19

371 42 1
                                    

Waktu telah menunjukan pukul tujuh pagi, dimana kini jaehee terlihat tengah memasuki rumah kediaman keluarga kanemoto, dengan santainya.

"pagi bunda" sapa jaehee, saat melihat mashiho yang menuruni tangga.

"pagi jaehee" sapa mashiho balik.

"kamu mau jemput ruru iya?" lanjut mashiho bertanya, yang diangguki oleh jaehee.

"tapi kayanya ruru enggak bisa kemana-mana hari ini" ucap mashiho memberitahu.

Jaehee tentu saja terkejut akan penuturan mashiho, karena meskipun haruto bangun telat, mashiho tidak akan mengatakan hal seperti itu.

"ruru memang kenapa bund?" tanya jaehee.

"demam dan badanya panas banget" jawab mashiho.

Tanpa bertanya apa-apa lagi, jaehee meminta izin pada mashiho untuk menuju kamar haruto.

Awalnya mashiho melarang jaehee untuk pergi ke kamar haruto, karena haruto sudah jelas akan marah nantinya, jika kamarnya dimasuki ketika dirinya sakit.

Jaehee pun tahu hal itu, tetapi dirinya ingin melihat kondisi haruto secara langsung, sehingga dirinya membujuk mashiho agar membiarkannya pergi ke kamar haruto.

Yang mana pada akhirnya mashiho pun mengizinkan, asalkan jaehee nantinya tidak merepotkan mashiho, jika haruto marah kepadanya.

"tok... tok... tok..."

"ruru gw masuk iya" ucap jaehee setelah mengetuk pintu kamar haruto beberapa kali.

Samar-samar jaehee dapat mendengar suara serak haruto, yang melarangnya masuk ke dalam kamar.

"iya, tapi gw udah masuk ru" ucap jaehee, yang kini terlihat berdiri didepan pintu kamar haruto.

"ish jeje, keluar sana" usir haruto dengan suara seraknya.

"kit heart nih gw ru lu usir begitu" ucap jaehee, dengan tangan yang menyentuh dadanya dan juga ekspresi yang menujukan dirinya merasakan sakit.

"jeje ih~" rengek haruto.

"iya-iya entar gw keluar, habis meriksa keadaan lu" ucap jaehee.

Setelah mengatakan hal itu, jaehee terlihat mengeluarkan ponsel miliknya, lalu mengarahkan kamera ke arah haruto yang berbaring.

Sebelum akhirnya kembali memasukan ponselnya, pada saku jaket yang dirinya gunakan.

"jeje jangan ngedeket ih" rengek haruto, saat jaehee melangkah ke arahnya yang berbaring diatas ranjang.

Jaehee tidak mengidahkan larangan haruto, dirinya malah terlihat semakin mendekat ke arah haruto.

"jeje kalau ngelangkah lagi, ruru beneran marah nih" ancam haruto.

Namun jaehee sama sekali tidak mengidahkan ucapan haruto dan tetap melangkah mendekat.

"jeje~" rengek haruto.

Jaehee masih tidak mengidahkan, malah kini dirinya terlihat mengarahkan punggung tanganmya untuk memeriksa suhu tubuh haruto.

"ini kalau gw masak telor disini, kayanya mateng deh ru" ucap jaehee dengan senyum jail.

"meskipun suhu tubuh ruru panas, mana bisa kaya gitu" ujar haruto dengan wajah kesalnya.

Jaehee terkekeh, lalu mengusak gemas rambut haruto.

"jeje ih" keluh haruto.

"maaf-maaf" ucap jaehee.

"iya udah kalau gitu gw pergi dulu ke pertandingan si kutub, nanti pulang gw kesini lagi bawa si kutub" ucap jaehee.

Our Sweet SecretWhere stories live. Discover now