Teguran

128 13 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












Setelah menguping hal tadi, Sungchan balik lagi ke kantor. Dia bahkan membawa lagi buah-buahan yang tadinya mau dikasih, tapi gak jadi.

Walaupun masih gondok, lelaki jangkung itu berusaha buat bersikap dewasa dengan cara neken egonya setengah mati.

Selesai pulang kantor, lelaki itu ngejemput Shotaro yang katanya mau tidur dirumah keluarga Jung aja. Soalnya udah kelamaan nginep juga, gak enak sama mertuanya.

Sedari rumah mertuanya, Sungchan udah maksa banget dirinya buat senyum ramah. Sampe akhirnya mereka didalam mobil, wajah lelaki itu berubah dingin.

"Kamu beli buah?" Tanya Shotaro yang ngeliat kresek putih, dia kayaknya belum sadar sama perubahan ekspresi suaminya.

"Chan?"

"Iya." Jawab lelaki itu singkat.

Shotaro masih lanjut ngeliatin isi plastik itu, ada beberapa buah yang emang lagi pengen banget dia makan. Otomatis Shotaro seneng dong, dia senyum cerah.

"Makasih yah." Sungchan cuma ngangguk, dn Shotaro mulai paham situasi. "Capek banget yah hari ini?"

"Hm."

"Yaudah, pas sampe langsung makan aja biar aku siapin air buat mandi."

"Hm."

Shotaro ngehela nafas, mau bagaimanapun ego orang hamil tetap paling tinggi. Belum lagi perasaan sensitifnya, makanya gak salah kan kalo Shotaro ikutan kesel gegara dicuekin?

Akhirnya dua manusia dengan ego tinggi itu, memilih untuk saling diam. Membiarkan hening menyelimuti, perjalanan yang biasanya ramai dengan celotehan lucu mereka.

Ngerasa suaminya terlalu hening, Sungchan curi-curi pandang lewat ekor matanya. Mau sekesel apapun, Sungchan tetep sadar kalo suaminya tengah hamil.

Tapi kayaknya mood Shotaro keburu anjlok, lelaki itu tengah asik menatap luar jendela, tanpa dirasa air matanya jatuh dengan mandiri.

Udah dibilangin kan kalo orang hamil tuh sensitif banget, walaupun cuma dicuekin bentar tapi perasaan Shotaro sakitnya udah kayak dikhianati.

---

YangYang natap anak sulungnya, dia gak paham sama pola pikir anak kecil, kenapa selalu diluar perkiraan sih?

"Kakak kenapa gak mau makan malem?" Entah kali keberapa YangYang nanyain hal itu, sedangkan si sulung masih merengut di ujung sofa.

"Kakak udah bisa ngomong kan? Jawab !!"

"KAKAK GAK SUKA." Teriak si anak.

YangYang merem, makan malem kali ini tanpa suaminya. Jadi YangYang harus bisa ngontrol semuanya, termasuk dua anaknya juga.

Jujur aja, dia keteteran. Biasanya ada Kun yang bisa diajak berbagai tugas, tapi sekarang gak ada dan YangYang mulai paham seberapa penting nya keberadaan sang suami.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang