HALO, gaes! Dindin datang lagi. Dia lagi galau. Tolong hibur dia, ya Teman-teman. 🤭
🔥🔥🔥
INFO :
Aku ada Hidden Part Under Cover POV Ribel.
Saat Ribel pertama kali melihat Andini lagi setelah 6 tahun meninggalkan Indonesia. Saat itu Andini baru menempuh dunia kerja setelah lulus kuliah.Bagi yang mau baca sudah ada di Karyakarsa. Nggak aku up di sini, sebab itu POV Ribel.
Link :
https://karyakarsa.com/IceCoffe/hidden-part-of-under-cover-1-450075
Nyaris dua minggu Ribel tidak menghubungiku. Harusnya aku tenang, tapi malah makin galau. Bahkan pria itu tidak mencariku, padahal aku kabur dari Tomohon. Sebenarnya dia serius atau cuma memanfaatkan aku?
Sakit hati perkara anak itu saja belum tuntas, sekarang muncul lagi praduga yang membuatku kacau sendirian.
Sudah sejak setengah jam lalu aku memainkan pensil tanpa menggambar apa-apa. Pikiranku kusut. Dan beberapa desain yang aku ajukan ke Siska untuk bahan presentasi selalu mendapat kritikan pedasnya.
"Terlalu kuno."
"Model pasaran."
"Ini sih model milik arsitek sebelah."
Dan banyak lagi kritikan yang kuterima dari perempuan penggemar brondong itu. Setelah kejadian aku muncul di kantor pagi itu, dia benar-benar tidak menyinggung soal Ribel atau Semesta Jaya lagi. Yang lebih tidak aku sangka, baru siang tadi dia melimpahkan proyek Semesta Jaya kepada Raka. Dia memutuskan hal itu tanpa repot mengajakku diskusi terlebih dulu. Memang aku sempat meminta agar bebas dari proyek ini, dan Siska menolak tegas. Jadi, kupikir soal pemindah-tanganan proyek itu cuma dalam mimpi. Namun, entah angin apa yang membuatnya berubah pikiran.
Desah kasar kuembuskan beberapa kali. Otakku buntu. Pikiranku malah makin ruwet. Beberapa kali menjatuhkan kepala ke meja, menunduk, berharap inspirasi datang.
"Din, coba cek ini. Klien minta perbaikan di beberapa bagian."
Aku mendongak dan melihat Siska sudah menjulang di depanku. Sejak lepas dari proyek Semesta Jaya, dia selalu memberi pekerjaan tidak terduga.
"Kenapa muka kamu kusut gitu?" tanya wanita itu dengan dahi berkerut.
"Aku nggak apa-apa," sahutku seraya mengambil berkas yang dia kasih.
Bibir merah cabenya menyeringai. "Paling juga kamu lagi HBL. Udah bosen mainan dildo, ya?"
Semesum itu dia. Tapi aku nggak bisa membantah. Mungkin saja salah satu penyebab frustrasi karena itu.
YOU ARE READING
Under Cover (THE END)
General FictionBUDAYAKAN FOLLOW AUTHORNYA DULU SEBELUM BACA WARNING 21+ (MENGANDUNG ADEGAN DEWASA, BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Andini merasa penat dengan pernikahannya yang sudah di ujung tanduk. Sudah satu semester dia pisah rumah dengan suaminya. Meski begit...