17. Temukan Aku

40.3K 3.8K 32
                                    

"Lukas tunggu!"

"Lukas!"

"Ugh!"

Langkah Lukas semakin cepat. Ziya tak dapat mengimbangi dan...

BRUK!

Yang dikhawatirkan terjadi juga. Ziya tersungkur. Lagi-lagi baju sialan ini menjadi dalang. Oh tentu saja Ziya tidak akan tersungkur dua kali jika Lukas tak menariknya kasar.

Luka di kedua lutut Ziya semakin perih terasa. Lagi-lagi bagian itu menjadi korban.

Ziya mendongak. Menantikan pertolongan. Namun apa yang Ziya dapat justru di luar dugaan. Lukas menatap Ziya nanar.

Hell! Apa-apaan itu?!

"Kenapa kau diam saja?"

Apa sebegitunya kau tidak ingin menyentuh istri mu? Atau di hadapan mu ini hanya seonggok daging tak berguna?

Ziya terkekeh. Miris. "Kau puas?!" ucap lirih Ziya. Menunduk. Menahan perih dua lututnya.

Kening Lukas mengerut dalam. Sungguh! Ia tidak bermaksud membuat istrinya jatuh. Selama ini, Lukas tidak pernah jalan beriringan dengan wanita. Ia banyak menghabiskan waktu di medan perang. Terkadang ia lupa kodrat wanita yang memang harus diperlakukan lemah lembut.

"Maaf," ucap Lukas lirih. Namun, sepertinya itu tak disadari istrinya.

Insting itu bisa tajam saat dilatih terus menerus. Lukas menoleh ke samping. Banyak sorot mata melihat. Ah, benar! Di balik kaca ini adalah aula.

Ini tidak baik! Mereka tidak boleh melihat keretakkan rumah tangga ini secara langsung. Rumor hanya akan menjadi rumor yang akan menghilang dengan sendirinya. Tapi, jika rumor itu dibuktikan langsung. Itu tidak akab mudah hilang.

Lukas pernah berjanji akan melepas Lilyana dengan cara baik-baik. Tanpa rumor miring. Agar dia bebas berjalan di kota. Menikmati jajanan pasar tanpa tekanan. Mungkin karena ambisi itulah logika Lukas lebih dulu maju tanpa diimbangi perasaan.

Ia berlutut. Menyamakan posisi lalu berbisik, "Kita harus terlihat rukun. Orang-orang sedang melihat."

DEG!

Senyum ramah yang tak pernah Ziya lihat akhirnya mengembang sempurna. Tapi... kenapa harus dengan label pura-pura?

Jadi benar... selama ini Lilyana hanya diperalat saja? Oleh keluarga maupun suaminya. Haha, pantas saja Lilyana selingkuh. Ia juga butuh porsi bahagia. Walau itu artinya menghancurkan martabatnya sendiri.

Tangan Lukas terulur. Menunggu Ziya menggapai.

"Tck! Ketemu second male lead aja susah banget!" gumam Ziya. Sangat lirih.

Hembusan nafas terdengar berat. Pundak Ziya bergerak samar. Kemudian....

PLAK!

"Simpan tangan mu! Aku bisa sendiri!"

Ini adalah caranya menyampaikan kekecewaan. Tamparan keras melayang. Bukan hanya Lukas. Mereka yang melihat ikut syok dan spontan membekap mulut. Tak percaya tontonan seperti ini akan mereka saksikan. Terlebih di acara yang menjadi awal sebuah ikatan pernikahan.

Tangan Ziya terasa panas. Sudah ia pastikan menyalurkan kekesalannya sekuat tenaga. Biar jantan ini sadar! Ada kata yang harus disaring sebelum diucapkan!

Hening masih melanda keduanya. Lukas tak bergeming. Di posisi yang sama. Satu-satunya hal yang berbeda hanyalah... panas di area pipi. Perasaannya campur aduk. Sebenarnya di mana letak salahnya? Sejauh ini Lilyana tidak pernah mempermasalahkan sandiwara keluarga-keluargaan di depan banyak orang.

DUKE! Let's Have Babies! (END)Where stories live. Discover now