13. anak iblis

2.8K 392 49
                                    

Junkyu terus terdiam seperti patung ketika mereka sampai dirumah, mereka memutuskan untuk putar balik dan tak menginap di kastil setelah Junkyu mendapatkan mimpi buruk tentang adiknya, itu adalah gambaran waktu yang akan datang jika mereka terus memaksa pergi ke kastil maka mereka akan kehilangan Haruto.

Malam bulan purnama memang penting namun keselamatan adik mereka jauh lebih penting, Junkyu tak bisa membayangkan bagaimana tubuh Haruto yang di koyak bringas oleh serigala serigala itu.

"Abang?"

"Abang?"

"Abang Ju??!"

"ABANG ISHHHHH!"

"H-hah apa??"

Junkyu terlonjak kaget, ia semakin dibuat terkejut saat wajah Haruto benar-benar ada di depannya mungkin hanya berjarak kurang dari 10 centi.

Kepala Haruto memiring ke kiri, mata anak itu terlihat mengerjap polos "Abang kenapa ngelamun terus?"

Junkyu mengulas senyum kecil, pemuda itu menarik Haruto dan didudukkan diatas pangkuannya membuat wajah keduanya semakin dekat, Haruto memeluk Junkyu menyembunyikan wajahnya didada bidang kakaknya.

"Abang gapapa, mungkin abang kecapean"

"Abang katanya mau kerumah ayah?"

Usapan pada punggung adiknya terhenti, Junkyu menghela nafas berat "Tadi Ayah telfon katanya ayah lagi gak ada di rumah, mungkin ayah ada diluar kota"

Haruto mendongkak, mata anak itu terlihat berkaca-kaca dengan bibir gemetar menahan tangis "Bukan karena Haru kan?"

"Loh, kenapa Haru bicara seperti itu?"

Isakkan kecil terdengar, Haruto kembali menyembunyikan wajahnya didada bidang sang kakak, punggung kecil itu bergetar Haruto kembali menangis.

"H-haru takut ayah abang marah karena keberadaan Haru.. "

Bukan tanpa alasan Haruto berbicara seperti itu, karena setelah kembalinya mereka kerumah ketiga abangnya yang lain langsung masuk kamar dan mengunci kamar mereka masing-masing, wajah ketiganya pun tampak menahan kesal, Haruto merasakan emosi yang tak stabil hanya Junkyu yang langsung duduk di ruang tamu jadi Haruto memberanikan diri untuk bertanya.

Padahal bukan itu alasannya mereka mendiamkan Haruto, tapi karena kejadian yang diceritakan oleh Junkyu lah yang membuat mereka berpikir bahwa ayah mereka mengetahui sesuatu.

"A-abang abang y-yang lain hiks seperti marah karena kita gak jadi kerumah ayah.. Itu pasti karena ayah abang gak suka kan sama Haru?"

Oh astaga, ternyata perasaan Haruto sesensitif ini, adiknya terlalu memikirkan semuanya berlebihan. Ternyata Haruto tipe orang berpikir, anak itu akan memikirkan sesuatu sendirian dan menyimpulkan apa yang dilihatnya tanpa bertanya terlebih dahulu.

"Kita gak marah sama Haru, mungkin abang-abang yang lain capek, perjalanan kan memang panjang jadi mungkin mereka mau istirahat.. "

"Haru dengar abang-"

Junkyu menarik pelan tubuh adiknya membuat Haruto mau tak mau kini menatap wajah Junkyu, Junkyu terkekeh kecil tentunya melihat bagaimana wajah Haruto yang sudah berlinang air mata tampak begitu menggemaskan.

"Kita semua sayang banget sama Haru, jangan pernah berpikir kalau kita benci Haru, kita gak bisa marah sama kamu apalagi tanpa alasan. Jangan terlalu berpikir keras ya? Tubuh kamu itu rentan banget sakit sayang.. "

Junkyu mengambil tissue menghapus air mata dan ingus yang ada diwajah adiknya,

"Tuh kan demam lagi, kalau terus seperti ini Haru tidak bisa sekolah"

REINKARNASI [SELESAI]Where stories live. Discover now