40. Selamat beristirahat.

3K 354 91
                                    

"Abang?"

Keempatnya tak dapat lagi menahan tangis, mereka menatap adik mereka dengan tatapan penuh penyesalan, setelah terbongkarnya kejahatan mereka satu tahun yang lalu Jaehyun juga memperlihatkan bagaimana kondisi adik mereka setelah terbang dari koma, bagaimana Haruto yang kesulitan untuk bernafas setiap malamnya, bagaimana Haruto yang menangis karena nyeri pada dadanya dan bagaimana usaha Jaehyun untuk bisa meredakan atas rasa sakit yang Haruto alami selama beberapa minggu ini. Bukan hanya sakit fisik, melainkan mental anak itu juga hancur, Haruto kerapkali meracau hampir setiap malam berteriak sakit dan memohon ampun, itu sebabnya Jaehyun tak pernah menginjakkan Haruto untuk tidur sendiri.

Bahkan ketika kala itu dimana Jihoon membuatkan susu untuk adiknya, Haruto berusaha untuk menahan sakit, anak itu tidak dengan sengaja melemparkan botol susu dan meminta Jaehyun untuk menggendongnya melainkan karena tak kuat lagi menahan sakit pada dada sebelah kirinya.

Didepan keempat kakaknya Haruto selalu bersikap biasa saja layaknya orang normal yang hanya tak bisa berjalan, namun dibalik semua itu Jaehyun mengetahui kesakitan yang selalu dirasakan oleh putra bungsunya setiap malam.

"Maaf..." Hanya satu kata yang keluar dari mulut si sulung, Keempatnya kini bersimpuh didepan adik mereka yang tengah kebingungan.

"Abang benar-benar minta maaf..."

Haruto tak bodoh, keempatnya meminta maaf atas perlakuan bejad mereka dulu.

Tangan Haruto yang bergetar terangkat untuk menyentuh rambut Jihoon yang memohon memeluk kakinya.

"Jangan menangis.." pinta anak itu dengan suara tercekat "Adek baik-baik saja, kalian tidak boleh bersedih"

Mendengar suara adiknya yang begitu tenang dan sangat lembut malah membuat tangisan keempat Park bersaudara semakin pilu, mereka lebih baik melihat Haruto yang mengamuk dan memukul mereka membabi buta daripada harus dengan cuma-cuma memaafkan mereka seperti ini

"Kalian tidak salah jadi tidak perlu meminta maaf, seharusnya adek yang minta maaf karena sudah merepotkan kalian"

"Jika saja pada saat itu kita tidak bertemu mungkin keluarga ini tidak akan terkena sial-"

"Stttt jangan berbicara seperti itu, kamu bukan anak pembawa sial"

Junkyu menggeleng kencang, tangan pemuda itu menggenggam tangan adiknya yang berkeringat.

"Kamu anugerah terindah yang Tuhan berikan pada kami, kamu spesial dan kamu adalah permata kami"

"Kami menyayangimu Ru" Jeongwoo memeluk adiknya dari belakang sedangkan di sisi samping ada Junghwan dan Junkyu, ditengah-tengah ada Jihoon yang masih setiap menatap wajah adiknya.

"Peluk, boleh?" Cicit Haruto kelewat pelan, anak itu masih menunduk namun saat merasakan tubuhnya menghangat karena pelukan dari setiap sisi tubuhnya Haruto tersenyum teduh.

"Ayah.."

Jaehyun memberikan anggukan kecil, kedua tangannya direntangkan, pria itu memeluk putra bungsunya begitu erat.

"Terimakasih ayah.." bisik Haruto begitu lirih pada telinga ayahnya, meskipun hanya merawat Haruto beberapa minggu namun kasih sayang Jaehyun sangatlah tulus.

Haruto bisa merasakan bagaimana rasanya mempunyai sosok ayah, meskipun hanya disisa hidupnya.

"Haru sudah ikhlas dan bisa pergi dengan tenang sekarang.."

Nafas Haruto terdengar semakin tercekat, anak itu menempati janjinya pada beberapa bulan yang lalu dimana kala itu-

"Saya tau kamu pasti terlibat atas keselamatan anak itu?"

REINKARNASI [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt