Pengasingan

969 77 35
                                    

Karena rasa sayang tidak harus diungkapkan dengan perhatian

***

"Pengadilan kerajaan, dengan ini menyatakan, bahwa Permaisuri Aerin selaku tuan rumah di mana ibu suri agung bertamu, dinyatakan bersalah berdasarkan tuduhan ketidaksengajaan. Maka, telah diputuskan hukuman pengasingan sampai ibu suri tersadar dari masa kritis di pulau terpencil sebagai penebus kesalahannya. Permaisuri Aerin tidak diizinkan membawa fasilitas istana, selain beberapa dayang dan pelayan yang mendapatkan izin dari Kaisar Lee Han Kyul untuk menemani selama masa hukuman. Demikian surat keputusan ini diambil atas dasar seadil-adilnya. Tertanda, pemimpin agung Kerajaan Fantasia, Kaisar Lee Han Kyul."

Tangis para dayang dan pelayan Permaisuri Aerin pun pecah. Sedangkan, Lisa yang terduduk di depan meja hakim itu, hanya bisa menatap kosong ke depan. Jujur, ia sendiri sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa dan bagaimana. Semua yang terjadi di dunia antah berantah ini seperti mimpi buruk panjang, di mana Lisa tidak kunjung terbangun.

Gadis itu pasrah, ketika sepasang prajurit menyeret tangannya dengan kasar untuk langsung menuju tandu. Sedang, di belakangnya, para dayang dan pelayannya saling memohon pada Kaisar Lee untuk turut ikut serta dalam pengasingan permaisuri Lisa.

Di tengah perjalanan itu, ia melihat senyum-senyum kemenangan di wajah ketiga selir yang berjajar menggiringnya menuju tandu. Lisa berhenti sejenak. "Tolong, biarkan aku bicara dengan Selir Yuki. Sebentar saja."

Permintaannya itu diiyakan. Kini Lisa berdiri di hadapan Selir Yuki yang berpenampilan amat mewah, sangat berbanding terbalik dengan pakaian serba putihnya yang lusuh karena beberapa kali ia ditarik ke sana kemari sebagai tawanan.

"Saya tahu, semua ini sebagian dari rencana Anda untuk menyingkirkan saya," tajam Lisa menggertakkan giginya penuh amarah.

Sungguh, ia tidak akan marah seandainya yang celaka adalah Lisa, bukan ibu suri. Namun, semua ini benar-benar keterlaluan. Nyawa ibu suri yang dipertaruhkan di sini. Seandainya Lisa diberi pilihan untuk selamanya tinggal di pulau terpencil, asalkan ibu suri bisa selamat. Tentu, ia akan senang hati melakukannya, meski ia tidak akan pernah menginjakkan kaki di istana kerajaan. Kehidupan wanita tua itu lebih penting dari segalanya, bahkan meski itu kehidupan Lisa.

Selir Yuki tersenyum meremeh. "Anda terlalu berpikir buruk tentang hamba, Yang Mulia. Bagaimana mungkin saya bisa sejahat dan selicik itu? Bahkan, memasak air saja saya tidak bisa, apalagi meramu racun."

Rahang Lisa kembali mengeras. "Ingat, saya pergi bukan untuk menyerah. Saya akan kembali untuk menghukum Anda atas segala kejahatan yang telah Anda lakukan selama ini."

"Dengan senang hati, saya akan menanti hari itu tiba. Tentu, jika Anda belum membusuk kelaparan.'

Tangan Lisa pun kembali ditarik menjauh. Terdengar suara tawa mengejek dari belakangnya. Sabarkan Lisa, dadanya benar- benar terasa sesak, seolah udara di sekitarnya menghilang entah ke mana. Terhina, direndahkan, dan segala macam percobaan pembunuhan. Hal buruk mana lagi yang belum Lisa rasakan selama di Fantasia. Semua penderitaan sudah lengkap ia rasakan.

Kakinya mulai memasuki tandu dengan terpaksa. Setelah tandunya tertutup, akhirnya bendungan bening di pelupuk matanya luruh juga. Lisa terisak, sengaja memukul dadanya yang merasa nyeri tak terhingga itu sebagai luapan amarah, kecewa, dan kesedihan yang sekarang tak tahu lagi harus ia bagi dengan siapa. Sungguh, siksaan mental ini lebih menyakitkan daripada ia terjatuh dari kuda dan terkena panah.

"Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?" tanya sebuah suara familiar yang berasal dari luar tandunya.

"Dayang Im? Anda 'kah itu?" Lisa langsung menyibak kain putih yang menutupu tandunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Queen Of Fantasia (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang