27. kembalinya iblis

2.2K 324 27
                                    

Sepulangnya dari dokter gigi Haruto terus mendiamkan keempat kakaknya, anak itu merajuk karena merasa ditipu, awalnya Jeongwoo mengajak Haruto untuk jalan-jalan dan beli mainan tapi ternyata pemuda itu sekongkol membawa Haruto ke dokter gigi. Haruto yang merasa terkhianati tentu saja sebal, pemuda itu ingin menangis saja rasanya, saat sampai didalam rumah Haruto langsung berlari ke arah kamar dan membanting pintu dengan sangat keras.

Bahkan sampai sekarang belum juga keluar, Junkyu sudah sangat khawatir takut-takut adiknya kenapa-napa, mungkin Haruto juga sebal karena kata dokter ia harus mengurangi makanan manis.

"Ru buka pintunya" Bujuk Jeongwoo yang entah keberapa kalinya, pemuda itu terus berdiam diri didepan kamar Haruto, Jeongwoo merasa bersalah sekali karena bagaimanapun ia yang menipu adiknya.

"Nanti kita beli mainan yang kamu mau" Timpal Junghwan yang ikut berdiri didepan kamar Haruto, sedangkan Jihoon hanya asik menonton sembari menyesap kopi didalam kamarnya yang tak jauh dari kamar adiknya.

"Udah biarin nanti juga keluar!" Kata Jihoon kembali menatap layar laptop untuk melanjutkan pekerjaan nya.

"Adek buka sayang, kamu belum makan nanti perut kamu sakit!" Itu Junkyu yang membawa nampan berisi makanan.

Ketiganya sudah seperti mengantri sembako, selama hampir 20 menit mereka berdiam diri didepan kamar Haruto.

Jihoon yang sudah jengah pun berdiri dan berjalan kearah kamar adiknya, tangan pemuda itu mengetuk pintu kamar Haruto.

"Buka atau abang dobrak pintu kamar kamu!" Perintah Jihoon dengan sangat tegas, ketiganya sedikit menyingkir memberikan Jihoon ruang sampai tak lama bunyi kunci dibuka terdengar, Haruto membuka pintu dengan wajah menunduk takut.

"Makan!" Perintah Jihoon sekali lagi memberikan piring yang berisi nasi dan lauknya, Haruto menerimanya dengan berat hati anak itu langsung berjalan kearah meja belajar dan menyimpan piring diatas meja, tanpa berbicara apapun Haruto duduk dan menyantap makanan nya dalam diam.

Sesekali Haruto melirik kearah cermin dimana ada pantulan keempat kakaknya, kepala anak itu kembali menunduk ketika melihat Jihoon yang masih menampilkan wajah datar.

Tak!

"Minum!" Dalam beberapa menit nasi dan lauk yang ada didalam piring ludes tak tersisa, Haruto meminum airnya hingga tandas. Anak itu memberikan piring kotor pada Jihoon yang langsung diterima oleh kakaknya.

"Masih mau diemin abang-abang mu hah?!"

Sentak Jihoon yang membuat Haruto menunduk, kedua tangan anak itu meremas celana yang digunakan, mata Haruto sudah memanas bibirnya tampak gemetar menahan tangis.

Aura Jihoon benar-benar membuat nyali Haruto menciut.

"Abang bilang apa, kalau bicara sama seseorang itu tatap matanya bukan nunduk, gak sopan!"

Perlahan Haruto mendongkak, anak itu menggigit bibir bawah guna menahan tangis, namun matanya tak bisa berbohong, pandangan Haruto sudah memburam karena air mata yang menggenang di pelupuk mata anak itu.

"Giliran abang marah kamu nangis, biar apa??! Biar abang iba?!"

"Ji-"

"Diam, masuk kamar masing-masing kalian!"

Jihoon mendorong tubuh Junkyu pemuda itu menutup pintu kamar Haruto dan menguncinya dari dalam. Ini, hal ini yang selalu membuat Haruto besar kepala Junkyu pasti akan selalu membelanya dan kedua adiknya lagi pasti akan sama membela Haruto sehingga Haruto merasa dirinya menang dan tak usah khawatir jika melakukan kesalahan lagi.

"Kamu sadar gak tadi didalam mobil kamu mukul dan nampar siapa hah?! Kamu sadar gak tadi di ruangan dokter kamu nendang siapa?!"

Jihoon menarik kedua tangan Haruto "Abang gak suka punya adik yang ringan tangan!"

REINKARNASI [SELESAI]Where stories live. Discover now