29. Kekejaman

1.7K 305 61
                                    

Tak ada lagi tawa riang dari Haruto, kejahilan kecil dari Junghwan dan Jeongwoo, teriakan membahana Junkyu dan kalimat-kalimat tegas yang selalu diucapkan oleh si sulung Jihoon. Suasana rumah benar-benar sepi seperti tak ada kehidupan, mereka fokus dengan diri mereka masing-masing, Jihoon sering pulang larut malam, Junkyu bahkan beberapa kali menginap di rumah temannya, Junghwan juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan Doyoung dan Jeongwoo selalu mengurung diri didalam kamar.

Semuanya menjadi kacau setelah perdebatan empat bersaudara pada malam itu, ketiganya bersikukuh untuk mengambil paksa kristal keabadian dari dalam tubuh Haruto yang sudah terbaring lemah namun Jihoon terus mencegah mereka, si sulung bahkan memberikan peringatan pada adik-adiknya tak segan-segan bahkan Jihoon samai melukai Jeongwoo yang akan menyerang Haruto.

Sedangkan Haruto anak itu seperti tak ada lagi harapan hidup, keluarga bahagia yang ia dapatkan beberapa bulan ini sirna begitu saja mungkin memang takdirnya harus selalu mendapatkan siksaan. Haruto duduk termenung menatap kearah jendela, tak ada lagi binar bahagia yang terlihat disana, sorot matanya benar-benar redup memancarkan kesedihan yang mendalam.

Haruto juga tak banyak meminta dan merengek seperti dulu, ia harus tau posisinya bahwa Haruto hanyalah orang asing yang masuk kedalam keluarga ini, ia memang tak punya siapapun dari dulu, Haruto memang ditakdirkan untuk sendiri.

Kakinya dibawa melangkah keluar dari dalam kamar, saat keluar Haruto berpapasan dengan Jeongwoo, kakaknya yang satu itu benar-benar menunjukkan rasa ketidaksukaan secara terang-terangan.

Kepala Haruto kembali tertunduk, anak itu melangkah menuju dapur untuk mengambil minum, tak ada yang berani Haruto sentuh selain air putih, bahkan susu yang selalu ia minum kini dibiarkan begitu saja.

Ternyata Jeongwoo juga sama mengikutinya, pemuda itu berjalan kearah lemari pendingin dan mengambil buah apel.

Saat menggenggam pisau mata Jeongwoo tertuju pada Haruto yang mencuci gelas di wastafel.

"Haruto" Panggilnya membuat Haruto seketika berbalik, anak itu ketakutan ketika Jeongwoo mendekat kearahnya sambil membawa pisau.

"Abang mau apa?"

Jeongwoo memberikan pisau itu pada adiknya "Tolong kupas buah"

Ada perasaan sedikit lega, Haruto mengambil pisau yang ada ditangan Jeongwoo, namun ia dibuat terkejut ketika Jeongwoo menggenggam tangannya dan mengarahkan ujung pisau pada perut pemuda itu.

Dari dapur Haruto bisa mendengar suara mesin mobil kakak pertamanya, anak itu berusaha melepaskan tangan Jeongwoo yang terus memegang erat tangannya

"Abang mau apa??!"

"Aku mau hidup abadi setelah ini dan satu-satunya cara yaitu aku harus menyingkirkan mu!"

"HARUTO LIHAT ABANG BAWA SESUATU BUAT KAMU!"

Haruto menggeleng kencang, suara Jihoon semakin terdengar jelas, anak itu masih berusaha untuk menarik tangannya, namun Jeongwoo malah menampilkan seringai licik. Tangan Jeongwoo semakin menarik tangan adiknya-

"Jihoon harus membencimu!"

"Abang ini bahaya, abang-"

Jleb!

"ABANG!"

Haruto menjerit histeris ketika darah terciprat mengenai wajahnya, jeritan Haruto dari arah dapur membuat Jihoon segera mempercepat langkahnya, pemuda itu berlari dan mendapatkan tubuh Jeongwoo yang tergeletak bersimbah darah dengan Haruto yang berdiri memegang pisau.

"JEONGWOO!"

Jihoon melemparkan bungkusan hadiah pemuda itu berlari kencang dan memeluk tubuh adiknya yang sudah tak sadarkan diri.

REINKARNASI [SELESAI]Where stories live. Discover now