[10] | Mengganjal

4.4K 241 3
                                    

Happy Reading!

***

"Kuku gue jelek banget, kaya kuku ayam. Masa cewek cantik gini kukunya mirip kuku ayam. Pulang sekolah manicure ah, mumpung banyak duit"

Sienna berjalan dikoridor kelas menuju kantin sembari memperhatikan kuku-kuku tangannya. Dia bergumam sepanjang jalan untuk menghilangkan bosan, Sienna juga tidak menghiraukan tatapan aneh dari orang sekitar.

Sesampainya dikantin, dia mengedarkan pandangan mencari tempat kosong. Setelah menemukannya, Sienna berjalan menuju tempat kosong tersebut, saat menuju tempat duduknya, Sienna melewati Abian dan Clara yang sedang duduk bersama. Saat melewati mereka Sienna berjalan acuh, tak menghiraukan keberadaan Abian ataupun Clara, karena sejak awal Sienna telah memutuskan untuk tidak berurusan dengan Abian.

Sedangkan Abian sendiri yang melihat Sienna melewatinya begitu saja, merasakan perasaan yang berbeda. Semakin hari sikap Sienna semakin berbeda, Sienna begitu acuh seakan-akan mereka tidak saling mengenal. Padahal sebelumnya, sikap Sienna padanya sangatlah agresif dan seenaknya, berbeda dengan sekarang. Abian awalnya mengira Sienna memakai trik murahan untuk menarik perhatiannya, tapi beberapa hari ini sikap Sienna semakin berbeda. Bukan hanya menjauh tapi juga menganggap dirinya tidak ada. Abian semakin tidak karuan dengan perasaan yang dia rasakan sekarang.

"Abi nanti pulang anter aku ke Mall ya? Ada yang mau aku beli" ucap Clara sembari memainkan ponselnya.

Clara mengerutkan keningnya karena tidak ada tanggapan dari Abian, dia lalu menoleh pada Abian, dan mendapati Abian yang menatap sosok Sienna dengan tatapan dalam. Raut wajah Clara berubah muram, cemburu dan marah menyatu, Clara mengulurkan tangannya menggapai tangan Abian yang berada diatas meja lalu mencengkramnya erat.

Abian lantas menoleh karena cengkraman Clara pada tangannya, dia mengerutkan keningnya bingung dengan wajah Clara yang suram.

"Kamu kenapa?"

Clara merubah raut wajahnya lalu tersenyum dan menggeleng, dia menepuk lengan Abian. "Nggak apa-apa, kamu makan lagi. Dari tadi keliatan ngga fokus, ngeliatin apasih?" Tanya Clara dengan senyuman yang masih terpatri diwajahnya.

Abian mengelus punggung tangan Clara lalu mengangguk, tidak mempertanyakan raut wajah Clara yang sebelumnya. Clara tersenyum, lalu menoleh kearah Sienna yang sedang menyantap makanannya. Dia menatap Sienna dengan tatapan yang memiliki arti tertentu. Clara menatap Abian, lalu kembali memainkan ponselnya.

Sienna menyandarkan tubuhnya disandaran kursi kantin, lalu mengusap perutnya. Kekenyangan. Sienna mendongak dan mengedarkan pandangan melihat sekitar kantin, berharap menemukan sosok Davin yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya oleh Sienna. Setelah dirinya kehilangan jejak sosok Davin saat dilapangan tadi gara-gara dihalangi Abian, sampai saat ini dia belum juga bertemu kembali dengan Davin.

"Jalan-jalan ke kota kediri, pulangnya beli seledri. Niat hati mencari cinta sejati, tapi sampe sekarang masih sendiri" gumam Sienna berpantun sembari bengong karena bingung.

"Susah banget dapetin si Davin, ngilang mulu kaya orang ditagih hutang" dengus Sienna.

Sienna kembali menatap sekitar area kantin, meneliti setiap cowok yang dia lihat. Apa dia ganti kandidat saja ya? Ternyata setelah dia lihat-lihat, ada beberapa cowok yang masuk kriteria nya. Walaupun yang paling cocok tetap Davin, tapi sepertinya oke juga kalo buat cadangan. Sienna tersenyum geli dengan pemikirannya. Tapi Sienna juga mengangguk merasa pemikirannya itu bisa dia coba, saat sedang menimbang-nimbang apakah harus mencari kandidat cinta sejati lain untuk Sienna asli atau tidak. Tiba-tiba Davin muncul dari arah pintu masuk kantin, Sienna semakin melebarkan senyumnya. Sepertinya Davin tidak mengijinkan hal itu, karena ternyata sosok Davin muncul saat dirinya sedang menimbang pemikiran konyolnya.

