50. Thanks to Everything

22.7K 494 41
                                    

Good Night, Gaes. Akhirnya kita sampe di penghujung cerita Under Cover. Aku mau ngucapin teng kyu buat teman-teman yang selama awal bab udah kawal cerita ini. Yang nggak pelit vote dan komen, dan juga terima kasih banyak buat yang rela nyusul Andini Ribel ke Karyakarsa.

Ini akan jadi bab terakhir di Wattpad ya. Pas 50 bab.

Oh iya, sebagai pengganti aku ada cerita baru dengan judul "Hai, Arnold!" Yang bab pertamanya udah aku up kemarin. Genre tetep Adult-Romance ya, sama kayak di sini. Aku tunggu kedatangan kalian di sana untuk meramaikan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak ada yang berlama-lama lagi di pulau ini. Begitu acara resepsi kecil ini selesai, semua tamu pun kembali menyeberang ke Marina Beach. Menggunakan speedboat yang sudah Ribel pesan. Begitu pun Mama, Om Jeydan dan keluarga Nando.

Om Jeydan akan tinggal di Singapore untuk beberapa hari sebelum kembali ke Berlin. Sambil menunggu pesta pernikahan yang akan Ribel adakan di sana.

Ya, selain di Indonesia, Ribel ternyata mempersiapkan acara juga di negeri singa itu.

Lagi-lagi aku merasa takjub pada diri sendiri karena berani mengambil keputusan menikah lagi. Jejak yang Baary ukir di sebuah mahligai sempat membuatku tidak menginginkan pernikahan lagi. Namun setelah bertemu Ribel segalanya berubah, ya meskipun jalannya nggak mudah juga.

Aku bisa merasakan langkah kakinya mendekat, lalu tak berapa lama dua lengan kokoh memelukku dari belakang. Aku tersenyum saat wangi familier lelaki itu memenuhi rongga hidung.

"Din," panggil Ribel lirih yang kujawab hanya dengan gumaman. Wajahnya menyuruk ke samping leherku. Mencium di sana, meninggalkan jejak hangat.

"Aku mau ini cepet terisi boleh?" tanyanya sambil meraba perutku. Mengusap berulang.

Aku tak kuasa menahan senyum lagi. "Ini pasti karena Ellea." Masih bisa kuingat dengan jelas bagaimana Ribel memperlakukan gadis cilik Ben itu. Tanpa sungkan pria itu menggandeng tangan mungil Ellea, mengajaknya berkeliling. Aku sempat khawatir akan terjadi perdebatan antara Ribel dan Ben, tapi ternyata Ben mengizinkan putrinya bermain bersama Ribel.

Ribel mengangguk. "Boleh, ya?"

"Kenapa harus nggak boleh?"

"Aku akan mengabulkan apa pun yang kamu minta, Din," katanya lalu bertubi-tubi mengecupi pipiku.

Aku mendorong bibirnya menjauh saat dia akan mengecup pipi lagi. "Udah, cukup."

"Once more."

Aku tidak bisa menolak ketika dia menempelkan bibirnya lama, lalu diakhiri dengan decapan.

"Pipinya nggemesin," katanya terkekeh lantas melepas pelukannya. "Malam ini, ada yang spesial buat kamu. Aku udah nyiapin semuanya."

Under Cover (THE END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang