[29] | Cemburu

2.5K 128 0
                                    

Happy reading!

POV - Davin,
beberapa jam yang lalu

***

Davin cemburu.

Melihat Sienna bisa seakrab itu dengan laki-laki lain membuat dirinya gusar, dia tidak ingin Sienna dekat-dekat dengan laki-laki lain, tapi jika dirinya melarang hal itu pada Sienna, dia takut Sienna malah membenci nya karena merasa terkekang. Dia tidak ingin Sienna pergi dari hidupnya.

Jadi yang bisa Davin lakukan adalah menjauh untuk sementara waktu agar rasa cemburu ini mereda, jadi dia beralasan untuk ke toilet sebentar.

Setelah dirasa dirinya membaik, dia kembali ke kantin. Namun rasa cemburu nya malah kembali bahkan semakin tidak bisa terkontrol, dirinya melihat Sienna yang sangat terlihat bahagia berinteraksi dengan Karel, bahkan disana kini ada Abian yang mana dulu Sienna sangat menyukai nya.

Dia cemburu. Ingin sekali menyingkirkan laki-laki itu dari sisi Sienna, tapi lagi-lagi Davin menahan itu dan memilih untuk pergi, bahkan berencana untuk pulang ke apartemennya.

Dia menatap Sienna sebentar lalu membalikkan badannya dan berlalu dari kantin, namun dipertengahan jalan langkah Davin malah di hadang oleh Clara, Davin yang memang dalam mood yang buruk hendak menyingkir, tetapi langkahnya terus di halangi. Dia lalu menatap Clara tajam. Sedangkan Clara hanya mengulas senyum tipis.

"Hai Davin, lo pacarnya Sienna kan? Kalo iya berarti kita bakalan jadi sodara, soalnya gue sodara nya Sienna" Clara memulai pembicaraan dengan nada dilembut-lembutkan.

Davin hanya diam, tidak menjawab ucapan Clara.

"Kenalin ya, Clara. Kita harus lebih akrab biar Sienna nyaman punya sodara dan kekasih yang sama-sama akrab iyakan?"

Davin berdecih. "Oh iya lo mau ngga-" ucapan Clara tidak berlanjut saat ujung matanya melihat Sienna yang berdiri mematung di belakang Davin, Clara lalu menyeringai kecil dan tiba-tiba menghamburkan dirinya memeluk Davin.

Davin yang terkejut sontak menahan badan Clara, lalu setelah keterkejutannya reda dia langsung mendorong Clara menjauh darinya dengan keras sampai membuat Clara tersungkur jatuh.

Kini kesabaran Davin sudah habis, dia melotot marah pada Clara. "Jangan lancang! Dasar murahan." Sentak Davin marah.

Kejadiannya begitu cepat, Davin tidak memprediksi Clara memeluknya di tempat umum. Davin sangat ingin memberi pelajaran pada Clara, namun akan sangat berbahaya jika dirinya melakukan kekerasan fisik pada Clara di sekolah, ditambah lawan Davin adalah perempuan.

Dia menatap Clara marah, saat melihat arah mata Clara dia ikut menoleh ke belakang, namun dirinya tidak melihat siapapun. Davin lalu kembali menatap kearah depan dan berjalan melewati Clara dengan kaki nya yang sengaja menendang kaki Clara sampai membuat Clara memekik sakit.

Davin tidak menghiraukan pekikan sakit Clara, atau beberapa murid yang melihatnya. Dia tetap melenggang pergi menjauh dengan aura yang mencekam.

***

Kini Davin berada di apartement nya, sedang duduk di sofa ruang TV namun matanya tidak fokus mengarah pada TV yang menyala, melainkan pada pintu apartement. Dia mengharakan kedatangan Sienna.

Setelah dirinya pergi dari hadapan Clara dalam keadaan marah, Davin langsung pulang tanpa menghiraukan peraturan sekolah.

Setelah berada di apartement, dia sempat tertidur namun dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia sering terbangun karena merasa tidak nyaman, biasa dirinya tidur di kamar ini dengan memeluk Sienna dan sekarang dirinya sedang merajuk mana bisa dia meminta Sienna untuk menginap. Davin menginginkan Sienna datang dan peka akan perasaannya.

Jadi Davin memilih bangun dan duduk di ruang TV, sudah hampir dua jam dirinya duduk disana dengan mata sesekali menoleh kearah pintu berharap Sienna datang membujuknya. Tapi sampai sekarang Sienna tidak juga kunjung datang.

Rasa kesal kembali datang, dirinya cemburu. Tapi sekarang dia merindukan Sienna, jika Sienna tidak juga kunjung datang, Davin tidak akan tenang.

Dengan kesal, Davin beranjak dari duduknya lalu mengambil kemeja untuk digunakan. Dirinya memilih menurunkan ego nya untuk menemui Sienna, Davin tidak bisa hanya diam saja seperti ini menunggu Sienna datang.

Dengan tergesa dia keluar dari apartement dan berjalan hendak menuju lift, namun langkahnya terhenti di tengah jalan saat dia melihat Sienna yang mematung di dekat lift dengan mata mengarah pada salah satu unit apartement.

Davin lalu berlari kecil menuju Sienna dan menepuknya pelan untuk menyadarkan Sienna dari lamunan.

"Sienna"

"Eh Davin!" Sienna menoleh pada Davin, lalu matanya kembali menatap unit itu.

"Ada apa? Kenapa kamu ada disini?"

"Gue liat Gisman, Bapa tiri gue masuk ke unit itu sama perempuan muda yang tentu aja itu bukan Mami gue kan?" Gumam Sienna pelan.

To Be Continue

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now