Pria Menggoda Yang Mematikan

17.3K 1.4K 226
                                    

"Siapa Anda?" Sekali lagi suara itu membuat tenggorokan Lisa tercekat.

Boro-boro untuk menjawab, bernapas saja Lisa sudah kesusahan. Detak jantungnya kian meronta tatkala pria itu menyejajarkan tubuhnya dengan gadis asing bernyali besar yang telah lancang memasuki daerah pribadinya.

Maka saat pria itu berjongkok, sinar bulan yang temaram kian jelas menerpa wajahnya. Terlihat jelaslah bagaimana rupa rupawan bak pahatan dewa itu. Lisa bahkan dibuat makin kesulitan bernapas karena ketampanan wajah yang dimiliki pria di hadapannya seolah tak tertandingi oleh pria abad 21. Terutama rekan sesama artis yang bersusah payah mendapat wajah sempurna sekalipun dengan operasi plastik.

Namun, lihatlah pria ini!

Mana mungkin ada operasi plastik pada zaman dinasti?

Tanpa sadar, tatapan penuh kekaguman Lisa itu membawa tangannya tak sengaja terulur dan menyentuh rahang tegas sosok pria yang ia sendiri pun tidak tahu itu siapa. Melupakan fakta bahwa masih ada pedang yang hampir menyentuh kulit lehernya Lisa benar-benar merasa seperti dihipnotis.

Pria itu sempat tersentak dengan keberanian gadis di hadapannya. Namun, Kaisar Lee tetap diam mengamati ekspresi penuh ketakjuban dari sosok asing ini. Entah mengapa, ia jadi lupa niatnya untuk langsung menebas sosok yang berani mengusik malam harinya.

"Oh my ... God! Bagaimana ada pria setampan malaikat di dunia gila ini?" ucapnya lirih tanpa sadar.

"Aku ... tampan, heh?"

Suara bass itu langsung menyadarkan Lisa. Gadis itu terkejut bukan main saat pria di hadapannya masih menghunuskan pedang ke lehernya.

Namun, suara pintu dibuka dengan paksa membuat pria itu refleks kembali berdiri dan menatap ke arah pintu. Di ambang pintu, seorang pria berseragam jenderal tengah berlutut memberi hormat.

"Ampun Yang Mulia, ada kabar dari istana permaisuri bahwa pemberontak tengah melakukan penyerangan. Namun, kami sudah mengerahkan pasukan dan sekarang tengah terjadi pertempuran. Hamba mohon izin untuk melakukan penggeledahan di istana Kaisar untuk memastikan bahwa pemberontak tidak mengancam keselamatan Yang Mulia."

Mendengar Jenderal itu memanggil pria di hadapannya dengan sebutan 'Kaisar', sontak saja tubuh Lisa makin tegang. Namun gadis itu sadar jika ini bukan pertanda baik. Ia harus segera kabur lewat jendela lagi.

Baru melakukan sedikit pergerakan, tiba-tiba bajunya diinjak oleh pria di hadapannya. Kedua mata Lisa membulat sempurna. Mati kau, Lisa!

"Lakukan saja yang terbaik."

"Baik Yang Mulia."

Ketika jenderal kepercayaan Kaisar itu hendak berbalik. Tiba-tiba suara Kaisar kembali menginterupsi langkahnya.

"Di mana Permaisuri?"

Jenderal itu sempat terdiam. "Kami belum memastikannya, tapi mungkin Permaisuri pergi lewat lorong rahasia yang terhubung dengan perpustakaan anda. Jadi untuk berjaga-jaga, saya akan memeriksanya."

"Oh, baiklah ...."

Saat Jenderal memberi penghormatan sebelum pergi, matanya tak sengaja melihat ada helaian rambut yang menjuntai di atas lantai di belakang Kaisar. Padahal, pria itu yakin sang kaisar tidak memiliki rambut sepanjang itu. Keningnya mengerut curiga.

"Yang Mulia, apakah Anda yakin di sini aman?"

"Hm."

Hanya mendengar itu, sang Jenderal segera pergi untuk melakukan tugasnya. Setelah pintu tertutup, pria itu kembali menghadap Lisa yang sudah meringkuk ketakutan. Napas Alexa terasa kian memburu tatkala jarak di antara mereka mulai terkikis.

The Queen Of Fantasia (Revisi)Where stories live. Discover now