[12] | Davin (?)

4.1K 226 4
                                    

HAPPY READING!

***

Beberapa jam sebelumnya, di tempat yang berbeda. Seorang laki-laki menatap ponselnya dengan senyuman kecil terpatri diwajahnya. Dia merasa geli dengan pesan yang dikirim orang disebrang sana.

Setelah beberapa menit, tidak ada pesan masuk kembali. Dirinya menatap pesan itu lama, dia mengetikan pesan diponselnya, namun kembali dia hapus dan kembali hanya dia tatap. Berharap ada pesan masuk lagi dari orang yang sama.

Tapi setelah sepuluh menit, tidak juga ada pesan masuk kembali. Dirinya gatal ingin mengetik balasan, tapi dia menahannya dan lebih memilih diam tidak membalas apapun.

Dia menghela nafas lalu keluar dari roomchat karena tidak kunjung ada pesan masuk kembali. Dia memilih beranjak dari tidurnya dan memilih mendudukan diri dimeja belajar untuk mengerjakan tugas.

Waktu telah menunjukan pukul delapan malam dan tiba-tiba sebuah notifikasi pesan kembali masuk, dirinya yang masih berada dimeja belajar langsung beranjak dan mengambil ponselnya yang ada diatas tempat tidur.

Saat membuka notifikasi pesan, ternyata orang yang dia harapkan yang mengiriminya pesan. Dia tersenyum, namun saat membaca pesan yang dikirimkan, dia melunturkan senyumnya dan mencengkram ponselnya erat.

"Davin"

"Iya bunda" Davin menoleh kearah sumber suara.

"Ini susu nya diminum dulu sebelum tidur"

"Mm iyaa bun" Davin menghela nafas, mencoba menetralkan rasa tak enak dihatinya lalu menghempaskan ponselnya sembarangan.

***

Davin duduk dipinggir lapangan dibawah pohon sedang membaca buku, tapi matanya tidak selalu mengarah ke buku yang dia pegang, karena sesekali matanya menatap kearah gerbang sekolah. Menunggu seseorang datang.

Namun saat orang yang ditunggunya muncul, Davin berpura-pura tidak melihatnya dan sibuk dengan buku yang dia pegang.

"Heyy, ke surabaya beli semanggi, ke bali beli kue serabi. Selamat pagi kamu yang ada dihati, apa kabarmu hari ini?" Seruu Sienna dengan semangat menghampiri Davin.

Davin mendongak lalu mendengus melihat wajah berseri-seri Sienna, dia menunduk untuk kembali membaca buku, tapi disela bacaannya dia tersenyum tipis mengingat wajah berseri-seri Sienna, senyumnya sangat tipis hingga Sienna yang berada di depan Davin pun tidak menyadarinya.

Sienna berjongkok dihadapan Davin dan menatap Davin dengan intens, merasa diperhatikan Davin kembali mendongak dari buku bacaannya, dan mendapati Sienna yang menatapnya. Davin mengangkat alis bingung, karena melihat Sienna menatapnya dengan tatapan yang aneh.

"Kenapa?"

"Ngopi pagi dipinggir kali, kece juga kamu hari ini" Sienna menjawabnya dengan pantun, dan dia tersenyum geli saat Davin melengos mengalihkan pandangan dari Sienna.

Sienna tidak merasa sakit hati melihat respon Davin, dirinya merasa itu lucu dan semakin yakin untuk mengejar Davin untuk Sienna asli. Dirinya juga melupakan kekesalannya semalam karena Davin mengabaikannya. Sekarang Sienna kembali bersemangat mengejar calon cinta sejati Sienna asli.

Dia berdiri lalu berkacang pinggang. "Karena lo diem terus, pulang sekolah bareng ya! Awas kalo ninggalin." Ucap Sienna berpura-pura berbicara dengan nada kesal karena di abaikan.

Sienna membalikan badannya lalu pergi menjauh dari hadapan Davin, Davin sendiri hanya diam. Namun saat merasa langkah Sienna telah jauh, dia mendongak dan menatap kepergian Sienna.

***

"Davin!" Seru Sienna sembari berlari menuju Davin yang berada diparkiran.

Setelah di depan Davin, Sienna berkacak pinggang dengan nafas ngos-ngosan. "Syukur lo belum pergi, padahal gue telat sepuluh menit keluar dari kelas, jangan salahin gue karena telat ya, salahin miss ikke yang gamau pulang. Untung lari gue cepet jadi ngga ditinggalin kan"

Sienna berucap bangga karena merasa berkat lari nya yang cepat dia bisa mengejar Davin. Padahal yang sebenarnya, Davin sendiri yang memang tidak berniat pergi dan memilih menunggu Sienna sampai Sienna datang.

Davin menatap Sienna yang masih mengatur nafasnya, dia hanya diam tidak menjawab ucapan Sienna. Davin mengenakan helmnya, lalu Davin kembali menatap Sienna.

"Sienna"

"Apa gan—" Sienna tidak melanjutkan ucapannya karena tiba-tiba sebuah helm melayang kearahnya. Dengan panik Sienna menangkap helm tersebut yang untungnya dapat dia tangkap.

Sienna mendelik pada Davin yang lempeng-lempeng saja, lalu Sienna mengenakan helmnya. Davin sendiri sudah berada diatas motor menunggu Sienna mengenakan helm.

Setelah selesai memakai helm, Sienna berjalan menuju motor vespa Davin. Namun saat hendak naik ke atas motor, suara laki-laki menghentikan gerakannya.

"Sienna tunggu!"

"Eh?"

"Sienna gue mau bicara sebentar, bisa?"

Sienna menatap Abian yang ngos-ngosan didepannya, terlihat bahwa Abian berlari untuk menuju kearahnya. Saat Sienna hendak bersuara, menjawab ucapan Abian. Tiba-tiba tangannya dicekal oleh Davin dan ditarik untuk cepat-cepat naik ke atas motornya. Sienna yang tidak siap hanya mengikuti tarikan Davin. Dan lagi, saat Sienna hendak kembali bicara pada Abian untuk menolak ajakannya, motor Davin telah melaju pergi tidak menghiraukan keberadaan Abian dan meninggalkan kawasan sekolah.

Diperjalanan pulang, Sienna tiba-tiba menggeplak helm Davin kesal. "Lo ngga sopan"

Davin berdecak, "Terserah gue."

To Be Continue
Absen dong disini, kumaha damang?

COME; SIENNARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang