Sosok ayah

168 12 0
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










Mark sudah terlihat segar, padahal dia jarang bangun pagi di hari libur. Hanya saja, sekarang dia tengah dikediaman Haechan.

Jadi Mark ingin sedikit menjaga gambaran dirinya didepan calon mertua, walaupun sebenarnya keluarga Haechan pun bukan morning person sih.

Intinya, kedua belah pihak ini tengah menjaga nama baik di mata masing-masing.

Mark natap Haechan yang jalan melewati nya, rambut lelaki itu masih semberaut. Bukannya jijik, tapi hal itu menimbulkan kekehan lucu buat Mark.

"Oh, kirain belum bangun." Ujar Haechan yang kurang lebihnya udah tahu kebiasaan tidur Mark.

Mark lebih dulu meredakan kekehannya, kemudian mengangguk. "Iya, malu kalo bangun siang." Jujur si bule.

Haechan mendelik. "Tumben banget punya malu." Sarkasnya. "Oh iya, mau minum apa?"

"Em..."

"Gak usah !! Mark mau nemenin papa lari pagi." Pernyataan itu membuat Mark dan Haechan menoleh.

"Loh, kapan kak Mark ngeiyain?"

"Sekarang, iyakan Mark?" Tanya Johnny dengan raut memaksa.

Mau tak mau, Mark mengangguk cepat. Ngeliat gerakan terpaksa pacarnya, Haechan langsung natap sang papa.

"Awas yah sampe anak orang bonyok !!" Peringatan Haechan membuat ludah Mark sulit ditelan.

"Enggak kok, papa mana pernah kayak gitu." Haechan cuma ngedengus, terus natap Mark.

"Dilemari sepatu pas pintu rumah, buka laci sebelah kanan atas. Disana ada sepatu olahraga aku, kalo gak muat minjem punya papa !!" Mark ngangguk.

Johnny cuma natap kegiatan anaknya yang terus ngewanti-wanti Mark, Haechan juga ngerapihin rambut dan baju Mark didepan papa nya sendiri.

"Pulangnya jangan terlalu siang !! Kita kan mau lanjut pulang, denger gak?" Johnny ngerjap, ternyata sekarang Haechan tengah memperingati dia.

Dengan cengiran gemas, Johnny nyubit hidung kecil anaknya terus nangkup muka bulat Haechan.

"Iya adek bawel, muah... Muahhh.. Mua.."

"Aduh papa, geli ah." Haechan nahan mulut papanya, tapi dengan sengaja Johnny melirik Mark.

Manik tegas Johnny seolah ini berucap. "Aku papa nya." Dan Mark gak paham dengan maksud tatapan itu, jadi dia lebih pilih duluan keluar rumah.

Setelah meninggalkan rumah, Mark benar-benar ikut lari pagi disamping Johnny. Sesekali mereka balap lari tanpa ada yang memulai dan akan berakhir saat merasa lelah, aneh tapi setidaknya hal itu membuat keduanya terlihat akrab.

"Duduk !! Istirahat dulu." Ucap Johnny yang lebih dulu duduk di kursi taman, mereka olahraga nya emang sekitar taman komplek.

"Minum om." Tawar Mark, Johnny nunjukin botol yang dia pegang.

RUMAHWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu