CHAPTER 22 : BERBAGAI PIKIRAN TIDAK PENTING

28 8 0
                                    


~AOZORA~

Aku memandangi paperbag yang ada di tanganku dengan perasaan dongkol. Aku jadi membeli barang yang tidak berguna ini. Sabun kesehatan apanya, Ao bodoh. Untung Virgo tidak menyadari kebohonganku yang payah ini.

Aku bergegas menghampiri sosok yang ingin kujauhkan dari Virgo tadi, ketika kulihat dia sudah memisahkan diri dengan rombongannya. Dalam hati, aku memantapkan diri untuk tidak memukulnya di depan umum. Laki-laki itu masih tampak menarik meski wajahnya jelas menunjukkan kelelahan. Tidak heran Virgo bisa jadi budak cintanya. Namun, cewek itu bisa kacau kalau melihat dengan siapa tunangannya pergi makan malam hari ini.

"Loh, Ao!" Saskia menyadari kedatanganku lebih dulu, Indra menoleh kemudian. Laki-laki itu tampak berusaha mengingat siapa aku, meski tampaknya tidak berhasil.

"Oh, hei. Lagi nunggu taksi juga?" ujarku, jelas ketahuan sekali kalau berbasa-basi.

"Oh, mantan Saskia ya!" Tiba-tiba Indra menjentikkan jarinya. Rupanya dia baru ingat siapa aku. Eh, apa dia bilang tadi? Mantan?

Indra brengsek!

"Nama gue Ao, bukan mantan Saskia," jawabku sinis. Indra menggaruk kepala belakangnya canggung dan aku memilih menatap tajam Saskia. "Kalian habis ngapain berdua? Dinner date?"

Baik Saskia maupun Indra sama-sama terkejut dengan pertanyaanku. Seolah mereka memang hanya makan berdua, bukannya makan beramai-ramai dengan teman-temannya.

"Eh, tadi kita sama yang lain kok, ramean!" ujar Saskia buru-buru, matanya melotot ke arahku. Mungkin kesal karena tuduhan sepihakku.

Aku terkekeh. "Nggak apa kali, kalau emang nge-date. Bagus dong, lo punya pacar yang ganteng gini. Gue aja naksir sama Indra." Aku mencoba berkelakar, tapi Saskia tampaknya semakin kesal padaku. Melihat wajah Indra yang sama masamnya dengan Saskia, membuat perasaanku lebih bahagia.

Mampus lo, jangan macem-macem sama gue makanya!

"Kita nggak seperti yang lo bayangkan, Bro," ujar Indra, sepertinya masih bisa menahan diri untuk tidak memaki. "Saskia itu junior gue. Dan dia kayaknya belum bisa move on dari lo."

"Mas, jangan mulai!" Saskia kini memelotot pada Indra, yang dibalas cowok itu dengan mengedikkan bahu. Saskia menatapku lagi, kali ini dengan pandangan memohon. "Ao, Mas Indra punya tunangan loh, lo jangan gitu dong! Kan gue jadi nggak enak."

"Fiancee? Wah, sayang sekali! Padahal kalian cocok banget!"

"Ao, would you stop? Gue—"

Ucapan Saskia terpotong oleh tawa Indra yang tiba-tiba. "Lo cemburu, Bro?"

Sialan, si Indra ini berengseknya nggak kalah sama Bram rupanya.

"Easy, gue setia kok sama cewek gue. Lagian seperti yang gue bilang tadi, Saskia masih melototin foto lo di hapenya setiap hari," imbuh Indra, membuat Saskia menyenggol sikunya sambil melotot lebih lebar. Aku yakin, sebentar lagi bola matanya pasti jatuh menggelinding.

Aku tersenyum padanya. "Oh, ya? Wah, kapan-kapan boleh lah kita makan bareng? Penasaran gue, cewek mana yang beruntung dapetin lo, udah ganteng, mapan, setia lagi."

"Ao, lo kenapa sih!" Saskia mengulurkan tangan untuk menyentuh lenganku, yang segera kutepis dengan kasar. Indra melihatnya, tapi tak berbuat apa pun. Uh, uh, kok jadi aku yang terlihat seperti orang jahat di sini.

"Taksi gue udah dateng, gue duluan."

Aku bergegas pergi sambil pura-pura mengangkat telepon dari taksi daringku. Saskia masih memanggil namaku, tapi aku tidak peduli. Mungkin saat ini, Indra menatapku sambil mengucap sumpah serapah. Ah, biar saja, memang dia lelaki sialan yang memilih makan dengan teman-temannya dan rela mengorbankan tunangannya sendiri.

Rooftop Secret [TAMAT]Where stories live. Discover now