Sienna dengan cepat beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kearah Davin. Namun entah sial atau apa karena lagi-lagi langkah Sienna terpaksa harus terhenti karena seorang siswi menabraknya, membuat nampan berisi minuman yang dipegang siswi tersebut jatuh.

"Aduh" Sienna mengusap-usap seragamnya yang basah karena terkena minuman.

Namun anehnya, siswi itu malah terjatuh seakan-akan dirinya yang ditabrak, siswi itu lalu mendongak menatap Sienna dengan mata berkaca-kaca. "Kamu kenapa nabrak aku?" Ucap siswi tersebut yang ternyata adalah Clara.

Sienna mengerjap, menatap Clara dengan raut tidak mengerti. "Lo sehat?"

"Maksud kamu?"

"Lo ngga salah ngomongkan? Gue yang nabrak?" Tunjuk Sienna pada dirinya sendiri.

"Kan emang kamu yang nabrak aku"

"Idih, mau banget lo ditabrak gue? Tapi sorry i'm famous, gue ngga nabrak orang sembarangan."

Clara menatap Sienna dengan mata berkaca-kaca, lalu tiba-tiba datang Abian dengan tatapan terkejut melihat Clara yang jatuh terduduk dilantai dan Sienna yang sebagian seragamnya basah. Dengan segera Abian mendekat pada Clara dan membantunya berdiri, "Kamu kenapa?"

"Aku ngga papa, tadi Sienna ngga sengaja nabrak aku jadinya minumannya jatuh"

Abian menatap Sienna, "Bener Sienna?"

"Buat apa gue nabrak dia"

"Tapi kamu tadi jalannya cepet, ngga liat-liat jalan. Sampe nabrak aku" ujar Clara.

Sienna mengernyit, "Lah lo sendiri yang ngga liat jalan"

"Mending lo minta maaf Sienna,"

"Dan kamu juga Clara. Minta maaf." lanjut Abian mencoba menengahi.

Sienna mendengus, karena malas berdebat Sienna berjalan mendekat pada Clara. Dan Clara pun melakukan hal yang sama. Mereka berhadap-hadapan, lalu Clara mengulurkan tangannya, Sienna menyambut itu "Maaf ya Sienna. Dan jangan ganggu hubungan gue sama Abian lagi ya jalang" Ucap Clara meminta maaf, namun diujung kalimat dia memelankan suaranya, yang mana hanya bisa didengar oleh Sienna.

Sienna melotot, mulai terpancing emosi karena marah disebut jalang. Dengan muka merah menahan amarah, dia mencengkram tangan Clara erat membuat Clara mengaduh, saat Abian hendak menarik Clara. Seorang laki-laki berperawakan tinggi lebih dulu menarik Sienna dari Clara dan membawanya pergi menjauh dari kantin yang sudah dikerumuni orang-orang sejak tadi.

To Be Continue

Mau cerita dikit~

Hari ini aku nulis chapter inituh agak rese karena otakku buntu, bingung mau nulis apa. Padahal outline udah ada tapi tetep masih bingung.


Aku sempet keluar rumah, buat healing bentar. Mungkin aja otak aku ini butuh kesegaran jadi aku beli minuman dan minum ditempat.

Tapi tetep otak ku buntu wkwk.

Makin sebel lagi karena ditempat minuman tadi ada anak kecil teriak-teriak, makin anjlok aja pokoknya wkwk

Tapi untungnya sekarang dah beres sih nulis chapter ini. Mwehehe

___________

Hanya saja! Jika ada penulisan dan tanda baca yang kurang tepat, atau ceritanya aneh, maaf yaa.

Boleh kalian ingetin aku di kolom komentar kalo nemu hal itu, tandain aja. Biar nanti aku revisi hehehe

___________

Dan kalo kalian suka sama cerita ini, vote dan ramaikan cerita ini ya mwehehe

Kamsahamnida yorobun
ʕ≧ᴥ≦ʔ

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now