38

188 38 3
                                    

"jewu minggir ih" titah haruto.

Pada jeongwoo, yang membuat haruto merasa dejavu, karena kini dirinya kembali di dalam kukungan jeongwoo, di salah satu bilik kamar kecil sekolah.

"gw bakal minggir ru, kalau lu mau dengar penjelasan gw" ucap jeongwoo.

"tapi ruru enggak mau dengar jewu" ujar haruto.

Berusaha mendorong jeongwoo menjauh dari dirinya, meskipun dirinya tahu, jika hal itu merupakan sesuatu yang percuma.

"karena buat ruru, jewu udah bikin ruru ngerasani sakit di sini, sakit banget" ucap haruto, memukul dada nya.

"jadi buat sekarang, ruru enggak mau dengar apapun dari jewu" lanjut haruto.

Kembali mencoba mendorong jeongwoo menjauh dari dirinya, karena ia benar-benar tidak ingin mendengar apapun dari jeongwoo untuk saat-saat ini.

Jeongwoo sendiri sebenarnya tidak ingin seperti itu, terlebih setelah haruto mengatakan hal itu.

Tetapi dirinya benar-benar harus menyelesaikan sekarang juga, karena dirinya pun merasakan sakit di bagian yang sama dengan haruto.

"gw mohon ru" ucap jeongwoo, meminta.

Namun sepertinya haruto tidak mendengarkan hal itu, terlihat dari dirinya yang tetap berusaha keluar dari kukungan jeongwoo.

"ruru, gw mohon" ucap jeongwoo.

Dengan suara yang sedikit frutasi dan kepala yang jeongwoo tumpukan di atas pundak haruto.

Haruto diam, dirinya tidak lagi mendorong jeongwoo menjauh.

Membuat jeongwoo berpikir, bahwa haruto akhirnya mau mendengarkan nya, jika saja suara isak tangis tidak menyapa telinga jeongwoo.

Yang mana hal itu, membuat jeongwoo menjauhkan dirinya, untuk melihat keadaan haruto.

"kenapa jewu gini sih? ruru juga butuh waktu buat bisa nerima penjelasan jewu" ucap haruto, dengan isak tangis yang menemani.

"jewu egois, enggak mikirin perasaan ruru gimana" lanjut haruto.

Kembali memecahkan tangisan nya, yang membuat jeongwoo diam membeku.

Lalu beberapa saat kemudian, jeongwoo terlihat melangkah pergi dari bilik kamar kecil itu, meninggalkan haruto yang menangis begitu saja.

Sepeninggal nya jeongwoo dari dalam bilik itu, yang tentu nya dapat di rasakan haruto.

Membuat haruto yang awal nya menangis dengan posisi berdiri, dengan kepala yang menunduk.

Kini terlihat berjongkok, menyembunyikan wajahnya pada kedua lututnya, untuk meredam sedikit suara isak tangis yang keluar dari dirinya.

Dan setelah beberapa menit dirinya menangis di dalam bilik kecil itu, kini suara tangisan haruto tidak lagi terdengar.

Yang mana setelah beberapa saat, akhirnya haruto terlihat kembali berdiri dan berniat keluar dari bilik kamar kecil itu.

"hwanie?" ucap haruto, terkejut.

Saat hal yang pertama dirinya lihat adalah junghwan, yang tengah menatap dirinya dari pantulan kaca.

"hm" gumam junghwan.

Lalu kembali membersihkan tangannya yang sempat tertunda, karena dirinya yang secara refleks, menatap ke arah pintu bilik kecil yang terbuka dari pantulan kaca di hadapannya.

Haruto sendiri, kini terlihat menggigit bibir bawahnya, dengan pikiran yang tercampur aduk.

Juga langkah kaki yang berjalan menuju wastafel di samping junghwan, yang masih terlihat membersihkan tangannya.

Our Sweet SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang