17. Anak Bungsu

2.8K 365 6
                                    

Suara tangisan dari kamar adiknya membuat langkah Jihoon terhenti, yang awalnya akan ke kamar Junkyu untuk membangunkan pemuda itu kini berbalik arah menuju kamar Haruto.

Suara tangisan Haruto cukup keras, Jeongwoo yang bersebelahan kamarnya tentu saja langsung terbangun begitupun dengan Junghwan yang semalam menginap di kamar Jeongwoo. Ketiganya bergegas masuk kedalam kamar Haruto yang memang tidak di kunci.

"Astaga dek!" Teriak mereka kompak saat melihat Haruto yang sudah menangis kencang di lantai,

"ABANG KAKI ADEK GAK BISA GERAK!"

Tadi pagi saat terbangun Haruto merasa tenggorokan nya serat, ia ingin mengambil minum, badannya terasa sakit semua namun saat menapakan kaki di lantai Haruto langsung ambruk, ia memukul kakinya dengan keras namun sungguh Haruto tak merasakan sakit sama sekali, kakinya seolah tak berfungsi.

Junghwan kembali membaringkan Haruto diatas tempat tidur, pemuda itu memegang kaki adiknya guna memeriksa apakah ada yang salah, karena semalam Junghwan telah mengobati Haruto, mengerahkan seluruh tenaganya sampai-sampai ia kehilangan energi yang cukup banyak.

"Kenapa Ju?"

"Bang, ini mungkin efek samping dari pengobatan tadi malam, gue bisa jamin kalau Haru gak mungkin lumpuh permanen, mungkin kakinya bakalan bisa balik normal besok atau lusa"

Karena semalam Junghwan tak mengobati Haruto secara menyeluruh sampai pemuda itu benar-benar sembuh, jadi mungkin menyebabkan efek samping yang berdampak pada kesehatan fisik adiknya.

"Ada apa?" Mata Junkyu belum sepenuhnya terbuka, pemuda itu berjalan kearah tempat tidur adiknya dengan sempoyongan.

"Adek kenapa nangis?"

"Lo cuci muka terus sikat gigi, yang ada Haruto pingsan deket-deket sama lo!"

Jihoon mendorong Junkyu ke arah kamar mandi yang ada didalam kamar adiknya, sungguh ia merasa risih melihat wajah Junkyu yang masih kucel.

Sedangkan Haruto yang masih ada di pelukan Jeongwoo terus menangis, meskipun tangisannya tak sehebat tadi, kini sedikit mereda tinggal cegukan kecil saja.

Jeongwoo mengambil tissu, menghapus air mata serta ingus di wajah adiknya.

"Adek sekarang dengar apa tadi bang Ju? Kaki adek bakalan sembuh lagi besok dan paling lama juga lusa, gak usah khawatir okay?"

"A-adek gak dihukum lagi?"

Nafas Haruto masih tersendat, tangan kanannya meremat piyama Jeongwoo dengan sangat kuat, seperti tengah menahan ketakutan.

Kepala anak itu juga terus menunduk, tak berani menatap keempat mata kakaknya.

"Siapa yang hukum kamu sayang?"

Saat tangan Junkyu akan menyentuh kepalanya Haruto terlihat takut, anak itu memeluk Jeongwoo secara tiba-tiba.

"Dek?"

"A-adek-- adek, adek takut dipukul lagi"

Suara Haruto terdengar sangat lirih, bahkan teramat lirih jika saja pendengaran mereka tidak tajam

"Siapa yang berani pukul kamu, hm?"

Junkyu menarik Haruto dari belakang, membawa Haruto kedalam pangkuannya, pemuda itu menangkup lembut wajah adiknya yang masih berlinang air mata,

Binar mata adiknya tampak terlihat sayu, ada banyak ketakutan dan rasa cemas yang Junkyu baca.

Junkyu terus fokus menatap lurus, hingga sebuah cahaya putih terang tiba-tiba saja muncul.

REINKARNASI [SELESAI]Where stories live. Discover now