Tumbuh kembang

131 8 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡












"Papa."

"Kenapa kak?"

"Mau itu."

Kun ngeliatin telunjuk anaknya, terus dia ngeliat seorang kakek penjual permen kapas yang pake sepeda.

"Kakak barusan beli eskrim, nak."

Si anak cemberut, dia juga nunduk dan cuma ngeliatin ujung sepatunya. Sekarang mereka lagi didepan supermarket, abis belanja bulanan.

Biasanya sama YangYang juga, tapi sekarang lelaki itu lebih memilih nitip draft belanjaan nya aja. Kalo bisa dirumah, ngapain harus keluar kan?

Enggak deng, YangYang gak sepenuhnya mager tapi hari ini badan Ningning agak demam. Makanya Kun mutusin buat belanja bareng si sulung aja, lagian mereka juga udah biasa kerjasama kok dalam urusan rumah tangganya.

"Yaudah, nih uangnya !! Kakak bisakan jajan sendiri?"

Karina senyum lebar, dia ngambil uang dua puluh ribu itu terus ngangguk seneng.

"Bisa papa, kakak udah tiga tahun."

Kun senyum bangga. "Benar, anak papa udah besar sekarang. Hati-hati yah, jalannya dipinggiran aja !!"

"Siap papa, kakak jajan duluuu."

"Iya sayang."

Kun ngeliatin anaknya, semua belanjaan udah masuk bagasi. Dia ngebiarin Karina jajan sendiri bukan karena lalai, ini salah satu cara mendidik keberanian anaknya.

Lagian tukang permen kapas itu gak jauh banget kok, jadi masih keliatan lah anaknya dari tempat dia berdiri. Kun bisa ngeliat anaknya nunjuk yang dia mau, terus ngasih uangnya.

Pokoknya Kun merhatiin semua tingkah laku si anak, sampai akhirnya gadis kecil itu kembali lagi.

"Papaaaa."

"Kakak." Seru Kun dengan nada yang sama. "Udah jajannya?"

"Ung, inih !!" Kun ngambil uang kembaliannya, terus kening dia ngerut.


"Kakak tanya dulu gak harganya berapa?" Kun suka ngajarin hal ini ke anaknya, biar bisa dipas sin dulu sama uang yang dibawa.

Karina ngangguk. "Tanya kok."

"Harga nya berapa?"

"Sepuluh katanya."

Terus Kun ngeliatin uang ditangannya, kembalian itu lebih lima ribu. Kun maklum sih, toh penjualnya aja sudah renta.

"Sayang, ini kembaliannya lebih."

"Oh?"

"Kalo lebih, siapa yang rugi?"

"Kakeknya."

RUMAHWhere stories live. Discover now