CHAPTER 14 : NONTON TEATER

25 6 0
                                    


~AOZORA~

Setelah aku kelepasan ngomongin step by step rencana bunuh diri, Virgo jadi melunak. Dia jarang mengomeliku lagi dan lebih sering diam kalau aku bercerita. Sebenarnya aku lebih suka dia mengomel, kan, percakapannya jadi lebih hidup.

Uh, uh, hidupku benar-benar tergantung pada Virgo sekarang.

Pernah dengar kalau sebuah sapaan selamat pagi bisa mengubah hidup seseorang? Itu yang terjadi padaku. Apa yang terjadi kalau aku tak bertemu dengan Virgo kala itu? Apa aku sudah benar-benar mati seperti yang kuinginkan sebelumnya?

Apakah aku benar-benar ingin mati?

"Ao, hari Kamis malam ada acara nggak?"

Siang itu, Virgo menyodorkan ponselnya padaku. "Apa ini?"

"Nonton teater, yuk!"

"Hah? Teater apa?" Buru-buru kucermati tampilan pada ponselnya. "JKT48?"

Virgo mengangguk, tampaknya sedikit menahan diri untuk nggak terlalu antusias. Aku menggaruk kepalaku bingung dan mengembalikan ponselnya. "Ini apa sih? Teater ala Dewan Kesenian Jakarta gitu?"

"Dih, masa nggak tahu sih!" Virgo merebut ponselnya sambil memberengut. "Ini loh, girl group yang lagi hits." Virgo kembali mengangsurkan ponselnya padaku yang tampilannya sudah berubah menjadi foto dari laman pencarian daring.

"Girl group main di teater? Kupikir genre lagu mereka pop, bukan sastra-sastra gitu."

Virgo memelotot dan merebut ponselnya lagi dariku dengan kesal. "Tau ah! Nggak jadi ngajakin!"

Aku menggaruk kepalaku lagi. "Aku nggak masalah sih dateng ke acara apa pun itu, tapi beneran nggak tahu begituan. Like ... why suddenly you ask me?"

"Indra nggak suka beginian."

"Memangnya kamu pikir aku suka?"

"Nggak kayak Indra, kamu kan cuma berpikir untuk kerja, makan siang, dan mati. Menurutku lebih baik kamu mulai mengisi waktu dengan kegiatan-kegiatan gitu."

Mendengarnya, aku seketika tergelak. "Kenapa harus teater deh?"

Bisa kulihat dengan jelas wajah Virgo yang memerah seperti kepiting rebus. "Bodo ah! Malas ya ngajakin kamu! Nggak lagi-lagi!"

Aku menyandarkan punggungku pada sandaran kursi. Siang itu, tumben sekali tidak terasa terik. Mungkin karena pagi tadi sempat hujan jadi udaranya cukup sejuk meski matahari sudah mulai memperlihatkan diri. Melihat Virgo yang mulai mengemasi kotak makan siangnya, tiba-tiba aku penasaran terhadap sesuatu.

"Kamu pernah bilang sama Indra nggak sih, kalau suka begituan?"

Gerakan tangan Virgo terhenti dan dia menatapku. "Begituan tuh kayak aku menyukai sesuatu yang aneh, tahu nggak sih! Kalimatmu tuh ambigu!"

"Ya, ya, kegiatan yang unik kayak gitu lah," koreksiku, meski tak membuat wajah Virgo membaik.

"Pernah, tapi Indra nggak suka."

"Oh?" Aku melipat kedua tangan di depan dada. "Indra nggak keberatan kamu pergi sama laki-laki lain?"

"Kenapa? Tiba-tiba kamu tertarik pergi?"

"Jawab dulu pertanyaanku tadi."

Virgo tampak menimbang-nimbang sejenak. "Sepertinya nggak masalah. Lagipula dia sedang dinas luar kota selama dua hari sampai Jumat sore."

"Okay then, ayo kita pergi Kamis malam."

****

"Vir, kita sebenernya mau nonton apa, sih?"

Rooftop Secret [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang