Kepekaan Pangeran

8.7K 676 45
                                    

***

"Mengakulah, sekarang, kau bukan Permaisuri Aerin, 'kan?"

"Pangeran ...?"

Berbanding terbalik dengan wajah Lisa yang dibuat sangat tegang, sedetik kemudian wajah mungil itu meringis. Menurunkan pedang di tangannya.

"Hei, kudengar tadi Anda menebas kepala Selir Yu, ya? Bagaimana perasaan Anda? Itu pasti sangat menyenangkan!"

"Apa maksudmu?"

"Kau sangat hebat bisa membunuh orang. Jadi, kupikir kau adalah penjagal kepala. Haha ...!"

Kedua mata Lisa lantas membulat. Ada sedikit rasa lega. Ia pikir anak kecil ini tahu kalau dia benar-benar Lisa. "Hei, anak kecil, jaga cara bicaramu! Membunuh orang itu sesuatu yang mengerikan! Kau tidak boleh berbicara seperti itu."

Pangeran Lee Sung mengendikkan bahu cuek. "Lagipula, aku tidak menyukainya. Dia pantas mati."

Lisa menggelengkan kepalanya heran, otak anak sekecil ini sudah terlalu banyak menerima pengaruh negative. Pembunuhan, tentu hal yang seharusnya belum dimengerti anak sepertinya. Apalagi di usia yang baru menginjak empat tahun.

"Meskipun kau tidak menyukainya, bukan lantas menjadi alasan untuk membolehkan pembunuhan. Kau bilang ingin menjadi kaisar yang hebat 'kan suatu saat?" Lisa berlutut di hadapan Pangeran Lee Sung lalu memegang tangan mungil iyu, mengangkatnya tepat di depan wajah mereka. "Kau harus mrnggunakan tanganmu untuk kebaikan. Bukan membunuh, tapi mengulurkan bantuan. Kau tidak bisa membenci orang karena satu sifat yang tidak kau sukai, tetapi carilah sifat baik darinya yang membuatmu memiliki rasa untuk menyayangi."

Entah karena memang kapasitas kepala anak kecil yang tidak mampu mencangkup ucapannya, atau karena memang kalimat yang ia gunakan terlalu membingung. Yang jelas, Pangeran Lee Sung hanya memiringkan kepalanya dengan kening mengerut sebagai tanggapan.

"Anda itu bicara apa?"

Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hish ... berbicara dengan anak kecil memang membingungkan."

"Tapi kau harus percaya padaku. Selir Yu itu seperti bunglon."

"Bunglon?" Lisa mengerutkan keningnya bingung.

Pangeran Lee Sung mengangguk yakin. "Dia menjelek-jelekkanmu di depan ibu selir dan kaisar. Aku mendengar sendiri. Jadi, apakah orang seperti itu masih pantas hidup? Kata ayah kaisar, aku harus berhati-hati dengan tipe orang yang suka membicarakan keburukan orang lain."

Lisa terdiam di tempatnya, bingung harus berkata apa. Namun, ucapan anak kecil selalu jujur tentang apa yang ia lihat dan dengar. Penjelasan dari si kecil ini membuat Lisa memikirkan banyak hal.

"Aa ... jadi, aku juga harus berhati-hati denganmu. Kau baru saja membicarakan kejelekan Selir Yu."

"Ck! Aku mengingatkanmu!" Pangeran Lee Sung melipat tangannya di depan dada. Wajahnya lantas cemberut.

"Hehe ... iya-iya, Pangeranku, sayang. Janganlah marah! Nanti kau cepat tua." Lisa mengelus puncak kepala Pangeran Lee Sung. "Duduklah!"

Ketika Lisa duduk di balik meja mungilnya, tiba-tiba sebuah benda bernuansa dingin melekat di lehernya. Matanya kembali membulat ketika anak itu kembali menodongkan pedang padanya. Padahal, dia tadi sudah menurunkannya. Apa yang terjadi pada si kecil ini?

"Siapa kau sebenarnya?!" teriak Pangeran Lee Sung seketika menodong Lisa dengan pedang sungguhan, hanya saja berukuran lebih kecil.

Sontak, Lisa dibuat amat terkejut dengan apa yang dilakukan anak itu.

The Queen Of Fantasia (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang