Diintimidasi Kaisar

12.6K 1.1K 105
                                    

Huaaammm.....

***


"Sudah puas?"

Suara bass yang terdengar rendah maskulin dan dalam itu memecah keheningan untuk beberapa saat.

Krik ... krik ....

Krik ... krik ....

Tak ada sedikit pun suara yang terdengar setelah suara bass Kaisar Liu memecahkan keheningan. Permaisuri Aerin dan para pengikutnya dibuat bungkam, menunduk sangat ketakutan. Terlebih Lisa, yang terduduk tepat di hadapan Kaisar Lee yang duduk di atas singgasananya.

Keringat dingin mulai membanjiri tubuh Lisa. Jangan tanyakan bagaimana keadaan jantungnya yang mungkin saja bisa dikatakan hampir melompat ke luar dari tempatnya. Tatapan Kaisar Lee begitu mengintimidasinya, membuat Lisa membeku tanpa mampu berkutik.

Keheningan ini benar-benar mencekam. Saking heningnya, seolah tak ada tanda-tanda kehidupan. Tak ada suara hewan malam, tak ada pula suara keluar masuk napas.

Seolah hanya dari kewibawaan dan tatapan dingin seorang Kaisar Liu, dunia pun turut tunduk pada pemimpin kerajaan Fantasia itu. Bahkan, para jangkrik pun tak berani bersuara ketika Kaisar telah muncul ke permukaan.

Tiba-tiba Kaisar Lee bangkit dari singgasananya, berjalan dengan langkah pelan dan ringan bak kapas. Baju kebesarannya sesekali terbang tertiup hembusan angin yang menuyusup lewat jendela yang terbuka.

Saat berada tepat di samping Permaisuri Aerin, Kaisar Lee tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Deg!

Jantung Lisa terasa dihujam pukulan telak karena jantungnya benar-benar merasa takut untuk tetap di tempatnya. Karena kepalanya menunduk, ia bisa melihat sepatu kuno khas kerajaan dan sepasang kaki pucat tapi memiliki otot menonjol milik Kaisar Lee.

Hanya dengan melihat kakinya saja, Lisa dibuat kesusahan setengah mati hanya untuk menelan ludah. Ia was-was, teringat kejadian saat malam di mana ia masuk ke dalam kamar baginda sehingga berakibat pada pedang yang menempel di lehernya.

Uh ... Lisa ingin amnesia saja!

Dia tidak mau mengingatnya!

"Jangan macam-macam lagi, Permaisuri." Ucapan Kaisar Lee kian dingin dan menusuk, menekan kata 'Permaisuri' sebagai peringatan keras.

Glek!

Adakah larutan penyegar?

Oh, ayolah ... mendadak Lisa radang tenggotokan.

***

Sesampainya di istana Permaisuri, Lisa langsung menjatuhkan tubuhnya dengan keras di atas kasur. Sayangnya, kasur di sini tidak seempuk kasurnya di abad 21, benda ini lumayan keras sehingga membuat tubuh Lisa agak linu seketika. Meski sakit, gadis itu malah memukul-mukul kasurnya beringas. Anggap saja ini sebagai ungkapan kekesalannya pada baginda dan kasur sialan yang tidak empuk ini.

"Aku mau pulang! Pulang! Huwa ... aku mau pulang! Aku mau kehidupanku yang dulu. Aku mau pulang! Aku tidak mau di sini lagi! Huwa ... pulang! Pulang! Pulang!"

Lisa mengangkat kepalanya sejenak, lalu kembali melanjutkan teriakannya. "Ptia itu menakutkan! Aku tidak menyukainya! Dia membuatku merasa seperti orang bodoh! Dia membuatku seperti orang ceroboh! Aku tidak suka dia! Dia terlalu mengintimidasiku! Aku tidak suka orang seperti itu! Tidak suka! Tidak suka, huwaaaa ...!"

The Queen Of Fantasia (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang