Epilog

3.7K 350 89
                                    

"Pa...pa...pa..."

Sebuah cairan kental menetes dari atas tubuhnya, Jeongwoo merasakan sebuah tepukan kecil pada wajahnya, pemuda berusia 27 tahun itu menggeliat kecil dengan perlahan ia membuka mata menemukan seonggok makhluk menggemaskan yang tengah duduk di atas dadanya.

"Ngun...ngun..."

"Hm?" Suara serak ayahnya membuat bayi berusia 1 tahun lebih terkejut, tubuh mungilnya bergetar, mata anak itu mulai berkaca-kaca siap untuk menumpahkan tangisnya saat itu juga.

"Huwaaaa!"

"ASTAGA KAK JEO ANAKNYA DIAPAIN!"

Mendengar teriakan istrinya Jeongwoo tersadar, pemuda itu segera membawa sang anak kedalam gendongannya, berusaha untuk menenangkan tubuh mungil yang masih menangis didalam pelukannya. Hingga seorang pemuda manis datang dengan membawa spatula, mengacungkan spatula tinggi-tinggi dan menatap suaminya dengan tatapan tajam.

"Kamu apain Aruna hah?!"

"Enggak kakak apa-apain sumpah, tadi dia bangunin kakak terus tiba-tiba nangis" Ucap Jeongwoo terlampau panik melihat wajah istrinya yang sudah seperti akan menerkam.

"Kamu ini emang selalu gak bener kalau jaga Aru, selalu aja ujung-ujungnya nangis!" Dengan kesal pemuda manis itu menarik sang anak dari gendongan suaminya, mulut kecilnya terus mendumel hingga pintu di tutup membuat Jeongwoo menghela nafas berat.

Pemuda itu duduk di kursi, menatap kearah pintu kamar utama.

"Alamat tidur diluar part kesekian kalinya" ucapnya nelangsa, Jeongwoo membaringkan tubuhnya di atas kursi, namun sial ia tak kunjung tertidur padahal tadi saat disuruh untuk menjaga putri kecilnya Jeongwoo terlelap.

Tubuh Jeongwoo terus bergerak gelisah, mencari posisi yang pas untuk tidur namun tetap saja tak bisa, hingga pemuda itu memutuskan untuk tidur dengan posisi tengkurap.

"Tidur dikamar gih, aku mau lanjut cuci piring"

Suara seseorang yang ia sayangi membuat Jeongwoo kembali membuka matanya, pemuda itu langsung sedikit berlari mengejar istrinya kearah dapur, tubuh mungil yang sudah 3 tahun menjadi istrinya kini tengah mencuci piring di wastafel, Jeongwoo melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping si manis.

"Kakak minta maaf, kakak benar-benar minta maaf.."

Isak tangis terdengar dari suaminya, membuat si submisive menghentikan kegiatan, pemuda manis itu berbalik menangkup wajah suaminya yang sudah berlinang air mata.

"Kenapa nangis?"

"Jangan marah lagi, kakak benar-benar minta maaf dek, kakak janji gak akan diulangi lagi"

Sejenak si manis menghela nafas berat, entah kenapa emosinya memang sedang tak stabil ditambah dengan sang suami yang begitu sibuk dengan urusan kerjaan, Jeongwoo juga sering pulang telat membuat putri mereka beberapa hari rewel karena merindukan ayahnya.

"Adek yang salah, seharusnya adek gak maksa kakak untuk jaga Aru, kakak pasti capek kan?"

Haruto menuntun suaminya untuk duduk di kursi meja makan, si manis akan membuatkan suaminya susu hangat namun tangan Jeongwoo sama sekali tak melepaskan pelukannya.

"Jangan tinggalin kakak, kakak bener bener gak bisa hidup tanpa kamu Ru"

Haruto menangkup wajah suaminya, pemuda manis itu sedikit condong untuk memberikan kecupan singkat pada bibir Jeongwoo.

"Aku gak akan kemana-mana, aku janji"

Tapi Jeongwoo selalu tak percaya dengan kalimat itu-

10 tahun telah berlalu namun ingatannya pada kejadian dimasalalu belum juga hilang, Jeongwoo menanggungnya seorang diri, rasa ketakutan, kegelisahan dan kekhawatiran hanya dirasakan olehnya karena Haruto sama sekali tak mengingat apapun tentang kejadian yang menimpa mereka pada 11 tahun yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REINKARNASI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang