Drama Kecemburuan

10.7K 948 23
                                    

***


Melihat kejadian yang agak vulgar di pinggir lapangan kuda, sontak membuat sosok wanita yang tengah menggandeng anak kecil itu membalikkan tubuh putranya lalu memeluknya erat agar tidak menyaksikan adegan yang sejujurnya amat menyayat hatinya. Di sana, seorang pria bertelanjang dada tengah berlutut dengan jarak yang amat dekat dengan wanita lain.

Dadanya terasa perih dan sakit. Terlebih saat ia menunduk, anaknya pun tak sengaja turut melihat adegan yang belum pantas dilihat balita seusianya.

"Permaisuri Aerin! Anda benar-benar mencari masalah rupanya," gumamnya disertai giginya yang saling bergemerutuk.

"Yang Mulia?" Kepala Dayangnya berucap lirih, merasa turut bersedih atas perasaan Nyonyanya yang hancur.

Selir Yuki menatap bawahannya bersamaan dengan setetes air mata yang luruh di pipinya. Kedua mata dan wajahnya memerah, melambangkan kalau emosinya tengah membuncah ke permukaan. Dengan kasar, wanita itu mengusap sisa air matanya. Dia adalah wanita kuat. Tidak boleh terlihat lemah hanya karena musuh lemahnya itu.

"Pangeran Lee Sung ...." Suara Selir Yuki terdengar berat dan bergetar. "Kapan pun itu, kuharap kau harus membenci wanita yang merebut Ayahmu."

Si mungil mendongakkan kepala, di bawah birunya langit yang cerah itu, ia melihat wajah ibunya mengeras, tetapi juga terluka, menatap kebencian ke arah depan dengan tetesan air mata mengotori wajah jelitanya.

"Tolong, bawa Pangeran Lee Sung pergi sejauh mungkin!" titah Selir Yuki menyerahkan anak semata wayangnya.

"Tunggu, Kepala Dayang!" Pangeran Lee Sung kembali pada Ibunya, melambaikan tangannya, mengisyaratkan agar Ibunya menyetarakan tinggi mereka.

Dengan senyum yang dipaksakan, Selir Yuki menuruti kehendak putranya. Kini ia berlutut, menyejajarkan tinggi mereka. Tanpa diduga, sepasang tangan mungil balita itu mengusap lembut sisa air mata di pipi Ibunya.

Selir Yuki tampak terkesiap atas sikap putranya yang seketika membuat hatinya menghangat. Ditatapnya sepasang mata bulat yang jernih itu. Perlahan, senyumnya kembali terbit untuk menghibur putra semata wayangnya. Digenggamnya tangan mungil itu dan diarahkan di depan dada.

"Ibu, aku berjanji akan membahagiakan Ibu!" ucap Pangeran Lee Sung mantap.

Sekali lagi, Selir Yuki tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya dari ketulusan anaknya. Dipeluknya singkat malaikat kehidupannya itu penuh kasih sayang, lalu kembali menyerahkannya pada Kepala Dayangnya agar anaknya segera berada di tempat yang aman dan seharusnya.

Kepala Dayang itu mengangguk dan segera mengajak Pangeran Lee Sung menjauh. Namun, memori kecilnya terlalu kuat untuk melupakan kejadian barusan. Terlebih, saat di mana ia tadi melihat ibunya meneteskan air mata. Meskipun masih belia, tetapi otak Pangeran Lee Sung sudah dilatih untuk berpikir cepat dan dewasa. Di usianya yang baru menginjak empat tahun itu, Lee Sung sudah lebih dari paham kalau Ayahnya telah melukai Ibunya karena wanita bernama Permaisuri.

Rahang si mungil mengeras bersamaan dengan kedua kepalan tangannya. Lingkungan kerajaan telah mengajarkan banyak hal padanya. Termasuk belajar membenci wanita bernama Permaisuri sejak dini. Kali ini, memang Kepala Dayang mampu menggiring tubuhnya menjauh. Namun, ia gagal untuk menjauhkan rasa kebencian yang terlanjur bersarang di hati murninya.

The Queen Of Fantasia (Revisi)Where stories live. Discover now