CHAPTER 33 : PERASAAN YANG SESUNGGUHNYA

21 5 0
                                    


~VIRGO~

"Katanya ada di sini? Kenapa kosong!"

Saskia berujar lebih kepada dirinya sendiri sambil menyugar rambut kasar. Indra yang tadi bergegas bertanya kepada satpam komplek saat menyadari rumah yang kami tuju sudah kosong, terlihat berjalan ke arah kami.

"Mereka baru aja pergi tadi pagi. Rumah ini memang biasanya kosong, jarang dipakai. Baru seminggu terakhir saja dihuni oleh saudara pemilik rumah, kata satpamnya," ujar Indra melapor kepada kami. "Sepertinya kita terlambat beberapa jam. Satpam juga nggak tahu mereka pergi ke mana. Yang jelas ada dua mobil yang pergi dari rumah ini."

"Damn! Padahal udah deket banget!" maki Saskia, masih merasa kesal karena gagal menemukan Ao. Seandainya Ao tahu betapa frustasinya gadis ini ketika dia menghilang, Ao mungkin akan memaafkan Saskia dan memperbaiki hubungan mereka.

"Jadi sekarang gimana?" Indra bertanya, sama bingungnya denganku.

"Kita pulang saja," usulku, yang langsung mendapat pelototan dari Saskia.

"Kita udah jauh-jauh ke Bogor dan mau pulang gitu aja? Lo niat nggak sih nyari Ao!"

Aku menghela napas panjang. "Niat, pake banget. Tapi lo mau apa sekarang? Kita nggak tahu dia pergi ke mana, kita bahkan nggak tahu yang ada di sini beneran Ao atau bukan, Sas!"

Saskia terdiam dan membuang muka. Wajahnya memerah karena marah luar biasa. Dia berjalan menjauhi kami, berusaha melongok melewati pagar rendah rumah di hadapan kami yang diyakini sebagai rumah keluarga Ariyo Bustami. Aku melempar pandangan pada Indra, yang balas mengedikkan bahu padaku. Kami memang berangkat pukul delapan pagi dari rumah ke Bogor, tapi sayangnya ada kecelakaan di jalan tol dan baru sampai di Bogor sekitar pukul dua belas kurang. Aku menghampiri Saskia dan merangkul lengannya.

"Mungkin kalau Ao ada di rumah ini, seharusnya dia aman dari Jeremy. Pasti ada alasan khusus kenapa Ariyo membawa Ao ke sini," ujarku berusaha menghibur gadis yang mulai menggigit-gigit kukunya itu.

"Gimana kalau yang bawa ke sini itu Jeremy? Bukan Ariyo? Gimana kalau Ao malah dipukuli di sini? Dihajar sampai sekarat? Kita nggak tahu itu, Virgo!" ujarnya, hampir memekik.

"Virgo benar, Saskia. Meskipun kekhawatiran lo itu yang terjadi pun, kita nggak bisa ngapa-ngapain. Rumah ini kosong, dengan lo khawatir gini, nggak tiba-tiba bikin Aozora muncul dari balik pintu rumah itu, kan? Sebaiknya kita pulang dan cari petunjuk lainnya." Indra yang sudah ada di sampingku ikut menepuk pundak juniornya itu.

Meski Saskia sempat protes, tapi langkah kakinya mengikuti kami kembali ke mobil. Perjalanan ke Jakarta terasa sangat canggung. Saskia diam saja di kursi belakang, melamun menatap jalanan. Indra juga tidak berniat membuka topik obrolan dan memilih fokus pada jalanan yang mulai padat. Di sisi lain, aku sama halnya dengan Saskia, tidak berhenti khawatir dengan kondisi Aozora. Lelaki itu menghilang dalam keadaan babak belur dan hampir mati dehidrasi. Kalau Saskia benar, mungkin hidupnya benar-benar hanya menunggu waktu.

"Bentar ya sayang, aku usahakan secepatnya aku selesai," pesan Indra sebelum menutup pintu mobil, ketika kami mengantarkannya ke depan kantor. Hari Minggu ini Indra ada pekerjaan yang harus dia selesaikan dan berhubung tidak melibatkan Saskia, gadis itu sudah berniat membuka aplikasi taksi daring di ponselnya.

"Sas, gue bakalan nungguin Indra sih, lo ada acara nggak? Nongkrong dulu yuk, gue agak capek, mungkin mau ngopi di sekitar sini. Gimana?" tawarku.

Apartemen Saskia ada di Jakarta Utara dan sebenarnya aku khawatir dia melamun selama perjalanan. Niatnya aku akan memaksa Indra mengantar gadis itu sampai apartemennya. Saskia mengangguk pelan tanpa menoleh padaku. Dia masih saja melamun menatap ke luar jendela. Aku menghela napas panjang dan menyandarkan tubuhku dengan lebih rileks di car seat. Aura kelam yang dibawa Saskia sepanjang perjalanan tidak terlalu baik untukku. Akhirnya kami berhenti di sebuah kedai kopi yang berada di kawasan hutan kota Arboretum. Saskia masih tampak seperti orang linglung ketika kami duduk dan mulai memesan minuman.

Rooftop Secret [TAMAT]Where stories live. Discover now