan gue, buruan !!"

"Iya iya, bawel banget gila." Dumel Haechan.

Setelah merapihkan kembali tasnya, Haechan langsung jalan kearah lift untuk turun ke parkiran.

Selagi menunggu, Haechan sesekali memeriksa ponselnya yang padahal tidak ada pesan dari siapapun.

Ting

Pintu lift terbuka, Haechan langsung masuk dan menekan tombol lantai tujuannya.

Karena sedang dalam jam kerja, jadinya tidak banyak orang yang menggunakan lift ini. Makanya, Haechan bisa lebih cepet sampe bawah, di basemen Haechan jalan kearah mobilnya.

Kali ini dia bawa mobil sendiri, lagi baik banget moodnya hari ini.

"Ini dia, bisa-bisanya sampe lupa." Gumam Haechan setelah mendapatkan apa yang dicari

Merasa urusannya selesai, Haechan bersiap untuk masuk lift lagi. Pas masu mencet tombol lantai yang dituju, seseorang ikut bergabung dalam lift itu.

Haechan melirik, setelah pintu lift tertutup barulah dua orang itu saling tukar pandang.

"Haechan?"

"Selamat pagi pak." Sapa Haechan sopan, dia gak terlalu nanggepin keberadaan atasannya itu.

"Pagi juga, kamu baru datang atau....?"

"Saya ngambil dokumen yang tertinggal dimobil." Jawab Haechan.

Selagi wajahnya datar menghadapi sang atasan, hati Haechan berdo'a dengan kencang agar lift ini segera sampai.

"Haechan..."

"Maaf pak, saya rasa kita berbicara layaknya atasan dan pekerja nya saja !!" Haechan langsung memberikan batasan.

"Tapi Haechan...."

"Maaf pak..."

Dukh

Grekkk

Ucapan Haechan terpotong saat si kurung baja itu berhenti mendadak, tak lama terdengar suara yang meminta mereka tenang dan mengatakan jika ini hanya pemadam listrik biasa tapi pihak yang bertanggung jawab akan segera menyalakan kembali.

Melihat Haechan yang panik, Mark mendekati sosok itu walaupun pada akhirnya Haechan tetep menjaga jarak.

"Ini masih lama yah? Ya ampun, sesek." Ujar Haechan.

"Jangan panik !! Kamu sesak karena pikiran mu panik, Haechan."

"Kalo saja saya terjebak bukan sama bapak, saya gak bakal sepanik ini." Ujar Haechan.

RUMAHWhere stories live. Discover now