Menyelamatkan Yang Seharusnya

15.2K 1.2K 139
                                    

Typo bersebaran!!!

÷÷÷

Deg!

Jantung Lisa hampir copot saat kedua matanya kembali melihat tubuh-tubuh bergantungan ke kanan dan ke kiri menahan sekarat. Tubuh Lisa menggigil, ia tahu kalau dirinya ketakutan, tapi Lisa tetap memaksakan diri untuk berlari sekencang mungkin. Tidak ada yang ia pikirkan sekarang, kecuali keselamatan orang-orang bawahan Permaisuri Aerin.

Entah diambil dari sabuk pedang milik prajurit yang mana, Lisa mengangkat pedang itu tinggi-tinggi dan menebaskannya pada beberapa tali pertama yang paling dekat dengannya sehingga membuat tubuh dua kasim yang sebelumnya bergelantungan itu jatuh menghempas tanah. Mereka terbatuk parah dalam keadaan syok dengan apa yang terjadi barusan.

Semua orang yang hadir di sana dibuat terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan Permaisuri Aerin. Manik mereka sesekali menengok bagaimana reaksi Kaisar. Sikap dingin dan tenang Kaisar yang mereka dapati justru malah membuat para dayang, pelayan, kasim dan para prajurit, terlebih mereka yang bertugas di atas panggung berdebar dan menggigil ketakutan.

Bagaimana sikap Kaisar setelah ini?

Setidaknya, adalah sebuah keajaiban bagi kedua kasim yang berhasil selamat dari maut mereka. Paling tidak untuk sementara.

Sekali lagi, mereka selamat.

Permaisuri Aerin menyelamatkan mereka.

Namun karena pedang yang dibawanya terlalu berat, dan memang ini kali pertama memegang pedang sungguhan, lantas tubuh Lisa terhuyung dan ambruk di atas panggung eksekusi itu. Namun ia tak menyerah, ia kembali bangkit dan menebas beberapa tali yang bisa ia jangkau dengan buru-buru. Matanya makin melotot saat melihat beberapa wajah dayang yang ia putus talinya mulai membiru. Sontak wajah Lisa berubah pucat pasi.

Ia harus bergerak lebih cepat.

"Cepat kalian selamatkan mereka atau kalian yang aku tebas!" teriak Lisa sekeras mungkin pada beberapa prajurit di sekitarnya.

Mendengar titah Permaisuri Aerin, beberapa tampak ragu. Namun tak lama kemudian ada satu prajurit yang membantu Lisa memutus tali-tali yang mengait orang-orang yang sekarat itu. Tak ada yang bergerak selain Lisa dan satu prajurit tadi karena yang lain terlalu pengecut untuk melawan perintah Kaisar mereka.

Hingga saat tiba gadis terakhir, tangan Lisa benar-benar bergetar hebat hingga pedang di tangannya terjatuh. Tubuhnya menggigil hebat, tak menyangka dengan kejadian barusan. Jantungnya berdetak kencang sampai menimbulkan rasa sesak dan nyeri yang bersamaan dalam dadanya. Ia memegangi dadanya yang sakit, matanya tiada henti meneteskan butiran bening.

Pandangan Lisa buram karena efek air mata, tapi ia tetap menatap ke bawah pada orang-orang yang berhasil ia selamatkan. Memastikan bahwa mereka benar-benar masih hidup. Melihat keadaan mereka yang amat menyayat hati dengan beberapa luka pukulan, air mata Lisa makin deras menetes. Namun, setidaknya ia bisa melihat wajah pucat yang terkesan biru mereka kini telah berubah memerah.

Mereka semua selamat.

Mereka tidak mati.

Lisa berhasil menyelamatkan mereka.

Kepala Lisa langsung tertunduk. Lagi-lagi tubuhnya bergetar karena tangis dan isakan, syok. Di dunianya, mana ada kejadian seperti ini? Ini adalah hal pertama baginya, menyelamatkan orang-orang yang hampir sekarat.

"Yang Mulia, Anda baik-baik saja?" tanya prajurit yang membantunya seraya berlutut penuh hormat di hadapan Permaisuri Aerin.

"Yang Mulia ... mohon ampuni kami!" teriak Kasim paling tua yang langsung bersujud pada Lisa dari tempatnya. Pria tua itu menangis dan terus mengulangi kalimat dan gerakannya.

Satu kasim yang usianya tampak lebih muda mengikuti gerakan dan kalimat pria tua di sampingnya sambil menangis begitu keras. Tak menyangka bahwa dirinya masih hidup. Dayang dan pelayan lain yang mulai bisa mengatur napas pun turut melakukan hal yang sama. Bahkan beberapa, yang masih merasa sesak tetap menyeret dirinya untuk ikut bersimpuh.

Para bawahan Permaisuri Aerin yang terus bersujud meminta ampunan itu menjadi tontonan bagi para prajurit, pelayan, dayang dan jangan lupakan Kaisar yang sejak tadi duduk nyaman di singgasananya. Tentu, Kaisar Lee Han Kyul menyaksikan semua kejadian dari awal sampai akhir. Namun wajahnya tetap datar tanpa raut berarti.

Tidak ada seorang pun yang berani bergerak dari tempatnya karena tatapan Kaisar mulai bergerak. Dalam batin orang-orang tatapan itu menyiratkan tanda bahaya.

Mata elang yang curam itu menatap orang-orang yang hampir mendapat hukuman darinya itu sesaat, lalu memusatkan oerhatiannya pada sang Permaisuri yang terduduk dalam isakannya di atas panggung bersama seorang prajurit. Tatapannya menajam, tapi tidak kunjung bersuara.

Hingga saat keadaan makin hening, Kaisar bangkit. Semua orang dibuat tegang dan ketakutan dengan apa yang akan dilakukan Kaisar. Pria berwajah tegas itu berjalan menuruni singgasana dan terus melangkah ke luar istana Permaisuri. Semua orang yang melihat itu langsung dibuat bertanya-tanya.

Apakah hukumannya memang dibatalkan?

Atau Kaisar punya rencana lain?

Melihat itu, para kasim, jenderal dan para prajurit mengikuti langkah Kaisar mereka. Meninggalkan tempat eksekusi tanpa ada penjelasan lebih. Di sisi lain, beberapa pelayan langsung bergerak membantu Permaisuri Aerin dan para bawahannya.

Di lain tempat, sosok wanita berpakaian elegan yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan tampak mengepalkan tangannya kuat hingga membuat buku-buku jarinya memutih.

"Bagaimana ... bagaimana mungkin?" Lalu wanita itu menatap sosok wanita berpakaian kepala dayang di sampingnya. Memicingkan mata, curiga. "Lalu siapa wanita yang dibawa pembunuh bodoh itu?"

÷÷÷÷÷÷

Vomen, pleaseee...🌟

Bonus pict. Kaisar Lee Han Kyul

 Kaisar Lee Han Kyul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pict. Permaisuri Aerin (beda gambar, abaikan)

 Permaisuri Aerin (beda gambar, abaikan)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis, ⭐

Luluk Layalie

The Queen Of Fantasia (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang