Wujud Lisa Kembali?

11.8K 1K 60
                                    

***


"Dayang Im! ANDA KENAPA?"

Saat Lisa mendekat, Dayang Im sontak mengulurkan tangannya penuh peringatan, mencegah Lisa untuk tidak mendekat. Dari tatapannya, Dayang Im tampak sangat ketakutan bak melihat setan. Lantas, hal itu tentu membuat Lisa berdiri di tempatnya makin bingung.

"Jangan Mendekat! A-anda siapa? Di mana Permaisuri Aerin?"

Alis Lisa bertautan seketika, heran dengan sikap aneh Dayang Im.

"Dayang Im, aku Permaisuri Aerin."

"Anda berbohong!"

Lisa tersentak seketika, teringat sesuatu lalu menyengir. Ia baru ingat kalau sudah memberi tahu wanita paruh baya itu siapa dirinya yang sebenarnya.

"Hehe ... oh, iya. Aku 'kan Lisa. Maaf, aku lupa kalau Dayang Im sudah tahu."

Tak disangka, kedua mata keriput itu langsung mengerjap tak percaya. Kedua tangan dayang Im mengucek matanya sekilas lalu kembali menatap sosok asing di depannya ini penuh ketakjuban.

Di hadapannya, kini telah berdiri sosok nan cantik, tapi terlihat sangat asing. Terlebih, warna rambut gadis itu tak berwarna hitam seperti kebanyakan orang. Rambut kecokelatan itulah yang membuat Dayang Im makin bingung dan heran dengan keanehan tubuh yang dimilikinya.

 Rambut kecokelatan itulah yang membuat Dayang Im makin bingung dan heran dengan keanehan tubuh yang dimilikinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kecantikan yang dipancarkan, memiliki aura yang berbeda dari aura gadis-gadis kerajaan pada umumnya. Bahkan, Permaisuri Aerin sendiri tidak memiliki aura yang gadis ini miliki.

Meski masih diliputi keraguan, Dayang Im berusaha membalas tatapan gadis berpipi chubby yang tengah menatapnya dengan senyum lebarnya.

"Ya-yang Mulia ... apakah Anda Yang Mulia Lisa?"

Mendengar panggilan aneh itu, senyum Lisa lantas luntur seketika. Matanya menyipit aneh.

"Yang Mulia Lisa? Uhm ... sebenarnya apa yang terjadi padamu, Dayang Im? Kalau di sini, tentu aku adalah Permaisuri Aerin. Tidak masalah juga, sih ... jika Anda memanggilku Lisa. Tapi tidak perlu embel-embel Yang Mulia. Itu ... terdengar ... aneh."

Dayang Im tergagap, mau berucap, tapi ragu. Ia berpikir cepat. Tanpa menyahut, Dayang Im bangkit lalu mengambil sebuah kaca besar, menyeretnya beberapa langkah kemudian menghadapkannya tepat di hadapan gadis yang tengah menatapnya penuh kebingungan itu.

Tanpa aba-aba, sontak saja Lisa menatap Dayang Im dan kaca itu bergantian, lalu saat maniknya berhenti pada wanita tua itu, ia terhenyak seketika.

Apakah dia tadi salah lihat?

Lisa buru-buru menjatuhkan pandangannya kembali pada pantulan bayangan yang menampakkan sosok wanita cantik dengan rambut cokelatnya. Kedua manik almond itu membulat seketika penuh keterkejutan.

"Dayang Im! Wajahku!"

Tangan Lisa bergerak meraba wajahnya, sesekali menatap Dayang Im tak menyangka. Perasaannya terlalu campur aduk. Antara bahagia karena wajahnya kembali, juga karena ...

"Yang Mulia Kaisar datang!"

Deg!

***

Dengan langkah terburu, Dayang Im ke luar. Betapa terkejutnya ia saat Kaisar Lee sudah berdiri tepat di bawah tangga kamar Permaisuri Aerin, lengkap dengan pelayan dan pengikut setianya.

Melihat raut wajah keterkejutan itu, sepasang manik tajam milik Kaisar Lee lantas menyipit.

"H-hormat hamba ... Y-yang Mulia Kaisar."

Dayang Im membungkuk pernuh hormat.

"Ada apa Dayang Im? Mengapa Anda sangat terkejut?" Kaisar Lee mengamati pintu kamar Permaisuri Aerin yang sedikit terbuka. "Apakah ada sesuatu yang terjadi?"

Gotcha!

Jantung Dayang Im hampir meloncat dari tempatnya saat mendengar pertanyaan Kaisar. Tubuhnya seketika menjadi panas dingin, ketakutan dengan apa yang akan terjadi jika Kaisar mengetahui bahwa Permaisuri Aerin ...

"Aku bertanya padamu, Dayang Im."

"Ma-maaf, Yang Mulia ... Permaisuri Aerin sedang tidak enak badan," ucap Dayang Im dengan suara bergetar. Sejujurnya, ia ketakutan. Tentu, karena ia telah berbohong di hadapan Kaisar Lee.

"Sepertinya Anda ragu dengan ucapan ..."

"Saya ada di dalam, Yang Mulia Kaisar."

Suara lembut yang terdengar agak asing itu membuat perhatian Kaisar Lee teralihkan. Pria itu memandang Dayang Im sekilas sebelum beranjak. "Kuharap Anda tidak sedang berbohong, Dayang Im."

Glek! Dayang Im benar-benar dibuat hampir pingsan saat itu juga karena kesusahan mengambil oksigen.

Untung saja, Kaisar Lee segera melangkah masuki kamar pribadi Permaisuri. Alih-alih merasa aman, justru rasa khawatir langsung menyerbu, seolah menikamnya dengan gamblang. Was-was dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Mengapa wajah Anda pucat, Dayang Im?" tanya Jenderal Wu yang tampaknya juga menangkap basa kegelisahannya.

Dayang Im mendongak ragu. Alih-alih menjawab, wanita paruh baya itu malah balik bertanya, "Mengapa tiba-tiba Kaisar datang kemari?"

"Yang Mulia Ibu Suri ingin segera memiliki cucu."

Tamat riwayatku, batin Dayang Im mengiba.

"T-tapi ... Permaisuri sedang sakit."

Jenderal memicingkan matanya. "Mengapa Anda bilang pada saya? Keputusan ada di tangan Yang Mulia Kaisar."

Deg!

Bahu Dayang Im merosot seketika. Benar, juga ... Jenderal Wu mana bertanggung jawab? Suami Permaisuri Aerin, kan Kaisar Lee. Ini benar-benar berbahaya. Apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan Nona Lisa?

"Dayang Im ... mengapa Anda tampak ..."

"Aku hanya kaget, Jenderal Wu ... apakah itu tidak boleh?" tukas Dayang Im sekenanya.

Tampaklah pria muda itu menganggukkan kepala setuju. Agak lama, seulas senyuman tipis tampak di wajahnya. Menggeleng ringan dengan apa yang ia pikirkan barusan

"Hamba juga terkejut. Tapi ... juga tidak sabar menantikan putra mahkota dari Yang Mulia Permaisuri."

Deg!

Lagi, astaga ... bukan itu yang Dayang Im maksud!

***

The Queen Of Fantasia (Revisi)Where stories live. Discover now