Pemanggilan Jiwa Terlarang

24.7K 1.9K 291
                                    

Tekan pojok kirinya ⭐ kakak....

***

Di sebuah gua dengan pencahayaan temaram, tampak altar yang berbentuk lingkaran dengan gambar rumit perpaduan antara bentuk geometri dan abstrak dan sebuah peti mati berwarna putih dengan ukiran berwarna emas menghiasi sisinya diletakkan dengan posisi tepat di pusat altar.

Dua sosok berjubah hitam dengan tinggi tidak seimbang itu mendekati  altar. Salah seorang tampak tinggi menjulang dengan bahu lebar terus berjalan mendekat ketika seorang lagi di sisinya menghentikan langkah. Berbeda dari pria jakung yang tampak kekar di balik jubah hitamnya, sosok berjubah yang satu memiliki tubuh lebih kecil dan mungil. Dari perbedaan fisik keduanya, maka bisa ditebak bahwa mereka adalah sepasang pria dan wanita.

Si pria berhenti di sisi peti, lalu membuka pintu peti itu. Begitu ia melihat sosok yang tampak pulas di dalamnya, kedua matanya nampak terbelalak. Memar kemerahan tampak melingkari leher dari sosok wanita yang tertidur pulas di dalam peti mati. Bukan hanya pulas, tetapi tidur untuk selamanya.

Setelah beberapa saat mengamati sosok jasad yang telah bersemayam lebih dari sepuluh tahun itu, rahang pria itu sedikit mendongak sebelum akhirnya kembali menutup peti.

"Lakukan!" perintah si pria yang langsung ditanggapi oleh sosok si wanita berjubah.

Tanpa instruksi, wanita itu menfeluarkan belati lalu menggores pergelangan tangannya sendiri. Darah segar menetes ke lantai altar, di mana motif gambar bentuk altar itu memiliki sedikit cekungan. Cairan merah itu menetes dan mengalir, mengisi setiap cekungan hingga membuat darah itu bertemu dari arah satu sama lain.

Tak hanya si wanita, si pria berjubah juga rupanya menggores tangannya sendiri. Setelah darah kedua orang berjubah itu menyatu, si pria kembali membuka peti mati, lalu ikut menggores tangan si jasad. Mengambil setetes darah yang secara ajaibnya masih terlihat segar, si pria langsung mencampurkan tiga darah dari tiga orang yang berbeda menjadi lebur dalam satu aliran.

Mulut si wanita berjubah mulai komat-kamit merapalkan mantra dengan tangan membentuk pistol di depan dada. Gerakannya itu diikuti si pria berjubah hitam. Mereka berdua sama-sama merapalkan mantra yang secara perlahan mulai muncul sebuah cahaya samar dari aliran darah mereka. Perlahan tapi pasti, cahaya berwarna merah itu tampak kian menyilaukan hingga ke langit-langit hingga seketika muncul sebuah pintu portal berwarna hitam di atas kepala mereka.

"Sudah siap."

***

Suara gemuruh musik yang bercampur baur menjadi satu dengan teriakan histeris penuh pujaan. Sayangnya, perpisahan telah tiba, dan idola yang selalu mereka elu-elukan namanya itu telah turun dari panggung setelah sebelumnya melambaikan tangan perpisahan yang langsung disambut suara kekecewaan dari para fans-nya.

Sepulang dari konsernya yang digelar dengan sukses, Lisa langsung menjatuhkan diri di atas kasur. Tangannya meraba-raba permukaan kasur mencari remote tv yang tergeletak di sana. Segera ia menyalakan tv dan menonton berita.

"Breaking news, kini sudah hari ke tiga kasus meninggalnya idola Korea, Song Hani dikabarkan meninggal karena overdosis obat-obatan terlarang. Diduga, Song Hani merasa depresi karena komentar-komentar jahat dari haters yang belakangan ini menyerangnya karena isu bahwa dirinya menjadi kekasih gelap seorang pejabat pemerintah-"

Tiba-tiba layar televisi berubah menjadi hitam. Lisa tak bereaksi, ia sudah bisa menebak sosok yang bisa keluar masuk apartemen miliknya kecuali dirinya.

The Queen Of Fantasia (Revisi)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora