Pertemuan

120 10 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Manik YangYang membola, perlahan mulai berkabut kala menyadari sesuatu didepannya. Bukan hanya tangannya yang bergetar, bahkan kaki dia hampir tak kuat untuk terus berpijak.

Dia gak tahu bakal secepat ini, pernikahan baru saja masuk usia setengah tahun tapi sudah diberikan kejutan semengguncang ini.

Kun menoleh, menatap panik wajah basah suaminya yang tetap berdiri kaku.

"Sayang." Panggil Kun, namun bukannya menjawab, tapi YangYang malah mengencangkan tangisnya.

Takut suaminya kenapa-kenapa, Kun segera mendekat dan mendekap tubuh ringkih yang perlahan ambruk itu.

"Kamu kenapa?" Tanya Kun bingung, soalnya YangYang hampir satu jam di dalam kamar mandi dan saat keluar sudah dengan keadaan kacau ini.

"Hei hei, atur nafas nya pelan-pelan !!" Kun coba buat nangkup wajah basah suaminya, perlahan memberikan contoh agar diikuti.

Tangisnya memelan tapi segukannya masih kencang, dengan perlahan Kun mengusap bekas air mata diwajah si manis.

"Tenang oke !! Tenang, kamu bisa bicarain semuanya pas udah nyaman."

YangYang bener-bener ngikutin instruksi dari suaminya, dia nyoba buat tenang dulu dan ngatur nafasnya.

Beberapa menit hening, akhirnya YangYang ngangkat wajahnya yang masih merah biar bisa natap suaminya. Manik Kun masih keliatan panik, YangYang jadi ngerasa bersalah.

"Kamu kenapa tiba-tiba nangis sampe segukan hm? Aku panik loh."

Masih dengan segukan pelannya, YangYang ngulurin telapak tangan dia, terus dibuka pas didepan wajah suaminya.

"Pa-panik gak?" Tanya YangYang.

Dan yah, terhitung kurang dari semenit Kun mematung sembari natap kearah tangan suaminya. YangYang kalo gak sedih pasti bakal ngakak, tapi sekarang suasananya lagi gak ngedukung.

Belum lagi tubuh YangYang rasanya lemes banget, kayak abis dapat uang kaget. Saking kagetnya, sampe bingung mau beli apa, cuma bedanya YangYang gak nerima uang aja.

Yang dia terima cuma garis dua diatas sebuah strip pengecek kehamilan, mata Kun mulai gerak dan sekarang natap YangYang meminta penjelasan.

"Masa nikah baru enam bulan udah hamil sih?"

Muka Kun berubah datar, suka cita yang barusan terasa keganggu sama rasa sebel dari ucapan suaminya.

"Ya wajarlah, kitakan udah nikah."

"Tapi dari enam bulan pun, kita baru tiga kali..."

"Iya oke udah, gak usah di perjelas yah !!"

YangYang masih manyun tapi udah gak nangis, cuma hidungnya masih tersumbat.

RUMAHWhere stories live. Discover now