CHAPTER 21 : JANJI YANG KEMBALI DIINGKARI

27 7 0
                                    


~VIRGO~

"Oh, jadi tiap siang tuh lo makan siang sama Ao, di rooftop?"

Ucapan barusan seharusnya terdengar biasa saja, tapi karena yang mengucapkan adalah Bram, aku menjadi kesal sekali. Terlepas dari Alesha yang melotot kaget karena ucapan laki-laki itu barusan, aku sudah hampir melemparnya dengan heels.

"Bisa nggak sih, nggak perlu ikut campur urusan orang?"

Bram menyandarkan lengannya pada dinding kubikelku. Senyumnya terukir dengan sempurna, makin membuatku kesal. Sedangkan Alesha, mulai menggoyangkan lengan kananku dengan tidak sabar—meminta penjelasan.

"Gue pikir lo engaged to someone, Vir? Apa tunangan lo tahu lo makan siang sama laki-laki lain? Kayaknya nggak ya? Gue aja jadi orang pertama yang tahu di kantor ini ..."

"Vir, siapa Ao? Lo nggak pernah cerita ke gue!" desak Alesha, semakin membuatku ingin menumpahkan kata-kata kotor ke wajah Bram.

Laki-laki itu semakin melebarkan senyumnya, tampak menikmati penderitaan yang kudapat. Entah dia memang membuntutiku tadi saat makan siang, atau tak sengaja tahu dari Ao. Sepertinya pilihan kedua tidak mungkin karena menurut Ao, mereka sama sekali tidak dekat.

"Let me tell you, Alesha," Bram membuka ponselnya tiba-tiba dan menyodorkan kepada Alesha kemudian. "Namanya Aozora, gue nggak tahu dia beneran ada darah Jepang apa namanya doang yang kejepang-jepangan. He is hot, isn't he? What do you think?"

Kalimat yang terakhir diucapkan penuh penekanan sambil melirik padaku. Jelas, Bram memang cari masalah denganku. Aku memilih tak menggubrisnya dan mulai mengurai e-mail di PC, sampai aku mendengar suara tertahan dari Alesha.

"Vir, are you kidding? Selama ini lo makan siang sama dia dan lo nggak cerita sama gue!"

Aku melengos tanpa menoleh pada Alesha. "Kenapa emangnya? Nggak ada yang salah kan makan siang sama dia?"

"Gue sama Alesha sih, mungkin nggak masalah, tapi ..." Bram memberi jeda pada kalimatnya, membuatku terpaksa melirik lagi ke arahnya. " ... apa kata orang, Vir? Gimana dengan tunanganmu? Have you tell him?"

"Virgo, kalau Indra tahu, lo bakalan tamat!"

Sebelum aku membuka mulutku untuk melawan ucapannya, Alesha sudah terlebih dulu mengomel di sampingku sembari mengangsurkan ponsel Bram kembali. Mendengarnya, Bram terkekeh sebelum pergi, sementara aku diceramahi Alesha selama lima belas menit berikutnya.

****

"Ndra, aku udah di tempat makan loh!"

Pramusaji yang baru saja meletakkan pesanan minumku menoleh lagi begitu mendengar suaraku yang bisa dikatakan seperti berteriak. Aku segera mengibaskan tangan dan tersenyum minta maaf padanya.

"Sorry, Babe, ini tiba-tiba boss ngajakin makan malam bareng satu departemen, gimana dong? Kamu udah terlanjur pesan makanan?"

Aku memelotot, hampir saja memaki. "Bukan masalah pesan makananya, Ndra. Aku. Udah. Di sini," jawabku penuh penekanan.

"So sorry Babe, duh, aku nggak tahu harus gimana. Ini ada boss baru di departemen lain, jadi mau dikenalin malam ini—"

"Ya udah deh, aku pulang aja!"

Aku menutup telepon sebelum Indra kembali melontarkan ucapan minta maafnya yang terkadang sudah tak terasa lagi maknanya. Dia tidak sungguh-sungguh minta maaf.

Aku menatap beberapa makanan yang sudah kupesan. Terlalu banyak untuk dimakan sendiri dan aku tidak mau repot-repot membawanya pulang. Masa kutinggalkan begitu saja sih?

Rooftop Secret [TAMAT]Där berättelser lever. Upptäck nu