[1] | Nara (?)

7.9K 338 0
                                    

HeyYow!
ヾ(〃^∇^)ノ
Selamat datang di cerita ketiga ku! Sebelumnya aku meminta maaf jika penulisannya masih berantakan, dan membuat kalian ngga nyaman bacanya. Jika ada kesalahan dalam penulisan atau tanda baca yang kurang tepat, tolong ingatkan aku dikolom komentar yaa...

HAPPY READING

***

"Gue punya tebak-tebakan! Kalo kalian bisa jawab ini, kalian bisa duduk di kursi ini!" Seru Nara sembari menaik turunkan alis.

"Deal! Apa tebakannya"

"Apa bedanya lo pada, sama monyet?!"

"Kalo monyet jelek, kalo kita ganteng ye gak?" Jawab Karel.

"Salah"

"Lah terus apa, itu jawaban yang bener" Saut Fallah

"Ya salah, Kalo kata gue salah ya salah kutil!"

"Yaudah apa jawabannya?" Tanya Danu

"Jawabannya adalaah..." Nara menjeda ucapannya mendramatisir dengan nada layaknya diacara TV.

"Buruan Ra!"

"Sabar! Jawabannya, gaada bedanya. Lo pada mirip monyet soalnya hahaha" Nara tertawa terpingkal setelah menjawab pertanyaan nya sendiri, semakin tertawa saat melihat muka masam dari teman-temannya.

"Asu lo"

"Shiball"

"Untung cakep"

"Gue bunuh halal ngga sih kalo makhluk begini?"

"Hahahaha udah sono pergi kalian kalah, gaboleh duduk disini"

"Yaelah Ra izinin kita duduk disini lah, gaada bangku kosong nih" Karel menatap Nara dengan wajah memelas.

"Hm gimana Nia izinin jangan?" Tanya Nara pada Phira Kania teman dekatnya.

"Kasih ajalah berisik dari tadi, gue lagi baca novel ini"

"Oke gue kasih izin kalian duduk disini, asal traktir kita berdua, gimana?"

"Okelah gampang, biar si Vino yang bayar entar"

"Dih napa gue"

"Gapapalah kali-kali No" Saut Karel.

"Terserah lo pada" Acuh tak acuh Vino dengan raut sebal.

"Sip gue pesenin dulu" Karel melangkah ke arah warung yang menjual jajanan dikantin, berbeda dengan Danu, Vino dan Fallah yang mendudukan diri dihadapan Nara dan Phira.

***

"Nara reverie"

"Hadir bu" Nara mengangkat tangan saat guru didepan sana menyebut namanya.

Nara kembali duduk setelah sang guru menyebut nama siswa lainnya. Setelah mendudukan diri dia menengok pada kursi sebelah dimana Phira kania teman dekatnya duduk.

"Lo gabisa tunda dulu baca tuh novel, didepan ada guru bisa-bisa dirampas novel lo" Bisik Nara pada Phira.

"Tanggung dikit lagi, lagi seru-serunya ini"

"Novel apa emang itu?"

"Fantasy"

"Seru?"

"Iya, tentang transmigrasi perpindahan jiwa yang masuk ke tubuh orang lain gitu"

"Ko bisa?"

"Mana gue tau Ra, gue bukan penulisnya"

"Dih" Lalu Nara kembali fokus ke depan dimana pembelajaran baru saja dimulai.

***

"Ra lo pulang?" Teriak Karel dari dalam kelas.

Nara menoleh pada Karel malas "Pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan"

"Ya siapa tau lo masuk part time gitu"

"Kaga gue lagi sakit gigi"

"Lah yang sakitkan gigi lo, bukan badan. Kenapa libur?"

"Ya serah gue dong maemunah" Nara melengos pergi menjauhi kelas bersama Phira.

"Dia sakit gigi apa sakit mens sih, darah tinggi banget" Sewot Karel.

"Kalo gue ditanya begitu sama lo juga sama Rel, jadi mending lo diem aja dah" Ucap Danu sembari berjalan keluar kelas.

"Lah gaada salahnya bertanya" Karel menyampirkan tasnya dibahu lalu berlari keluar kelas menyusul Danu dan teman-temannya yang lain, yang sudah keluar kelas lebih dulu.

***

"Nia lo dijemput?"

"Iya, mau nebeng?"

"Ngga lah, gue mau kedepan dulu. Jadi gue duluan ya"

"Jalan kaki?"

"Iye" Lalu Nara berjalan menjauhi Phira yang berada di gerbang sekolah sembari melambaikan tangan.

Nara bersenandung kecil dijalan yang mengarah pada jalan rumahnya. Dia berbohong pada Nia temannya itu, karena dia tidak ingin merepotkan temannya. Kenapa Nara tidak dijemput juga sama seperti Phira? Jawabannya tidak akan ada yang menjemputnya karena dia tinggal sendiri.

Nara reverie yang sering dipanggil Ra atau Nara itu adalah gadis yang ceria, dia tinggal sendiri karena kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan, saat kecelakaan itu terjadi Nara berada disekolah. Orangtua Nara memberi peninggalan rumah dan uang yang tidak banyak. Jadi dia mencari uang dengan part time sepulang sekolah di cafe yang tidak jauh dari sekolah.

Dia tinggal dirumahnya sendiri, tanpa sodara. Kenapa dia tidak tinggal bersama bibi atau pamannya? Karena dia tidak ingin dan lebih memilih hidup sendiri walaupun sodara ayah dan ibunya menawarkan.

Dia menoleh ke kanan dan ke kiri saat hendak menyebrang, dipenyebrangan jalan ada orang yang berlawanan arah dengannya juga berjalan menyebrang. Orang itu berjalan dengan kepala menunduk dan tidak toleh kanan kiri, dan entah orang itu tidak melihat keberadaan Nara atau memang sengaja, karena orang itu menyenggol bahu Nara dengan keras sampai Nara terhuyung dan jatuh terduduk di aspal.

Namun saat Nara hendak kembali berdiri, tiba-tiba dia merasa pusing dan memejamkan matanya untuk menetralkan rasa pusing yang dia rasakan.

Disaat dia sedang memejamkan matanya dengan posisi badan terduduk dan tangan yang menyangga badan, tiba-tiba terdengar suara bentakan laki-laki yang seperti mengarah pada Nara.

"Udah gue bilang Sienna, stop ganggu gue, gue muak! Dan jangan ganggu cewe gue juga karna dia gasalah ngerti!" Bentak laki-laki itu dengan suara keras.

Nara yang masih berada diposisi yang sama mengerutkan kening bingung lalu mendongak menatap kedepan dimana suara itu berasal.

Tapi bukannya Nara melihat orang yang berada didepannya, Nara malah terfokus dengan tempat yang berada didepannya ini yang berbeda dengan tempat sebelumnya dia berada. Karna kini Nara berada dilingkungan sekolah, lebih tepatnya berada di kantin. Dia toleh kanan kiri bingung dan panik karena tidak mengetahui dimana dirinya berada.

Lalu dia memegang bahunya yang disenggol orang saat dipenyebrangan tadi, sakit. Rasanya sakit sama seperti pertama kali orang itu menyenggolnya.

"Jangan ngeluh kalo bahu lo sakit, ini salah lo sendiri karena ganggu gue dan cewe gue. Jadi gue gasalah udah dorong lo buat nyelamatin cewe gue" Ucap laki-laki itu kembali mengoceh.

Nara mengangkat wajahnya dan kini pandangan nya terfokus pada laki-laki yang sedari tadi bicara itu dengan sebal, dia berdiri lalu menatap tajam laki-laki itu. "Berisik monyet! Ngoceh mulu kek betina" Ucap Nara tepat didepan wajah laki-laki itu.

Setelah mengucapkan hal itu, Nara melangkah pergi meninggalkan area kantin dengan tangan memegang bahunya. Dan orang-orang dikantin hanya bisa melihat Nara dengan pandangan kaget Apalagi laki-laki yang sedari awal mengoceh pada Nara, orang itu hanya diam membeku.

To Be Continue

AnyWay! Phira kania temen Nara dipanggilnya Nia yaa!

Siapa disini yang suka baca novel dan ngga bisa diganggu kaya Phira? Xixixi

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now