Welcome New World

20.2K 1.7K 217
                                    

Sepasang kelopak mata elang dengan tatapan tajam itu terbuka. Salah satu sudut bibirnya terangkat, menunjukkan sebuah rasa kepuasan.

***

Manik mata indah yang dibalut oleh bulu mata lentik itu mulai bergerak, mengisyaratkan bahwa masih ada tanda kehidupan dalam tubuh ringkih seorang gadis yang telah tertidur selama berbulan-bulan lamanya. Samar-samar terdengar teriakan wanita yang entah berbicara apa.

Yang jelas, tubuh lemah itu membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan penglihatannya. Begitu kelopak mata indah itu sempurna terbuka. Pemandangan asing langsung menyerbu retina. Kening gadis itu berkerut kebingungan.

"D-di mana aku?"

"Yang Mulia, anda sudah sadar? Saya ... hiks ... sangat terharu," ucap seorang gadis berpakaian tradisional yang membungkuk memberi hormat. Di belakangnya disusul beberapa gadis lain yang melakukan hal serupa.

Masih butuh waktu agak lama bagi Lisa untuk mencerna kata-kata gadis tadi. Dan pada akhirnya, ia benar-benar tidak paham. Dengan penuh tanda tanya, Lisa mendudukkan diri. Tubuhnya masih terasa lemas, ditatapnya semua gadis berpakaian aneh itu lebih seksama. Eh, ternyata bukan cuma gadis itu, ruangan ini pun juga tak kalah aneh.

"Eh ... di mana aku? Ka-kalian siapa? Kenapa berpakaian seperti itu?"

Sosok yang berada paling depan mendongakkan kepalanya dengan wajah terkejut. "Yang Mulia, anda berada di Istana anda. Dan kami ini adalah dayang dan pelayan anda Yang Mulia. Apakah Yang Mulia melupakan kami?"

Kening Lisa mengerut seketika. "Melupakan? Kenal saja tidak. Hei, tak perlu akting lagi. Aku tahu ini pasti cuma prank. Hei di mana kameranya, hello?"

Lisa mulai panik dan melaimbaikan tangannya ke sana kemari. "Aku sudah menyerah! Jadi berhentilah main-main! Aku ingin pulang!"

"Yang Mulia Permaisuri, anda bicara apa? Ini rumah anda. Hamba mohon, anda jangan bersikap seperti itu. Apakah anda benar-benar melupakan kami?" Gadis itu kembali menunduk, memberi hormat berkali-kali disusul oleh yang lain.

"Hei ... apa yang kalian lakukan?!"

"Yang Mulia, tolong jangan siksa kami dengan sikap Yang Mulia," ucap gadis paling depan ditirukan gadis-gadis di belakangnya.

Jadilah Lisa makin bingung, wajahnya refleks merengut. "Ah ... kalian semua, berhentilah menangis! Aku tidak tahu kenapa kalian menangis."

Agak lama, gadis-gadis aneh itu mulai tenang. Sebenarnya Lisa masih tidak percaya, tapi ia mencoba mengikuti akting para pembuat prank ini saja dulu. Siapa tahu nanti lama-lama mereka lelah sendiri.

"Jadi, tolong jelaskan padaku. Aku berada di mana? Ah ... mungkin aku hilang ingatan karena aku sama sekali tidak mengingat siapa diriku, kalian dan tempat ini." Dalam batin, Lisa ingin menertawakan dirinya sendiri yanh sebenarnya sangat payah dalam berakting.

"Yang Mulia ..." Gadis itu sesenggukan. "Anda berada di istana permaisuri kerajaan
Fantasia."

"Eh? Lalu ... siapa aku?" Lisa terkekeh sendiri. Padahal ia tahu dirinya siapa. Dia adalah Lisa Guan, artis paling terkenal di Korea Selatan yang sekarang juga turut meramaikan dunia hiburan Internasional. Ini akan menjadi tontonan lucu ketika ia mendengar semua prank yang membuat perutnya terasa seperti dikocok.

"An-anda ... Anda Yang Mulia Permaisuri Aerin. Anda istri pertama Kaisar Lee Han Kyul."

"Eh? A-apa? Aku sudah punya suami? Huahahaha ... astaga lol! Bagaimana aku punya suami, kalau pacaran saja tidak boleh? Hahaha ... ya Tuhan ... kalian benar-benar lucu. Tapi, oh sudahlah ... tolong hentikan prank ini, aku bisa mati karena tidak bisa berhenti tertawa, tahu!"

"Yang Mulia ... tolong maafkan kami jika punya kesalahan. Bagaimana mungkin kami berbohong. Mohon jangan lupakan kami Yang Mulia." Lagi-lagi gadis paling depan membungkukkan tubuhnya disusul gadis-gadis di belakangnya.

"Mohon jangan lupakan kami, Yang Mulia."

"Khek ... khek ... khek ...." Lisa dibuat tersedak saat mendapati seluruh orang di sana benar-benar menangis. Ah ... apakah tawanya sangat jelek sehingga membuat mereka menagis? "Hei ... apa yang kalian lakukan?"

"Kami siap dihukum, Yang Mulia. Asalkan Yang Mulia Permaisuri sudi mengingat kami."

Menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Lisa menelisik dengan bingung ruangan ini. Namun manik matanya tak sengaja menatap sosok bayangan seorang gadis anggun berpakaian serba putih dalam cermin. Dalam batin ia berkata, wah ... siapa dia? Cantik sekali!

Ia menengok ke belakang, tapi nihil tidak ada orang. Justru saat dia berbalik, bayangan itu mengikuti gerakannya sama persis.

"Eh? A-apakah itu wajahku?" tanya Lisa sambil meraba wajahnya sendiri tanpa mengalihkan pandangannya dari cermin sedikit pun.

"Benar Yang Mulia."

"ASTAGA! KENAPA AKU CANTIK SEKALI?" pekik Lisa tanpa sadar membuat dayang dan pelayannya keheranan bercampur ingin tertawa melihat kehebohan Permaisuri. Jarang sekali Permaisuri bisa seheboh itu, malah sebelumnya memang tidak pernah. Permaisuri yang selalu mereka ingat adalah Permaisuri Aerin yang lugu, pendiam dan bijaksana.

"Hei ... katakan padaku! Kalian tidak melakukan operasi plastik secara besar-besaran, kan saat aku tidak sadar?" Lisa menatap horor pada semua orang yang reflek membuat mereka ketakutan.

"Ampun Yang Mulia. Kami tidak paham dengan apa Yang Mulia katakan. Mohon ampuni kami."

Kini Lisa mulai percaya kalau semua ini adalah kenyataan. Mereka semua mungkin saja memang tidak sedang melakukan prank padanya. Meski pikiran itu masih ada. Namun setelah melihat bayangannya sendiri yang juga bukan tubuhnya. Perlahan ia mulai menduga kalau dia sedang berada dalam tubuh lain. Terdengar gila memang. Tapi kali ini Lisa mulai serius.

Atau ... time traveling itu benar-benar ada?

Uh ... uh ... Lisa jadi merasa sangat terhormat karena bisa mengalaminya. Ah ... ia jadi berandai, pasti ini akan menjadi pengalaman menarik. Sayangnya, dia tidak membawa ponsel untuk mengabadikannya.

"Ah ... sudahlah ... tidak apa-apa. Maafkan aku kalau membuat kalian khawatir. Uhm ... angkatlah kepala kalian. Aku baik-baik saja, ok?"

Gadis-gadis itu pun mengangkat kepala mereka namun tetap menunduk hormat.

"Oh, ya ... bisakah kalian memperkenalkan diri?"

Gadis paling depan mengangguk dan dia mulai memperkenalkan dirinya dan gadis-gadis lain di belakangnya. Meski tidak langsung menghafal semua, setidaknya Lisa bisa mengingat nama gadis paling depan ini karena dialah ketua dayang dan pelayan di Istana Permaisuri.

"Ah ... Song Na Ra, tolong jelaskan padaku siapa aku dan kondisi di sini!"

"Baik Yang Mulia." Gadis itu menghela napas sejenak. "Nama anda adalah Yang Mulia Permaisuri Jang Aerin, keturunan dari marga bangsawan Jang, bangsawan yang paling berpengaruh di kerajaan bagian timur. Anda adalah istri pertama dari Kaisar Lee Han Kyul. Satu-satunya istri beliau yang amat dicintai ibu suri."

"Tunggu ... jadi, sebenarnya ada berapa istri suamiku?" Ah ... rasanya aneh sekali memanggil pria yang tidak kau ketahui rupanya dengan embel-embel 'suami'.

"Ada lima Yang Mulia."

Kedua mata Lisa langsung membulat. "Lima? Banyak sekali!"

"Ampun Yang Mulia, jumlah itu termasuk sedikit kalau di lingkungan kerajaan."

"Oh ... ya ya ya ... kau benar. Aku pernah menonton film tentang itu." Lisa mengibas-ngibaskan tangannya, tak menyadari raut kebingungan dari dayang-dayangnya. "Lanjutkan!"

"YANG MULIA BAGINDA IBU SURI DATANG!!!"

"Eh? Apakah itu mertuaku?"

***

Kurasa tidak ada yang perlu direvisi di bab ini. 😊


Luluk Layalie

The Queen Of Fantasia (Revisi)Where stories live. Discover now