CHAPTER 29 : MULAI BERGERAK SENDIRI

22 6 0
                                    


~VIRGO~

Hilangnya Aozora secara tiba-tiba sama misteriusnya dengan kemunculan lelaki itu di dalam hidupku. Mungkin aku sudah gila, tapi sepertinya aku merindukan makan siang bersama seorang teman. Alesha sudah cuti melahirkan dan tidak mungkin aku mengajak Tiffany ataupun Langga. Image-ku sudah jelek di mata mereka yaitu sebagai senior yang jutek dan membosankan. Selebihnya aku tidak punya banyak teman untuk sekedar diajak makan siang bersama.

Menatap hamparan rumput sintetis di rooftop lantai tujuh benar-benar membuatku hampa. Maksudku, meski sebentar, rupanya keberadaan Ao sudah menjadi sebuah rutinitas untukku. Kalau berada di rooftop, pasti ada Aozora. Mereka seperti sebuah kesatuan yang kalau hilang satu, rasanya jadi tidak lengkap.

Sudah seminggu lebih dia menghilang. Aku sempat memaksa Bram buka mulut tentang unit kerja Ao dan ketika aku menannyakan kepada rekan satu ruangannya, mereka mengaku tidak tahu. Yah, untuk tipe Aozora, tidak heran dia tidak punya banyak teman. Sedikit banyak mirip denganku. Mungkin karena itu kami mudah berteman. Ah benar juga, aku sudah benar-benar menganggapnya teman dibandingkan orang asing yang sedikit tidak waras.

Indra sudah memberi tahu Saskia dan bukan informasi yang kami dapat darinya, malah gadis itu syok sampai hampir pingsan. Dia merasa bersalah karena meninggalkan Ao pagi itu untuk pergi ke kantor. Padahal dia ada bersama lelaki itu semalaman. Indra bilang, Saskia jadi sering melamun ketika rapat dan Indra mengomel karenanya.

Sebenarnya aku penasaran juga dengan apa yang terjadi antara Ao dan Saskia. Memangnya mereka putus dengan cara yang buruk, sampai-sampai Ao terlihat alergi kalau melihat gadis itu? Atau memang Ao berlebihan karena terkadang dia jadi super sensitif. Mendengar aku menunda resign saja dia sudah hampir bunuh diri lagi karena merasa bersalah. Benar-benar orang yang aneh dan merepotkan!

"Jadi yang dilakukan Tuan Putri Virgo, tetap menunggu di sini sampai Pangeran Aozora kembali?"

Aku tersadar dari lamunanku karena tiba-tiba ada seseorang yang duduk di seberang meja. Laki-laki itu meregangkan punggung dan kemudian membuka botol cola-nya.

"Ngapain ke sini, Bram?" Aku tidak bisa tidak berucap ketus padanya.

Selesai meneguk cola, Bram terkekeh pelan. "Gue kira ini tempat umum. Ingatkan gue kalau mau duduk di sini harus minta izin sama lo, Vir."

"Seriusan, kalau nggak penting, bisa nggak ditunda sampai jam makan siang berakhir?"

"Seriusan, lo sebegitu bencinya sama gue sampai alergi lihat gue pas jam makan siang?"

"Bram, please, gue—"

"Gue penasaran kemana perginya Ao."

Aku terhenyak. Bram menatapku dengan serius. Wajahnya tetap terlihat menyebalkan sih, tapi lebih baik kalau sedang serius. Bram yang seenak jidat seratus kali lebih menyebalkan.

"Gue pikir dia sedikit berubah setelah ketemu lo, ternyata masih ilang-ilangan juga."

"Maksudnya gimana? Sebelum ini sempat menghilang juga?"

Bram mengedikkan bahu. "Gue nggak tahu apa masalah dia, anaknya nggak jelas banget. Dari zaman masih pelatihan, dia nggak pernah bergaul. Tapi baru beberapa tahun terakhir ini dia suka nggak masuk kantor tiba-tiba tanpa pemberitahuan."

"Gue pikir kalian nggak akrab, ternyata lo tahu semuanya tentang Ao," cibirku.

Bram terkekeh, bahkan hampir tersedak cola. "Yang bener aja, lo pikir gue sengaja merhatiin dia? Lagian gue diceritain sama Helena kok tentang kelakuan pangeran lo itu."

Rooftop Secret [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang