[8] | Cinta sejati (?)

4.7K 241 4
                                    

Happy Reading!
Ramaikan kolom komentar yAa
Barudak welL ><

***

"Dimana?"

"Di hatimu"

Sienna terkekeh setelah mengucapkan hal itu, lalu dia menoleh ke spion motor untuk menatap wajah Davin dari kaca spion. Wajah datar Davin menatap Sienna balik lewat kaca spion dengan pandangan lempeng, tidak menanggapi candaan Sienna.

Siapa sangka! Yang menarik Sienna dari kerumunan tadi adalah Davin, yang dari awal terlihat acuh pada kehadiran Sienna. Dan tiba-tiba saat dirinya berada diposisi tidak mengenakan Davin datang menolongnya. Dan tentu saja Sienna senang! Karena mungkin saja ini adalah titik awal Davin mulai menerima sosok Sienna.

"Dimana?" Kembali Davin mengulang ucapannya.

"Gamau pulang, mau nya digoyang!"

Davin dengan tiba-tiba menancap gas membuat sepeda motor yang dikendarainya melaju semakin cepat. "Buset" Sienna berteriak panik, lalu dengan reflek Sienna langsung memegang sisi pinggang Davin yang terbalut crewneck.

Davin kembali memelankan laju motornya dan menghempaskan tangan Sienna yang berada dipinggangnya. "Lepas"

"Oke mas bro, selow! Ini panik doang kok ngga modus. Modus dikit deh hehe"

Davin mendengus mendengar ucapan Sienna, "Dimana?" Ulang Davin.

"Serius gue gamau pulang, mau nya di-"

"Diem. Jangan ngomong sembarang" Davin memotong ucapan Sienna, karena mendengar Sienna seperti hendak mengulang ucapan sebelumnya.

"Tapi gue serius! Gue gamau pulang. Bosen dirumah" Keluh Sienna.

Sienna cemberut, mengedarkan pandangan menatap jalanan yang dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang. Lalu Sienna tiba-tiba tersenyum saat sebuah rencana terbesit di otaknya. "Nonton yuk, Dav!"

"Ngga"

"Yah ayodong, temenin gue. Entar gue kasih ice cream"

Davin kembali mendengus, "Gue bukan anak kecil"

"Terus apa? Peri kecil ayah?" Sienna tertawa.

Davin yang tidak mengerti ucapan Sienna hanya mengerutkan kening bingung. Sienna berdeham saat tidak ada tanggapan dari Davin.

"Gimana Dav?"

"Apa?"

"Mau jadi pacar gue?"

Davin mengerem dadakan karena terkejut dengan ucapan asal Sienna. Untung di belakang mereka jarak antar kendaraan tidak dekat, jadi tidak menimbulkan kecelakaan.

"Eh kok ngerem sih Dav, entar celaka!"

"Lo!"

"Gue apa?"

"Jangan bicara sembarang"

"Lah salah aku apa mas?"

"Diem"

Sienna mengerucutkan bibirnya sebal, "Nonton yah Dav, jangan pulang. Gue gak bakalan ngasih tau alamatnya sebelum lo temenin gue nonton!" Kekeh Sienna.

Davin tidak menggubris ocehan Sienna dan tetap menjalankan vespa maticnya, dan walau Davin terlihat acuh pada Sienna. Davin tetap mendengarkan Sienna, dan kini arah kendaraan Davin menuju Mall untuk menonton bioskop, memenuhi keinginan Sienna.

***

"Ih lo liat ngga sih tadi pemeran utama cowok nya gagah banget! Kulitnya Tan kecoklatan eksotis banget, the real big boy!"

Sekeluarnya mereka dari bioskop, dan selama mereka berjalan untuk keluar dari Mall. Sienna terus mengoceh membicarakan alur cerita film yang ditonton barusan, bahkan sampai pemerannya pun Sienna bahas. Dan Davin hanya diam mendengarkan tidak menanggapi ocehan Sienna.

Selama didalam bioskop pun Davin hanya diam, fokus dengan layar lebar didepannya. Dan Sienna juga fokus menonton, tapi karena pemeran dalam filmnya memiliki paras yang rupawan Sienna selalu mengoceh bereaksi berlebihan setiap laki-laki pemeran utama itu muncul. Sampai film selesai dan mereka telah keluar area bioskop, ocehan Sienna tidak juga mereda.

"Cari big boy dimana ya? Jadi pengen punya pacar kaya dia" Sienna tersenyum, mulai menghalu memiliki pacar berperawan tinggi gagah dan tampan.

Sienna menoleh pada Davin yang sedari tadi hanya diam, Sienna memindai Davin dari atas sampai bawah lalu tersenyum. "Hmm. Lo juga ternyata lumayan gagah, gue baru sadar. Lo juga tinggi. Kalo soal rupa lo ganteng, walaupun tetep gantengan sunghoon gue hehehe"

Davin menoleh pada Sienna, saat Sienna menilai perawakan dan rupa Davin. Davin hanya menatap Sienna datar tanpa minat.

Sienna tersenyum saat Davin menatapnya, "Lo mau jadi pacar gue ngga?"

Davin langsung mengalihkan pandangan, dan berdeham keras saat mendengar ucapan nyeleneh Sienna. "Gimana Dav mau ngga? Lo juga termasuk big boy nih, gue demen bigboy rupawan. Mau ngga? Ma-"

Suara Sienna tidak berlanjut karena tiba-tiba Davin membekap mulutnya dan menariknya keluar dari dalam Mall. Sienna sendiri hanya diam mengikuti, walau sebenarnya kesal dengan tindakan Davin.

***

Hening.

Tidak ada suara sedikitpun entah itu dari Sienna, apalagi Davin. Mereka kini masih diperjalanan pulang, Sienna masih menampilkan wajah cemberut karena kesal dengan Davin. Maka dari itu Sienna hanya diam sedari tadi.

Davin sendiri, tidak merasa terganggu dengan wajah masam Sienna, tetap tenang mengendarai motornya dijalanan malam. Dan selama puluhan menit suasana diantara mereka benar-benar hening, sampai dimana Davin hendak bertanya tempat tinggal Sienna. Dia melihat Sienna di kaca spion yang seperti menahan kantuk, saat hendak bersuara kepala Sienna terantuk dengan kepala Davin, dan dengan reflek Davin langsung menahan kepala Sienna dipundaknya.

Davin memelankan laju motornya dan berhenti dipinggir jalan, dia menoleh ke belakang dimana Sienna benar-benar sudah tertidur. Tadinya Davin hendak membangunkan Sienna, hanya saja saat melihat wajah Sienna yang terlihat lelah Davin mengurungkan niatnya dan memilih membiarkan Sienna tertidur.

Davin diam sejenak, menatap sekitar lalu membenarkan posisi duduknya dan Sienna. Setelah itu Davin mengambil kedua tangan Sienna untuk memeluk pinggangnya, dia menggenggam kedua tangan Sienna, Davin takut jika dirinya melepaskan cekalannya pada Sienna, Sienna akan terjatuh. Dia memposisikan kepala Sienna dan mulai melajukan motornya pelan-pelan.
Dikarenakan dirinya tidak mengetahui tempat tinggal Sienna, dia membawa Sienna menuju apartement nya.

Sesampainya di apartement nya, Davin membopong Sienna ala bridal style dan membawa Sienna masuk ke dalam apartement nya. Dia menidurkan Sienna ditempat tidurnya, melepas sepatu dan menyelimuti Sienna.

Davin berdiri dan menatap intens wajah Sienna yang tertidur pulas, selama beberapa menit Davin berada diposisi itu, lalu dia mulai berjalan keluar kamar menuju sofa depan TV untuk beristirahat.

To Be Continue

Pernah ada yang ngalamin tidur dimotor? Agak susah ya kalo tidur dimotor, biasanya emang kalo ngga dipegang tangannya tuh suka di iket pake kain gt biar ngga jatuh.

Nah dikarenakan gaada kain jadi dipegangin biar ngga jatuh, terus palingan ya kepalanya terantuk-antuk aja karena gaada yang nahan wkwk

Next chapter?

COME; SIENNARA [END]Where stories live. Discover now