35. bertemu

1.9K 346 36
                                    

Keempat saudara Park kini menatap pintu kamar adik mereka dengan perasaan cemas, apakah mereka akan menjalankan ide gila dari seorang Park Junkyu?

Jihoon ragu, ia takut adiknya malah semakin menjauh.

Junghwan dengan perlahan membuka pintu tanpa menimbulkan suara, hal yang pertama kali mereka lihat adalah adik mereka yang tengah terlelap damai, wajah Haruto begitu menggemaskan dengan pipi yang kembali berisi, mulut anak itu terus mencari sesuatu ketika tangan Jeongwoo menyentuh ujung bibirnya.

"Gue gak tega" Bisik Jihoon melihat wajah adiknya yang begitu lugu, rasa bersalah kembali muncul mengingat kejahatan mereka satu tahun yang lalu, hal normal jika Haruto takut pada mereka karena jika Jihoon berada di posisi Haruto, Jihoon juga akan melakukan hal yang sama.

"Gue juga mendadak gak tega" Si pemberi ide menunduk dengan rasa bersalah.

Helaan nafas berat terdengar memilukan, otak mereka benar-benar buntu bingung harus melakukan apalagi agar Haruto tak takut lagi pada mereka.

"Kita pikirin lagi besok, sekarang kita keluar dari kamar ini, gue takut Haruto tiba-tiba bangun nanti dia kambuh, gue gak tega lihatnya"

Jeongwoo berjalan lebih dulu, saat melihatnya saja Haruto begitu kesakitan apalagi melihat keempat orang sekaligus, ia takut adiknya akan semakin bertambah parah. Ketiganya mengikuti langkah Jeongwoo untuk keluar dari kamar bernuansa baby blue itu, pintu kembali di tutup secara perlahan tanpa menimbulkan suara.

"Abang.. "

Mata cantik itu terbuka sempurna, pandangannya memburam terhalang oleh air mata, sebenarnya sejak Jihoon berbicara Haruto sudah terbangun, namun ia sulit untuk membuka mata, rasa takutnya kembali muncul, lidahnya benar-benar kelu. Haruto membenci dirinya sendiri, ia benci bagaimana respon tubuhnya ketika bertemu dengan keempat kakaknya.

Haruto merindukan mereka, namun tubuhnya malah menjadi pecundang yang terus menghindar.

"Adek rindu kalian.. "

Rasa rindu yang sudah tak terbendung namun perasaan takut jauh lebih mendominasi, Haruto ingin pelukan sayang dari keempat abangnya, Haruto juga ingin mendapatkan lagi kecupan sebelum ia terlelap tidur, Haruto merindukan ketegasan Jihoon, cerewetnya Junkyu, kejahilan Junghwan dan gendongan Jeongwoo, Haruto merindukan itu semua.

Ceklek!

"Dek ayah baw- Astaga Adek kamu kenapa?!"

Jaehyun berlari dan duduk di samping anak bungsunya yang menangis dalam diam, wajah Haruto sudah memerah sempurna, anak itu juga menggigit bibirnya sampai berdarah.

"Ada yang sakit? Mana yang sakit sayang?"

Dengan penuh hati-hati Jaehyun membawa Haruto kedalam pangkuannya, pria itu melihat-lihat tubuh Haruto memeriksa apakah anaknya mendapatkan luka atau tidak.

Namun si bungsu malah menggeleng pelan, wajahnya dibenamkan di dada bidang milik sang ayah, tak ada yang Jaehyun lakukan selain memberikan usapan lembut pada punggung sempit yang masih bergetar menahan tangis.

"Ayah sudah bilang sama kamu, jangan terlalu banyak pikiran gak baik untuk kesehatan kamu, adek mau balik lagi ke rumahsakit?"

"M-maaf ayah.. "

Tangan mungilnya memainkan kancing kemeja milik Jaehyun, Haruto mendongkak menatap ayahnya dengan rasa bersalah.

"Adek menyusahkan?" Tanya anak itu secara tiba-tiba.

"Kata siapa adek menyusahkan? Bilang sama ayah?!"

Mendengar nada tegas dari ayahnya Haruto kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jaehyun.

REINKARNASI [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora