[33] | Disengaja

2.6K 124 0
                                    

Happy Reading!

***

Setelah kejadian tak terduga dimana sebuah mobil dengan kencang menabrak Papi nya, kini Marvin tengah diperiksa di UGD. Mami nya juga datang untuk mengecek keadaan.

Sedangkan Davin langsung mencari pelaku penabrakan tersebut, lalu Sienna sebelumnya juga ada di depan ruang UGD. Numan tidak lama dari sana Davin kembali datang dan membawa Sienna bersamanya untuk pulang. Awalnya Sienna tidak mau, tapi Davin membujuknya sampai Sienna mau.

Jadi kini mereka telah berada di apartement Davin, duduk di atas tempat tidur dengan Davin yang bersandar ke kepala kasur dan Sienna yang bersandar pada Davin sembari Davin yang memeluk Sienna.

"Gimana ketemu ngga Vin?"

"Bentar lagi, orang-orang yang aku suruh lagi cari bukti cctv di taman."

"Gue gatau tuh orang sengaja atau engga, tapi tuh orang sialan banget bawa mobil kek ngajak mati"

"Mungkin mabuk, bagaimanapun juga orang itu memang harus di hukum agar jera, meski jik itu sebuah ketidaksengajaan. Itu konsekuensi dia karena bawa mobil ngga bener, apalagi kalo memang iya lagi mabuk"

"Bener! Kalo ketemu siapa orangnya mau gue kasih pelajaran."

"Pasti dapet hukuman Sienna, tapi pikirin itu nanti aja ya. Sekarang mending tidur"

"Gabisa, gue masih kepikiran Papi gue"

"Papi kamu dijagain Mami kamu, jadi ngga perlu khawatir"

"Tapi gue gabisa tidur"

Davin mengeratkan pelukannya, lalu menepuk punggung Sienna lembut. "Tidur"

"Hmm, tepuk terus enak"

"Iya"

Sienna mulai memejamkan matanya karena tepukan Davin yang menenangkan. Namun baru saja Sienna terlelap, suara ponsel berdering terdengar keras membuat Sienna kembali membuka matanya.

"Ada telpon tuh"

Davin menatap Sienna lembut, dia mengangguk. Lalu matanya menatap ponselnya yang masih berdering, dia berdecak lalu mengangkatnya dengan kesal.

"Kenapa!?"

"Maaf menganggu waktunya, saya sudah menemukan bukti siapa yang telah menabrak mertua anda Tuan"

Sienna melotot terkejut, dia langsung mendudukan dirinya. Lalu merebut ponsel Davin yang masih terhubung.

"Siapa? Siapa pelaku nya?"

"Seorang perempuan yang seumuran dengan anda"

"Nama nya?"

"Clara"

***

Setelah mendapatkan telpon dari orang suruhan Davin. Sienna dan Davin langsung pergi menuju ke tempat dimana orang suruhan Davin menyekap Clara.

Davin menyuruh orang tidak tanggung-tanggung. Bukan hanya mencari bukti, tapi juga menyuruh pelaku itu langsung di tangkap oleh mereka.

Dan sampailah Sienna dan Davin di depan sebuah rumah kecil yang agak jauh dari pemukiman. Dia berjalan masuk dengan Davin yang menggandeng tangannya.

Saat masuk dia melihat kaki dan tangan Clara yang di borgol dan di dudukan di sebuah kursi. Ada tiga orang laki-laki yang menjaga Clara, dimana laki-laki tersebut adalah orang suruhan Davin.

"Ini orangnya Tuan"

Davin hanya mengangguk, lalu kepalanya menoleh pada Sienna. "Kamu mau dia diapain Sienna?"

"Gaperlu di apa-apain sih. Orang gue cuman pengen pelaku nya dapet hukuman yang adil, dan tentu saja bukan dari kita. Cuman gue pengen tau aja, kenapa lo bisa sejauh ini Clara?"

Mulut Clara yang memang tidak ditutup berdecih, dia menatap Sienna dengan tatapan benci. "Kenapa? Tentu aja karena lo ngga layak buat bahagia. Gue gasuka lo bahagia. jadi kalo gue gak bahagia, lo juga jangan."

"Aneh, salah gue apa?"

"Salah lo banyak. Lo buat temen-temen gue dari dulu jaman kita SMP selalu berpihak ke lo, mereka malah lebih pilih temenan sama lo dari pada gue yang temenan sama mereka dari kecil. Lo rebut temen gue dan perhatian semua orang."

"Itu bukan salah gue, gue gak ada kuasa buat hal itu Clara. Kalo mereka ngelakuin hal itu sama lo, berarti mereka ngga tulus jadi temen lo"

"Jangan sok tau!"

Clara memelototi Sienna, marah. "Harusnya lo yang ada di rumah sakit sekarang, atau ngga lo sama Bapak tua itu. Tapi Bapak tua lo itu malah sok pahlawan dan buat dirinya celaka"

"Gak waras lo"

"Sialan lo Sienna! Emang seharusnya dulu gue bunuh lo aja, bukan dorong lo. Kalo gue bunuh lo dari dulu, hidup gue pasti tentram"

"Miris banget" Sienna meringis mendengar ucapan Clara.

Dia tidak tersinggung. Hanya saja merasa miris dengan segala tindakan Clara hanya karena iri dan dendam, Clara bisa melakukan hal apapun hanya karena itu. Dari mencoba melukai batin Sienna sampai raga nya.

"Sienna" Suara Davin menggeram menahan amarah, bukan marah pada Sienna tapi pada Clara. Dia mencoba menahan amarah karena melihat Sienna yang masih terlihat tenang.

Sienna lalu menoleh pada Davin lalu tersenyum kecil, dia mengusap pipi Davin pelan lalu kembali menoleh pada Clara. "Bawa dia ke kantor polisi aja, buat dia bertanggung jawab akan tindakannya. Sekalian beri bukti bukti yang kalian dapet ke pihak kepolisian agar langsung di proses"

"Baik Nona"

"Aishh Nona banget ngga tuh, kaya bangsawan aja gue. Sana bawa Clara, kasian dia, jangan kasar-kasar ya."

Mereka mengangguk lalu membawa Clara pergi dari rumah itu, mereka juga membekap suara Clara agar tidak meresahkan. Tentu saja selama dibawa, Clara memberontak untuk melepaskan diri, tapi untungnya tidak akan bisa lepas karena di pegang dua orang laki-laki.

Davin lalu menoleh pada Sienna. Karena merasa di perhatikan Sienna ikut menoleh pada Davin, lalu mengangkat alisnya bingung dengan tatapan Davin yang tidak biasanya.

Tiba-tiba Davin memeluk Sienna erat, lalu setelah melepasnya dia mengecup dahi Sienna dan menangkup pipi Sienna oleh kedua tangannya.

"Kenapa?" Tanya Sienna.

"Aku sayang sama kamu"

"Gue tau kok"

"Jangan pergi dari hidup aku ya"

Sienna mengerjapkan matanya, saat mendengar ucapan Davin. Sedangkan Davin yang tidak mendengar jawaban Sienna mulai merasa gusar.

"Sienna"

"Hmm"

"Kok diem"

Sienna tersenyum, lalu mengangguk dia lalu menghamburkan badannya ke pelukan Davin. Dan tentu saja Davin membalas pelukan itu dengan erat.

To Be Continue

/11.12.23/

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now